Aspek Pengukuran Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran 1. Definisi Operasional

e. House Indeks HI adalah hasil perhitungan jumlah rumahbangunan yang ditemukan jentik dibagi dengan jumlah rumahbangunan yang diperiksa dikali 100.

3.6.2. Aspek Pengukuran

Pengukuran variabel independen perilaku dan motivasi Jumantik dan variabel dependen ABJ sebagaimana pada tabel berikut. Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Indikator Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Variabel Independen Perilaku Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui responden tentang pelaksanaan tugas pemeriksaan jentik 1 6-10 0-5 Baik Kurang baik Ordinal Sikap Respon atau tanggapan responden terhadap pelaksanaan tugas pemeriksaan jentik 2 1 16-20 10-15 Baik Kurang baik Ordinal Tindakan Perbuatan atau aktivitas yang dilakukan responden sebagai wujud pelaksanaan tugas pemeriksaan jentik 2 1 16-20 10-15 Baik Kurang baik Ordinal Motivasi Intrinsik Kemauan Kesiapan kejiwaan dan mental responden untuk melakukan tugas pemeriksaan jentik 2 1 17-20 10-16 Baik Kurang baik Ordinal Kemampuan Kapasitas responden untuk mengerjakan tugas pemeriksaan jentik 2 1 16-20 10-15 Baik Kurang baik Ordinal Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3. Lanjutan Variabel Indikator Bobot Nilai Total Nilai Kategori Skala Ukur Motivasi Ekstrinsik Insentif Imbalan tapi bukan gaji yang diterima oleh responden sebagai seorang Jumantik 5 4 3 2 1 15-25 5-14 Sesuai Kurang sesuai Ordinal Kesempatan Tersedianya waktu dan tempat bagi responden untuk melaksanakan tugas pemeriksaan jentik 2 1 17-20 10-16 Baik Kurang baik Ordinal Variabel Dependen Keberadaan jentik Ukuran keberadaan jentik di rumah bangunan - 95 95 Tidak ada jentik Ada jentik Ordinal Metode pengukuran yang digunakan untuk variabel independen perilaku dan motivasi jumantik yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku

a. Pengetahuan, diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban pilihan berganda a, b, dan c. Penskoran nilai jika responden menjawab benar skor 1, dan jika responden menjawab salah skor 0. Jadi jumlah skor maksimal10 dan skor minimal 0. Pengetahuan dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 6-10 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 0-5. b. Sikap diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban setuju dan tidak setuju. Penskoran nilai untuk pernyataan positif jika responden menjawab setuju skor 2, dan jika responden menjawab tidak setuju skor 1. Penskoran Universitas Sumatera Utara nilai untuk pernyataan negatif jika responden menjawab tidak setuju skor 2, dan jika responden menjawab setuju skor 1. Jadi jumlah skor maksimal 20 dan skor minimal 10. Sikap dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 16-20 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 10-15. c. Tindakan diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Penskoran nilai untuk pernyataan positif jika responden menjawab ya skor 1, dan jika responden menjawab tidak skor 0, sebaliknya untuk pernyataan negatif jika responden menjawab tidak skor 1, dan jika responden menjawab ya skor 0. Jadi jumlah skor maksimal 20 dan skor minimal 10. Tindakan dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 16-20 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 10-15.

2. Motivasi Motivasi Intrinsik:

a. Kemauan, diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban pilihan berganda a, dan b. Penskoran nilai jika responden menjawab benar skor 2, dan jika responden menjawab salah skor 1. Jadi jumlah skor maksimal 20 dan skor minimal 10. Kemauan dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 16-20 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 10-15. Universitas Sumatera Utara b. Kemampuan, diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban pilihan berganda a, dan b. Penskoran nilai jika responden menjawab benar skor 2, dan jika responden menjawab salah skor 1. Jadi jumlah skor maksimal 20 dan skor minimal 10. Kemampuan dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 16-20 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 10-15. Motivasi Ekstrinsik: a. Insentif, diajukan 5 pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju SS, Setuju S, Kurang Setuju KS, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Penskoran nilai jika responden menjawab SS skor 5, S skor 4, KS skor 3, TS skor 2 dan STS skor 1. Jadi jumlah skor maksimal 25 dan skor minimal 5. Insentif dikategorikan: 1 Sesuai, bila jumlah perolehan skor 15-25 2 Kurang sesuai, bila jumlah perolehan skor 5-14. b. Kesempatan, diajukan 10 pernyataan dengan alternatif jawaban pilihan berganda a, dan b. Penskoran nilai jika responden menjawab benar skor 2, dan jika responden menjawab salah skor 1. Jadi jumlah skor maksimal 20 dan skor minimal 10. Kesempatan dikategorikan: 1 Baik, bila jumlah perolehan skor 16-20 2 Kurang baik, bila jumlah perolehan skor 10-15. Metode pengukuran yang digunakan untuk variabel dependen keberadaan jentik yaitu dengan menggunakan rumus House Indeks HI sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 2. House Indeks Jumlah rumahbangunan yang ditemukan jentik x 100 Jumlah rumahbangunan yang diperiksa Hasil keberadaan jentik diperoleh dari laporan bulanan Jumantik yang disampaikan ke puskesmas yang berada wilayah Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai. Selanjutnya keberadaan jentik dikategorikan: 1 Ada jentik, bila hasil pengukuran ABJ oleh Jumantik 95 2 Tidak ada jentik, bila hasil pengukuran ABJ oleh Jumantik 95. 3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Juru Pemantau Jentik Dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Langsa

3 42 166

Hubungan Kinerja dan Motivasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) terhadap Kasus DBD di Wilayah Kelurahan Kauman Kota Blitar

1 10 20

PENGARUH KEBERADAAN SISWA PEMANTAU JENTIK AKTIF DENGAN KEBERADAAN JENTIK DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2013

0 21 179

Penggunaan Lahan Perkotaan, Keteraturan Permukiman, Konsistensi Penghuni Terhadap Keberadaan Pekarangan (Studi Kasus: Kecamatan Pekanbaru Kota, Sail, Dan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau)

0 12 69

PERILAKU PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 3 5

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KECAMATAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 2 10

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU

0 1 54

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 41

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Perilaku dan Motivasi Juru Pemantau Jentik Terhadap Keberadaan Jentik di Kecamatan Tampan dan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru

0 0 7

PENGARUH PERILAKU DAN MOTIVASI JURU PEMANTAU JENTIK TERHADAP KEBERADAAN JENTIK DI KECAMATAN TAMPAN DAN MARPOYAN DAMAI KOTA PEKANBARU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kes

0 5 18