Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Insentif terhadap Keberadaan Jentik

merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa Robbins Timonthy, 2009. Setiap satu bulan sekali dilakukan pertemuan Jumantik di kelurahan maupun puskesmas. Jumantik diberi penyuluhan tentang kesehatan seperti penyakit-penyakit yang sering muncul pada masyarakat, perilaku hidup bersih dan tata cara pencegahannya. Kesempatan ini membuat Jumantik memiliki wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan dan mampu memberikan penyuluhan secara baik pula. Walaupun kesempatan ini ada Jumantik yang tidak dapat hadir tetapi sebelumnya mereka sudah dibekali buku pedoman dalam melaksanakan tugas pemeriksaan jentik. Hasil penelitian bahwa Jumantik yang mampu melakukan pemeriksaan jentik dengan baik berpeluang 9,169 kali lebih besar menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik tidak mampu melakukan pemeriksaan jentik. Jumantik yang telah memiliki pekerjaan tentunya sudah memiliki penghasilan sendiri. Jumantik lebih memilih menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti berbagai penyuluhan yang diselenggarakan oleh kelurahan maupun puskesmas.

5.2.3. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Insentif terhadap Keberadaan Jentik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada umumnya merasa insentif yang diberikan sudah sesuai dengan harapannya 62,5 karena frekuensi pemeriksaan Jumantik hanya 2 kali selama sebulan. Hasil uji statistik chi square menunjukkan dari 40 responden yang menyatakan insentif sesuai, 35 orang 87,5 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari Universitas Sumatera Utara 24 responden yang menyatakan insentif kurang baik, 14 orang 58,3 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Ada pengaruh insentif dengan keberadaan jentik disebabkan Jumantik lebih banyak ibu berstatus ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga Jumantik memiliki waktu yang luang untuk melaksnaakan pemantauan jentik. Demikian juga hasil uji regresi logistik berganda, variabel motivasi ektrinsik insentif memengaruhi secara bermakna terhadap keberadaan jentik di Kecamatan Tampan dan Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Berbeda dengan penelitian Luthfiana 2009, dimana didapatkan nilai yang tidak signifikan antara imbalan yang diperoleh dengan kinerja Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur. Dikatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena mungkin insentif yang diterima tidak mencukupi dan tidak teratur sehingga mereka merasa tidak dihargai dan berdampak pada menurunya kinerja Jumantik. Simamora 2004 menyatakan insentif adalah suatu program yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas kerja. Selanjutnya Mangkunegara 2001 menyatakan insentif merupakan suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan – tujuan organisasi. Tujuan dari insentif adalah menghargai prestasi kerja individu, menjamin keadilan, mempertahankan pegawai, memperoleh karyawan yang bermutu, pengendalian biaya, dan memenuhi peraturan–peraturan serta dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara motivasi pegawai dalam bekerja sehingga pegawai mau dan berkeinginan untuk lebih giat bekerja Sutrisno, 2009. Pendapat di atas mendukung temuan di lapangan bahwa Jumantik yang merasa insentif yang diterimanya sesuai sebagai balasan atas jasa dalam melakukan pemeriksaan jentik berpeluang 5,610 kali lebih besar menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik merasa tidak sesuai dengan pemberian insentif. Jumantik merasa imbalan yang diberikan sudah sesuai dengan harapannya, tetapi ada Jumantik merasa imbalan tersebut perlu ditinjau kembali atau kurang sesuai dengan imbalan atas hasil kerja pemeriksaan jentik karena Jumantik harus mengantar laporan setiap bulannya ke Puskesmas, tentunya Jumantik harus mengeluarkan biaya transportasi dan lainnya. Bahkan bila ditemukan kasus DBD, Jumantik segera mungkin melaporkan temuan tersebut ke petugas kesehatan. Pemberian imbalan tersebut cenderung diberikan tidak tepat waktu sehingga menghambat kinerja Jumantik. Jumantik yang tidak memiliki pendapatan sendiri atau berstatus sebagai ibu rumah tangga mengharapkan insentif tersebut untuk menambah pendapatan keluarganya.

5.2.4. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Kesempatan terhadap Keberadaan Jentik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Langsa

3 42 166

Hubungan Kinerja dan Motivasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) terhadap Kasus DBD di Wilayah Kelurahan Kauman Kota Blitar

1 10 20

PENGARUH KEBERADAAN SISWA PEMANTAU JENTIK AKTIF DENGAN KEBERADAAN JENTIK DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2013

0 21 179

Penggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)

0 12 69

PERILAKU PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 3 5

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 2 10

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 1 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 7

PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kes

0 5 18