Manifestasi Penularan Ekologi Vektor

2.5.3. Manifestasi Penularan

Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus Dengue merupakan sumber penularan penyakit DBD. Virus Dengue berada dalam darah selama 4 hari sampai dengan 7 hari mulai 1 sampai 2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya Depkes RI, 2004. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain masa inkubasi ekstrinsik. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus Dengue ini akan menjadi penular infektif sepanjang hidupnya. Penularan terjadi setiap nyamuk menusuk menggigit, sebelum menghisap darah, nyamuk akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya proboscis, agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain Depkes RI, 2004.

2.5.4. Nyamuk Penular DBD

Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Yang paling berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti karena hidupnya didalam rumah, sedangkan Aedes albopictus hidupnya di kebun-kebun sehingga lebih jarang kontak dengan manusia. Kedua jenis nyamuk ini Universitas Sumatera Utara terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak Depkes RI, 2004. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti: 1 Berwarna hitam dan belang-belang loreng putih pada seluruh tubuh; 2 Berkembangbiak di Tempat Penampungan Air TPA dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti: bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, ban bekas, dan lain-lain; 3 Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembangbiak diselokangot atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah; 4 Biasanya menggigit manusia pada pagi atau sore hari; 5 Mampu terbang sampai 100 meter Depkes RI, 2004.

2.5.4.1. Nyamuk Penular

Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk ini mempunyai dasar hitam dengan bintik- bintik putih pada bagian badan, kaki, dan sayapnya. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya. Sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada binatang. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya pagi pukul 9.00-10.00 sampai petang hari 16.00- 17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap beristirahat Universitas Sumatera Utara didalam atau diluar rumah. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang tergantung seperti baju, biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding bak penampungan air dan sedikit di atas permukaan air. Telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air. Jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa Depkes RI, 2005. Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk didalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1satu minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain masa inkubasi ekstrinsik. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus Dengue itu menjadi penular infektif sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusukmengigit, sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya proboscis agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain Depkes RI, 2004.

2.5.4.2. Akibat Penularan Virus Dengue

Orang yang kemasukan virus Dengue, maka dalam tubuhnya akan terbentuk zat anti yang spesifik sesuai dengan type virus Dengue yang masuk. Tanda atau Universitas Sumatera Utara gejala yang timbul ditentukan oleh reaksi antara zat anti yang ada dalam tubuh dengan antigen yang ada dalarn virus Dengue yang baru masuk Depkes RI, 2004. Orang yang kemasukan virus Dengue untuk pertama kali, umumnya hanya menderita sakit demam Dengue atau demam yang ringan dengan tandagejala yang tidak spesifik atau bahkan tidak memperlihatkan tanda-tanda sakit sama sekali asymptomatis. Penderita demam Dengue biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 5 hari tanpa pengobatan. Tanda-tanda demam berdarah Dengue ialah demam mendadak selama 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 tiga yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 enam panas mendadak turun, tetapi apabila orang yang sebelumnya sudah pernah kemasukkan virus Dengue kemudian memasukkan virus Dengue dengan tipe lain maka orang tersebut dapat terserang penyakit demam berdarah Dengue teori infeksi skunder Depkes RI, 2003.

2.5.4.3. Tempat Potensial bagi Penularan DBD

Penularan demam berdarah Dengue dapat terjadi disemua tempat yang terdapat nyamuk penularan. Adapun tempat yang potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah: 1 Wilayah yang banyak kasus DBD Endemis; 2 Tempat- tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus Dengue cukup besar di tempat-tempat umum antara lain: a Sekolah; b Rumah Sakit atau Puskesmas dan Sarana pelayanan kesehatan lainnya; c Tempat umum lainnya seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah dan lain-lain. 3 Pemukiman baru dipinggir kota. Karena dilokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai Universitas Sumatera Utara wilayah dan ada kemungkinan diantara mereka terdapat penderita DBD atau karier Depkes RI, 2004. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia, biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada pagi hari. Aktivitas menggigit biasanya pukul 9.00-10.00 wib dan petang hari 16.00-17.00 wib. Aedes aegypti mempunyai kebiasan mengisap darah berulang kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah Depkes RI, 2003. Dengan demikian nyamuk ini sangat infektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap beristirahat didalam atau diluar rumah. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda-benda yang tergantung dan biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Disini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Selanjutnya nyamuk betina akan meletakkan telurnya didinding tempat perkembangbiakan, sedikit diatas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah terendam air, kemudian jentik lalu menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa Depkes RI, 2003.

