4.5 Identifikasi Model
Menurut Gujarati 1995 identifikasi model merupakan apakah taksiran angka dari parameter persamaan struktural dapat diperoleh dari koefisien bentuk
tereduksi yang ditaksir. Suatu persamaan dapat teridentifikasi bila memenuhi syarat kondisi order dan kondisi rank. Dua kondisi ini dapat dianggap sebagai
syarat perlu dan syarat cukup untuk diidentifikasi. Rumus identifikasi model struktural menurut order condition adalah:
K – k ≥ m – 1
Jika: K–k = m–1; maka persamaan tersebut tepat diidentifikasi exactly identified
K–k m–1; maka persamaan tersebut terlalu diidentifikasi over identified K–k m–1; maka persamaan tersebut tidak teridentifikasi unidentified
K–k ≥ m–1; maka persamaan tersebut kurang diidentifikasi under identifed
Dimana: m = banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan tertentu
K = banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dahulu dalam model k = banyaknya variabel yang ditetapkan lebih dulu dalam suatu persamaan
tertentu Model yang dirumuskan dalam penelitian ini terdiri dari lima persamaan,
terdiri dari empat persamaan struktural dan satu persamaan identitas. Model ini juga terdiri dari sembilan peubah eksogen dan empat peubah bedakala.
Berdasarkan hasil identifikasi model dengan pengujian order condition Tabel 1 termasuk kondisi overidentified, maka pendugaan dilakukan dengan metode 2SLS
dan diolah dengan menggunakan E-views.
Tabel 1. Identifikasi Model dengan Pengujian Order condition Persamaan
K – k , , =
m – 1 Identified
1 9 - 3 = 6
4 – 1 = 3 Overidentified
2 9 - 4 = 5
4 – 1 = 3 Overidentified
3 9 - 6 = 3
= 4 – 1 = 3
Exactly identified 4
9 - 3 = 6 4 –1 = 3
Overidentified Sumber: Gujarati, 1997
Metode 2SLS dipilih untuk menduga model dibandingkan menggunakan 3SLS
karena 2SLS menawarkan suatu metode yang ekonomis dan hanya memberikan satu taksiran per parameter. Metode 3SLS tidak dipilih untuk
menduga model karena lebih sensitif terhadap kesalahan pengukuran maupun kesalahan identifikasi, jika perubahan salah satu parameter dalam satu persamaan
akan sangat cepat mengakibatkan perubahan pada parameter lainnya.
4.6 Pengujian Hipotesis