Analisis Taraf Kesukaran Analisis Daya Pembeda

51

3.2.4.3 Analisis Taraf Kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional Sudjana, 2005:135. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Menurut klasifikasi puspendik sebagaimana dikutip oleh Zulaiha 2007:34, tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: Keterangan : : Taraf Kesukaran Soal Uraian : Rata-rata skor siswa : Skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini tabel kriteria taraf kesukaran soal: Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Kriteria Taraf Kesukaran Kategori Sukar Sedang Mudah 52 Berdasarkan analisis uji coba diperoleh 9 soal dengan kriteria mudah yaitu soal nomor 1, 2, 8, 14, 15, 17, 20, 22, dan 26; 23 soal dengan kriteria sedang yaitu soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 16, 18, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, dan 36; dan 6 soal dengan kriteria sukar yaitu soal nomor 13, 19, 21, 34, 37, dan 38. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

3.2.4.4 Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai berkemampuan rendah. Bagi soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun bodoh, maka soal tersebut termasuk tidak baik karena tidak mempunyai daya pembeda Suharsimi, 2007:211. Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan siswa yang pandai dan yang kurang pandai. Teknik yang digunakan adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-rata mean yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item. Menurut Zulaiha 2008:28, daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan rumus: Keterangan : : Daya Pembeda Soal Uraian : Rata-rata skor siswa pada kelompok atas : Rata-rata skor siswa pada kelompok bawah : Skor maksimum yang ada pada pedoman penskoran 53 Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda soal diatas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Berikut ini tabel kriteria daya pembeda soal: Tabel 3.3 Kriteria Daya pembeda Kriteria Daya Pembeda Kategori Diterima Diperbaiki Ditolak Zulaiha, 2008:28 Dari 25 soal yang telah diujicobakan diperoleh 35 soal dengan kriteria diterima yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 35, 37, dan 38; tiga soal dengan kriteria diperbaiki yaitu nomor 1, 7, dan 20. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13.

3.2.5 Penentuan Instrumen

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN QUESTION CARD PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP

5 36 197

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK

1 14 207

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN HANDOUT TERHADAP MATHEMATICS SELF EFFICACY DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DI SMP

0 12 242

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PETA KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA.

0 5 28

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif serta Disposisi Matematis Siswa melalui Pembelajaran Problem Based Learning.

1 8 13

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH.

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18