6.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas CPO
Berdasarkan hasil regresi model produktivitas CPO Lampiran 5, nilai koefisien determinasi Adjusted R-squared yang diperoleh
sebesar 61.32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 61.32 persen keragaman produktivitas CPO dapat
dijelaskan oleh peubah-peubah lainnya, sedangkan sisanya sebesar 38.68 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model yang diduga.
Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R
2
, yaitu sebesar 0.69. Nilai ini lebih kecil dari batas ambang, yaitu antara 0.7-1. Hal ini berarti menunjukkan
bahwa dalam model tersebut tidak terdapat multikolinearitas. Uji normalitas dilakukan dengan melihat nilai dari probabilitasnya, yaitu sebesar 0.67, untuk
setiap variabel bebas sudah menyebar normal. Nilai probabilitasnya lebih besar dari taraf nyata lima persen. Berdasarkan hasil pengujian, bahwa asumsi
normalitas sudah terpenuhi. Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai probabilitasnya, yaitu sebesar 0.41.
Nilai ini lebih besar dari hasil pengujian pada taraf nyata lima persen, yang mengindikasikan bahwa data tidak mengandung masalah autokorelasi. Uji
heteroskedastisitas dilihat dari nilai ObsR-squared, yaitu sebesar 15.06 dan nilai probabilitasnya adalah 0.37 lebih besar dari taraf nyata lima persen. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam data. Berdasarkan Tabel 4 di bawah ini, produktivitas CPO tahun sebelumnya
dipengaruhi secara signifikan terhadap produktivitas CPO pada tingkat kepercayaan 95 persen. Tanda positif yang dihasilkan dari variabel harga pupuk
tidak sesuai dengan hipotesis awal. Pupuk sebagai input produksi yang dapat meningkatkan produktivitas CPO, maka jika produktivitas meningkat akan diikuti
oleh meningkatnya harga pupuk. Ini membuktikan bahwa pengusaha perkebunan kelapa sawit akan tetap meningkatkan produktivitas CPO walaupun harga pupuk
yang digunakan cenderung mengalami peningkatan. Sebaliknya harga ekspor CPO, dan harga CPO domestik berhubungan negatif dengan produktivitas CPO.
Hal ini tidak sesuai dengan hipotesisis awal. Tabel 4. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas CPO
YCPO Tahun 1987-2007 Variabel Koefisien
t-Statistik Prob.
Intersep 0.488164
0.374219 0.7135
HXCPO -0.001931 -0.742002
0.4695 HCPO -3.47E-05
-0.110011 0.9139
HPU 2.15E-07 0.314021
0.7578 YCPO-1
1.035493 3.379901
0.0041 R-square = 69.46 ; DW-statistic = 2.13; F-stat = 8.53; Prob = 0.00
Keterangan: nyata pada taraf nyata 5 Meningkatnya harga ekspor CPO tidak akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap peningkatan produktivitas CPO. Produktivitas CPO tidak akan meningkat dengan meningkatnya harga CPO domestik. Hal ini menunjukkan,
bahwa harga riil CPO domestik tidak mampu menarik pengusaha perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitasnya.
Nilai koefisien harga pupuk dan produktivitas CPO tahun sebelumnya memiliki tanda positif, secara berturut-turut sebesar 2.15 dan 1.03 yang
mencerminkan apabila terjadi perubahan pada harga pupuk dan produktivitas CPO tahun sebelumnya terhadap produktivitas CPO sebesar satu satuan akan
mengakibatkan peningkatan pada harga pupuk sebesar 2.15 satuan dan produktivitas CPO sebesar 1.03 satuan. Sedangkan nilai koefisien dari harga
ekspor CPO dan harga CPO domestik miliki tanda negatif. Artinya, jika harga ekspor CPO dan harga CPO domestik menurun sebesar satu satuan maka akan
menurunkan produktivitas CPO secara berturut-turut sebesar 0.00 dan 3.47 satuan.
6.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO