5. Kemampuan
Dari 49 responden yang memiliki kemampuan baik, 42 orang 85,7 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari 15 responden yang memiliki kemampuan kurang
baik, 8 orang 53,3 wilayah kerjanya ada jentik. Ada pengaruh kemampuan dengan keberadaan jentik.
6. Insentif
Dari 40 responden yang menyatakan insentif sesuai, 35 orang 87,5 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari 24 responden yang menyatakan insentif kurang
sesuai, 14 orang 58,3 wilayah kerjanya ada jentik. Ada pengaruh insentif dengan keberadaan jentik.
7. Kesempatan
Dari 45 responden yang menyatakan kesempatan baik, 39 orang 86,7 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari 19 responden yang menyatakan kesempatan
kurang baik, 10 orang 52,6 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Ada pengaruh kesempatan dengan keberadaan jentik.
4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan analisis bivariat bahwa variabel independen perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan dan motivasi intrinsik: kemauan dan kemampuan,
dan ekstrinsik: insentif dan kesempatan dapat dilanjutkan ke analisis multivariat karena hasil uji chi-square nilai p0,25. Kemudian untuk mengetahuai hasil uji
regresi logistik berganda yang bertujuan untuk melihat pengaruh variabel
Universitas Sumatera Utara
independen terhadap variabel dependen serta untuk meramalkan seberapa jauh variabel independen yaitu keberadaan jentik memberikan kontribusi terhadap variabel
dependen seperti diuraikan Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Perilaku dan Motivasi terhadap Keberadaan Jentik
No Variabel
Β P value
Expβ
1. Tindakan
2,259 0,009
9,573 2.
Motivasi Intrinsik Kemampuan 2,216
0,015 9,169
3. Motivasi Ekstrinsik Insentif
1,725 0,042
5,610 4.
Motivasi Ekstrinsik Kesempatan 1,825
0,035 6,205
5. Constant
-4,198 0,000
0,015 Pada Tabel 4.18 diperoleh hasil uji regresi logistik berganda bahwa ada
empat variabel yang berpengaruh terhadap keberadaan jentik yaitu tindakan Jumantik, kemampuan, motivasi insentif, dan kesempatan karena memiliki nilai
p0,05. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa variabel yang dominan memengaruhi keberadaan jentik adalah variabel tindakan dengan nilai koefisien
regresi exp β 9,573, sehingga dapat disimpulkan bahwa Jumantik yang melakukan
tindakan dengan baik berpeluang 9,573 kali lebih menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik melakukan pemeriksaan jentik
kurang baik. Variabel motivasi intrinsik insentif diperoleh nilai exp
β sebesar 5,610 sehingga dapat disimpulkan bahwa Jumantik yang merasa sesuai dengan insentif
yang diterimanya sebagai balas jasa dalam melakukan pemeriksaan jentik berpeluang
Universitas Sumatera Utara
5,610 kali lebih menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik tidak sesuai dengan pemberian insentif.
Secara keseluruhan uji secara serentak dapat dijelaskan dari nilai overall percentage Lampiran 2 yang ditunjukkan pada uji regresi logistik 85,9, artinya
variabel Jumantik melakukan pemeriksaan jentik dengan baik didukung dengan kemampuan yang baik pula dan diberikan insentif serta didukung dengan
ketersediaan waktu dan tempat melaksanakan pemeriksaan jentik di lapangan mampu menjelaskan keberadaan jentik sebesar 85,9 dan selebihnya 15,1 dipengaruhi oleh
variabel atau faktor lain yang tidak diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru diketahui perilaku Jumantaik yaitu pengetahuan,
sikap dan tindakan dan motivasi yaitu kemauan, kemampuan, motivasi insentif dan kesempatan yang dapat memprediksi penurunan keberadaan jentik dengan
menggunakan uji regresi logistik ganda hanya 4 variabel yaitu tindakan, kemampuan, motivasi insentif dan kesempatan dalam mendukung melaksanakan pemeriksaan
jentik.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok umur responden pada umumnya
dalam kelompok 41 sampai dengan 50 tahun yaitu 33 orang 51,6 dikarenakan penduduk yang berusia muda lebih memilih melakukan pekerjaan lain yang
menghasilkan pendapatan lebih banyak. Responden telah menamatkan pendidikan SMA yaitu 36 orang 56,3. Responden yang berusia lebih tua cenderung lebih
mempunyai rasa keterikatan atau komitmen dalam melaksanakan pemeriksaan jentik dibandingkan dengan yang berusia muda sehingga meningkatkan keseriusan dalam
bekerja. Responden telah bekerja menjadi Jumantik dibawah 2 tahun yaitu 49 orang
76,6 karena pengangkatan Jumantik dengan menerbitkan SK Kelurahan pada tahun 2011, dimana anggota yang lama telah berganti dengan jumantik anggota baru
lainnya. Hasil perhitungan diperoleh keberadaan jentik di Kecamatan Marpoyan Damai berdasarkan House Indeks HI adalah 98. Keberadaan jentik di Kecamatan
Tampan berdasarkan House Indeks HI adalah 97. Kondisi disebabkan di
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Tampan penduduknya lebih padat dibandingkan Kecamatan Marpoyan Damai. Kedua kecamatan ini memiliki rata-rata keberadaan jentik di atas 97,5
telah mencapai target Angka Bebas Jentik Nasional 95 karena waktu penelitian bertepatan dengan musim panas di kota Pekanbaru.
5.1. Pengaruh Perilaku terhadap Angka Bebas Jentik