Kemauan motivasi berkaitan dengan kebutuhan. Manusia selalu mempunyai kebutuhan yang diupayakan untuk dipenuhi. Kemauan juga merupakan faktor
pendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu faktor pendorong prilaku seseorang. Kemauan sangat dipengaruhi oleh persepsi diri yang di
miliki oleh seseorang, dan persepsi itu muncul dari satu rangkaian peroses yang terus menerus dalam diri individu seseorang dalam menghadapi lingkungan sekitarnya
Makmur, 2008. Pada umumnya responden memiliki sikap suka rela menjadi Jumantik. Namun
ada ditemukan Jumantik kurang baik disebabkan karena pekerjaan sebagai Jumantik merupakan pekerjaan sosial yang waktu pelaksanaan tidak terjadwal dengan tepat.
Pemeriksaan jentik dilakukan 2 kali sebulan dengan melaporkan hasil temuan di lapangan setiap bulannya ke puskesmas. Sehingga sewaktu melakukan pemeriksaan
jentik kurang teliti dan penyampaian laporan bulanan ada yang terlambat. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemauan Jumantik di Kecamatan Tampan dan
Kecamatan Marpoyan Damai perlu kiranya pemberian insentif lebih besar daripada mereka terima saat ini. Selain itu, perlu juga diselenggarakan lomba antara Jumantik
dengan kriteria mendapatkan insentif yang lebih besar apabila wilayah kerja bebas angka jentik.
5.2.2. Pengaruh Motivasi Intrinsik Kemampuan terhadap Keberadaan Jentik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada umumnya memiliki kemauan dalam melakukan pemeriksaan jentik yang baik 76,6. Hasil uji statistik
Universitas Sumatera Utara
chi square menunjukkan dari 49 responden yang memiliki kemampuan baik, 42 orang 85,7 wilayah kerjanya tidak ada jentik. Dari 15 responden yang memiliki
kemampuan kurang baik, 8 orang 53,3 wilayah kerjanya ada jentik. Ada pengaruh kemampuan dengan keberadaan jentik disebabkan ada Jumantik yang lama
diangkat menjadi Jumantik baru, artinya Jumantik ingin tetap menjadi kader kesehatan yang tentunya memiliki motivasi dalam melaksanakan pemantauan jentik.
Demikian juga hasil uji regresi logistik berganda, variabel kemampuan memengaruhi secara bermakna terhadap keberadaan jentik di Kecamatan Tampan dan
Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Penelitian yang dilakukan Achmad 1997 di Wonosari Kabupaten Gunung
Kidul, yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan cendrung ikut berpartisipasi dalam PSN-DBD. Program pencegahan penyakit DBD
akan dapat terlaksana dengan baik apabila semua komponen yang ada di lingkungan masyarakat sama-sama mendukung. Seseorang yang mempunyai kemampuan yang
lebih baik akan cenderung melakukan berbagai tindakan dan pemikiran yang lebih baik pula dalam pencegahan penyakit DBD ini.
Kemampuan ability berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan seorang individu pada dasarnya
terdiri atas dua kelompok yaitu kemampuan intelektual Intelectual Ability yaitu merupakan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental
berfikir, menalar dan memecahkan masalah dan kemampuan fisik Physical Ability
Universitas Sumatera Utara
merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, ketrampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa Robbins Timonthy, 2009.
Setiap satu bulan sekali dilakukan pertemuan Jumantik di kelurahan maupun puskesmas. Jumantik diberi penyuluhan tentang kesehatan seperti penyakit-penyakit
yang sering muncul pada masyarakat, perilaku hidup bersih dan tata cara pencegahannya. Kesempatan ini membuat Jumantik memiliki wawasan dan
pengetahuan tentang kesehatan dan mampu memberikan penyuluhan secara baik pula. Walaupun kesempatan ini ada Jumantik yang tidak dapat hadir tetapi
sebelumnya mereka sudah dibekali buku pedoman dalam melaksanakan tugas pemeriksaan jentik. Hasil penelitian bahwa Jumantik yang mampu melakukan
pemeriksaan jentik dengan baik berpeluang 9,169 kali lebih besar menurunkan keberadaan jentik di wilayah kerjanya dibandingkan dengan Jumantik tidak mampu
melakukan pemeriksaan jentik. Jumantik yang telah memiliki pekerjaan tentunya sudah memiliki penghasilan
sendiri. Jumantik lebih memilih menambah pengetahuan dan wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti berbagai penyuluhan yang diselenggarakan oleh
kelurahan maupun puskesmas.
5.2.3. Pengaruh Motivasi Ekstrinsik Insentif terhadap Keberadaan Jentik