5.2. Pengaruh Motivasi terhadap Keberadaan Jentik
Motivasi responden dalam penelitian adalah motivasi intrinsik yaitu kemauan, kemampuan dan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi insentif dan kesempatan.
5.2.1. Pengaruh Motivasi Intrinsik Kemauan terhadap Keberadaan Jentik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada umumnya memiliki kemauan dalam melakukan pemeriksaan jentik yang baik 70,3, lebih banyak
76,6 ditemukan wilayah kerjanya tidak ada jentik yaitu 95. Hasil uji statistik chi square menunjukkan dari 45 responden yang memiliki
kemauan baik, 38 orang 84,4 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Sementara dari 19 responden yang memiliki kemauan kurang baik, 11 orang 57,9 wilayah kerjanya
tidak ada jentik. Ada pengaruh kemauan dengan keberadaan jentik. Namun berbeda dengan hasil uji regresi logistik berganda, variabel kemauan tidak memengaruhi
secara bermakna terhadap keberadaan jentik. Kondisi ini diindikasikan bahwa kemauan Jumantik dalam melakukan pemeriksaan jentik yang baik dan kurang baik
belum dapat menjamin keberadaan jentik di Kecamatan Tampan dan Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Penelitian Kasad 2010, yang berbeda bahwa ada
pengaruh yang bermakna antara variabel kemauan terhadap adanya kasus demam berdarah Dengue yang selama ini terjadi di Kota Langsa.
Kemauan merupakan kunci utama untuk tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab kesempatan dan kemampuan yang cukup belum
merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya minat masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk turut membangun Mardikanto, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Kemauan motivasi berkaitan dengan kebutuhan. Manusia selalu mempunyai kebutuhan yang diupayakan untuk dipenuhi. Kemauan juga merupakan faktor
pendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu faktor pendorong prilaku seseorang. Kemauan sangat dipengaruhi oleh persepsi diri yang di
miliki oleh seseorang, dan persepsi itu muncul dari satu rangkaian peroses yang terus menerus dalam diri individu seseorang dalam menghadapi lingkungan sekitarnya
Makmur, 2008. Pada umumnya responden memiliki sikap suka rela menjadi Jumantik. Namun
ada ditemukan Jumantik kurang baik disebabkan karena pekerjaan sebagai Jumantik merupakan pekerjaan sosial yang waktu pelaksanaan tidak terjadwal dengan tepat.
Pemeriksaan jentik dilakukan 2 kali sebulan dengan melaporkan hasil temuan di lapangan setiap bulannya ke puskesmas. Sehingga sewaktu melakukan pemeriksaan
jentik kurang teliti dan penyampaian laporan bulanan ada yang terlambat. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemauan Jumantik di Kecamatan Tampan dan
Kecamatan Marpoyan Damai perlu kiranya pemberian insentif lebih besar daripada mereka terima saat ini. Selain itu, perlu juga diselenggarakan lomba antara Jumantik
dengan kriteria mendapatkan insentif yang lebih besar apabila wilayah kerja bebas angka jentik.
5.2.2. Pengaruh Motivasi Intrinsik Kemampuan terhadap Keberadaan Jentik