Konsep Perdagangan Internasional Dampak Kebijakan Perdagangan

akan melebihi tingkat impor sehingga lambat laun harga relatif komoditi X itu P x P y akan mengalami penurunan sehingga pada akhirnya akan sama dengan P 2 . Dilain pihak apabila P x P y lebih kecil dari P 2 , maka kuantitas impor komoditi X yang diminta akan melebihi kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan sehingga P x P y pun akan meningkat dan pada akhirnya akan sama dengan P 2 .

3.1.5 Konsep Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional diartikan sebagai pertukaran barang dan jasa yang terjadi melampaui batas-batas antar negara. Perdagangan internasional diperlukan untuk mendapatkan manfaat yang dimungkinkan oleh spesialisasi. Masing-masing negara akan memproduksi barang dan jasa yang dapat dilakukan secara efisien sementara negara tersebut akan berdagang dengan negara lain untuk memperoleh barang dan jasa yang tidak diproduksinya Lipsey, 1997. Adapun faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut 12 : 1 untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri; 2 keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara; 3 adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi; 4 adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut; 5 adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi; 6 adanya kesamaan selera terhadap suatu barang; 7 keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan 12 Ibid dukungan dari negara lain dan terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. Selanjutnya Salvatore 1997 mengemukakan bahwa pada dasarnya model perdagangan internasional harus berlandaskan empat hubungan utama sebagai berikut: 1 hubungan antar batas-batas kemungkinan produksi dengan kurva penawaran relatif; 2 hubungan antara harga-harga relatif; 3 penentuan keseimbangan dunia dengan penawaran relatif dunia dan permintaan relatif dunia; 4 dampak-dampak atau pengaruh nilai tukar perdagangan terms of trade yakni harga ekspor dari suatu negara dibagi dengan harga impornya terhadap kesejahteraan suatu negara.

3.1.6 Dampak Kebijakan Perdagangan

Kebijakan adalah suatu keputusan atau ketetapan yang diambil oleh pemerintah yang berfungsi untuk melindungi petani dalam negeri. Kebijakan tersebut meliputi pengenaan pajak masuk kepada barang yang akan masuk ke dalam suatu negara dengan harapan akan mengurangi persaingan yang akan terjadi apabila produk tersebut juga dihasilkan oleh petani dalam negeri. Pemberlakuan kebijakan pemerintah tersebut sebagai usaha untuk membantu perekonomian bangsa terhadap berlakunya perdagangan bebas yang menuntut kita siap bersaing. Kebijakan yang sering diambil oleh pemerintah adalah kebijakan terhadap barang ekspor dan kebijakan terhadap barang impor. Kebijakan ekspor diberlakukan pada barang yang akan diekspor oleh produsen ke negara lain dengan harapan agar barang tersebut tetap berada dalam negara sehingga harganya relatif stabil. Kebijakan impor adalah kebijakan yang diberlakukan pemerintah untuk melindungi produsen dalam negeri dari harga internasional yang lebih murah dan bersaing. Menurut Mankiw 2003, kebijakan perdagangan yang didefinisikan secara luas merupakan kebijakan yang dirancang untuk mempengaruhi secara langsung jumlah barang dan jasa yang diekspor atau diimpor. Biasanya kebijakan perdagangan berbentuk melindungi industri domestik dari pesaing asing, baik dengan menerapkan pajak impor tarif atau membatasi jumlah barang dan jasa yang diimpor kuota. Kenaikan harga barang-barang domestik relatif terhadap barang-barang luar negeri cenderung mengurangi ekspor karena akan mendorong impor dan menekan ekspor. Jadi, apresiasi menghapus kenaikan ekspor yang langsung bisa dikaitkan dengan hambatan perdagangan. Kebijakan perdagangan proteksionis mempengaruhi jumlah perdagangan. Karena kurs riil terapresiasi, maka barang dan jasa yang diproduksi menjadi relatif lebih mahal terhadap barang dan jasa luar negeri. Pada tingkat yang sama, jumlah yang diekspor lebih sedikit. Karena ekspor tidak berubah, barang yang akan diimpor juga sedikit apresiasi kurs riil akan mendorong impor, tetapi kenaikan impor ini hanya sebagian yang akan menghilangkan dampak penurunan impor yang disebabkan oleh adanya hambatan perdagangan. Jadi, kebijakan proteksionis mengurangi jumlah impor dan ekspor. Penurunan jumlah perdagangan total merupakan alasan yang selalu digunakan para ekonom untuk menentang kebijakan proteksionis. Perdagangan internasional menguntungkan semua negara dengan memberikan kebebasan pada setiap negara untuk melakukan spesialisasi dan memberikan setiap negara variasi barang dan jasa yang lebih beragam. Kebijakan proteksionis mengurangi manfaat perdagangan internasioal. Meskipun kebijakan ini menguntungkan kelompok- kelompok tertentu dalam masyarakat. Kebijakan menaikkan PE untuk mendorong pertumbuhan industri hilir dilandasai pemikiran bahwa kenaikan PE akan lebih menjamin ketersediaan bahan baku dengan harga yang lebih rendah. Kenaikan PE akan menghambat ekspor sehingga ketersediaan bahan baku di dalam negeri akan meningkat dengan harga yang lebih murah.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Sebagai produk berbasis pertanian, maka fluktuasi harga tampaknya tidak akan dapat dihindarkan dan akan menjadi masalah rutinkronis, baik ketika harga CPO menurun drastis ataupun meningkat tajam seperti saat ini. Kebijakan yang kini dianut oleh pemerintah umumnya belum merupakan kebijakan jangka panjang dalam pengertian kebijakan belum mantap sehingga sering direvisi. Revisi dilakukan karena alasan ekonomi, sosial, bahkan tekanan dari kelompok berkepentingan interest group yang memiliki lobi kuat ke pemerintah. Pada saat ini pemerintah belum punya kebijakan yang tegas dan jangka panjang untuk menekan harga minyak goreng, apakah dengan menaikkan pungutan ekspor, kewajiban pasokan ke pasar domestik DMO atau melakukan operasi stabilisasi harga minyak goreng 13 . Pemerintah akan merumuskan kebijakan baru untuk minyak sawit di tahun 2008 secara menyeluruh, baik dari sisi tarif maupun kebijakan pengembangan industri hilir, menjaga daya saing ekspor, penerapan sustainable palm oil, dan perumusan kebijakan jangka panjang. Pemerintah akan melakukan evaluasi pada 13 www.ipar.com [4 Desember 2007]