2.5.5. Ekologi Vektor

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar vektor dengan lingkungannya. Eksistensi nyamuk Aedes aegypti dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun lingkungan biologik. Lingkungan merupakan tempat interaksi vektor penular penyakit DBD dengan manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit DBD. Lingkungan fisik mempengaruhi eksistensi nyamuk antara ketinggian tempat, curah hujan, temperatur dan kecepatan angina. Ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut tidak ditemukan nyamuk Aedes aegypti pada ketinggian Universitas Sumatera Utara tersebut suhu terlalu rendah sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk Depkes RI, 2003. Teori segitiga epidemiologi menjelaskan bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh adanya pengaruh faktor penjamu host, penyebab agent dan lingkungan environment yang digambarkan sebagai segitiga. Perubahan dari sektor lingkungan akan memengaruhi juga kejadian penyakit DBD yang berhubungan dengan lingkungan. Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti namun dapat juga ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus tetapi perannya dalam penyebaran penyakit ini sangat kecil sekali, karena nyamuk ini biasanya hidup di kebun-kebun Depkes RI, 2004. Pada prinsipnya kejadian penyakit yang digambarkan sebagai segitiga epidemiologi menggambarkan hubungan tiga komponen penyebab penyakit, yaitu penjamu, agen dan lingkungan seperti Gambar 2.1 berikut: AGENT Vektor PENJAMU LINGKUNGAN Gambar 2.1. Model Klasik Kausasi Segitiga Epidemiologi Sumber : CDC, 2002 Gordis, 2000; Gerstman, 1998; dalam Murti, 2003 Universitas Sumatera Utara Untuk memprediksikan pola penyakit, model ini menekankan perlunya analisis dan pemahaman masing-masing komponen. Perubahan pada satu komponen akan mengubah ketiga komponen lainnya, dengan akibat menaikkan atau menurunkan kejadian penyakit. Komponen untuk terjadinya penyakit DBD yaitu: a. Agent agen Agent penyebab penyakit DBD adalah virus Dengue yang termasuk B arthropoda Borne Virus arbopirosis. Anggota dari genus Falvivirus, famili Flaviviridae yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan juga nyamuk Aedes albopictus yang merupakan vektor infeksi DBD. b. Host Penjamu Penjamu adalah manusia atau organisme yang rentan oleh pengaruh agent dalam penelitian ini yang diteliti dari faktor penjamu adalah faktor karakteristik kader juru pemantau jentik pengetahuan, sikap, kesempatan, kemauan, kempuan dan ligkungan. c. Environment lingkungan Lingkungan adalah kondisi atau faktor berpengaruh yang bukan bagian dari agen maupun penjamu, tetapi mampu mengintraksikan agent penjamu. Dalam penelitian ini yang berperan sebagai faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik jarak rumah, tata rumah, kelembaban rumah, sanitasi lingkungan, dan musim. Lingkungan biologis tanaman hias tumbuhan, indeks jentik host indeks, container indeks, breatu indeks. Universitas Sumatera Utara Lingkungan ada bermacam-macam misalnya tata rumah, macam tempat penyimpanan air kontainer, ketinggian tempat dan iklim. Jarak antara rumah mempengaruhi penyebaran nyamuk dari satu rumah kerumah lain, semakin dekat jarak antara rumah semakin mudah nyamuk menyebar ke rumah sebelah. Bahan- bahan pembuat rumah, kontruksi rumah, warna dinding dan pengaturan barang- barang dalam rumah menyebabkan rumah tersebut disenangi atau tidak disenangi oleh nyamuk. 2 Macam kontainer, disini adalah jenisbahan kontainer, letak kontainer, bentuk, warna, kedalaman air, tutup dan asal air mempengaruhi nyamuk dalam pemilihan tempat bertelur. 3 Ketinggian tempat, pengaruh variasi ketinggian terhadap syarat-syarat ekologis yang diperlukan oleh vektor penyakit di Indonesia nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopiktus dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut Depkes RI, 2003 Lingkungan yang mempengaruhi penularan DBD terutama adalah banyaknya tanaman hias dan tanaman pekarangan, yang mempengaruhi kelembaban, pencahayaan didalam rumah, merupakan tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap dan beristirahat Soegijanto, 2003.

2.5.6. Morfologi dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Langsa

3 42 166

Hubungan Kinerja dan Motivasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) terhadap Kasus DBD di Wilayah Kelurahan Kauman Kota Blitar

1 10 20

PENGARUH KEBERADAAN SISWA PEMANTAU JENTIK AKTIF DENGAN KEBERADAAN JENTIK DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2013

0 21 179

Penggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)

0 12 69

PERILAKU PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 3 5

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 2 10

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 1 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 7

PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kes

0 5 18