Pengaruh Tindakan terhadap Keberadaan Jentik

hal ini Jumanti merasa jentik yang didata merupakan sumber penyakit yang harus diberantas atau dimusnahkan agar penyakit tidak terjangkit kepada masyarakat yang merupakan tugas bagi kader kesehatan.

5.1.3. Pengaruh Tindakan terhadap Keberadaan Jentik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada umumnya sudah melakukan pemeriksaan jentik dengan baik 73,4, lebih banyak 76,6 ditemukan wilayah kerjanya tidak ada jentik 95. Hasil uji statistik chi square diperoleh dari 47 responden yang memiliki tindakan baik, 41 orang 87,2 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari 17 responden yang memiliki tindakan kurang baik, 9 orang 52,9 wilayah kerjanya ada jentik. Ada pengaruh tindakan dengan keberadaan jentik. Jumantik telah melakukan tugas mencatat semua hasil kerja pemeriksaan jentik dalam formulir laporan dan dilaporkan setiap bulan sekali ke Puskesmas Marpoyan Damai dan Puskesmas Tampan serta memantau kejadian DBD apabila ada masyarakat yang menderita, dilaporkan langsung ke puskesmas tersebut. Kondisi ini didukung dengan masa kerja Jumantik ada di atas 2 tahun sehingga memiliki pengalaman yang sudah baik tentang pemeriksaan pemantauan jentik di lapangan. Data temuan di lapangan bahwa Kecamatan Marpoyan Damai berdasarkan House Indeks HI adalah 98. Demikian pula Angka Bebas Jentik di Kecamatan Tampan berdasarkan House Indeks HI adalah 97. Kedua kecamatan ini memiliki rata-rata keberadaan jentik di atas 97,5 telah mencapai target Angka Bebas Jentik Nasional 95 Universitas Sumatera Utara Tugas Jumantik adalah memantau keberadaan jentik tiap rumah, menghitung Angka Bebas Jentik ABJ, memberikan peringatan tentang 3M Plus kepada masyarakat dan apabila ada kejadian DBD di lingkungan sekitar maka sebagai kader melaporkan kepada puskesmas terdekat Depkes RI, 2008. Berdasarkan uji regresi logistik berganda, variabel tindakan memengaruhi secara bermakna terhadap keberadaan jentik di Kecamatan Tampan dan Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru p=0,0090,05. Sejalan dengan penelitian Putra 2011 menunjukkan bahwa peran Jumantik memengaruhi pelaksanaan PSN secara signifikan. Peran Jumantik dalam melakukan pemeriksaan jentik merupakan faktor yang penting untuk mengefektifkan pelaksanaan PSN di wilayah Sawojajar, sehingga dapat mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue. Tugas Jumantik adalah memantau keberadaan jentik tiap rumah dan menghitung Angka Bebas Jentik ABJ berdasarkan House Indeks HI, memberikan peringatan tentang 3M Plus kepada masyarakat dan apabila ada kejadian DBD di lingkungan sekitar maka sebagai kader melaporkan kepada puskesmas terdekat Depkes RI, 2008. Dalam hal ini Jumantik cenderung melaksanakan tugasnya dengan baik disebabkan latar belakang pendidikan mayoritas SMA dan pernah menjadi Kader. Walaupun dalam jawaban responden Jumantik sebagian tidak memakai pakaian seragam Jumantik dan PIN saat bertugas tetapi mereka sudah baik dalam memberikan menyuluhan dan menganjurkan kepada warga agar menutup Universitas Sumatera Utara setiap penampungan air dan memantau jentik baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Program pemberantasan vektor DBD ditekankan pada pembersihan jentik nyamuk, hal ini membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat agar pemberantasan nyamuk dapat bersifat lebih panjang dan berkesinambungan. Model penyadaran pada masyarakat dapat lebih efektif jika dilakukan oleh kader kesehatan atau tokoh masyarakat misalnya istri Ketua RT, ketua karang taruna, istri kyai dan sebagainya karena tokoh panutan ini Kusumawati, 2008. Tindakan Jumantik dalam melaksanakan pemeriksaan jentik yang baik di lapangan tentunya dengan usaha dan kemampuan melakukan pemeriksaan jentik, baik di dalam rumah maupun di luar rumah, memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan nyamuk dengan memberantas tempat-tempat berkembang biak nyamuk jentik dan mencatat serta melaporkan pengamatan ke tenaga kesehatan setiap bulan. Hal ini disebabkan responden memiliki keinginan dan kemauan menjadi Jumantik secara suka rela karena pernah menjadi kader tenaga kesehatan dan memperoleh imbalan insentif sebesar Rp. 50.000,- setiap bulannya. Terbukti dengan hasil uji statistik bahwa Jumantik yang melakukan tindakan dengan baik berpeluang 9,573 kali lebih besar menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik melakukan pemeriksaan jentik kurang baik. Universitas Sumatera Utara

5.2. Pengaruh Motivasi terhadap Keberadaan Jentik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Langsa

3 42 166

Hubungan Kinerja dan Motivasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) terhadap Kasus DBD di Wilayah Kelurahan Kauman Kota Blitar

1 10 20

PENGARUH KEBERADAAN SISWA PEMANTAU JENTIK AKTIF DENGAN KEBERADAAN JENTIK DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2013

0 21 179

Penggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)

0 12 69

PERILAKU PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 3 5

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 2 10

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 1 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 7

PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kes

0 5 18