2007, produksi CPO diproyeksikan mencapai 1,56 juta ton, dan naik menjadi 1,62 juta ton pada Agustus, kemudian September naik kembali menjadi 1,7 juta ton,
dan Oktober turun menjadi 1,35 juta ton, kemudian naik Nopember menjadi 1,62 juta ton, dan naik menjadi 1,7 pada Desember 2007
20
.
5.4 Perkembangan Ekspor CPO Indonesia
Produksi CPO Indonesia sebagian besar dipasarkan ke mancanegara di ekspor dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Pangsa pasar untuk produk
minyak kelapa sawit telah menjangkau kelima benua Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa.
Perkembangan ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dapat dilihat pada Gambar 8. Ekspor minyak sawit Indonesia pada periode 2000-2006 cenderung
meningkat berkisar 1,73-51,68 persen. Persentase peningkatan volume ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2004 yakni dari 2,89 juta ton pada tahun 2003
menjadi 3,82 juta ton pada tahun 2004 atau meningkat 32,08 persen sedangkan peningkatan yang terkecil yakni sebesar 1,73 persen terjadi pada tahun 2001 yaitu
dari 1,82 juta ton pada tahun 2000 menjadi 1,85 juta ton pada tahun 2001. Pada Januari-Mei 2007, total ekspor CPO nasional mencapai sekitar 4,5
juta ton dari total produksi pada periode tersebut sebesar 6,4 juta ton. Dengan demikian pemakaian CPO dalam negeri pada lima bulan ini sekitar 1,9 juta ton
atau rata-rata pemakaian dalam negeri sekitar 0,38 juta ton per bulan. Total konsumsi CPO dalam negeri pada 2007 meningkat sekitar 3,5 persen
20
http:www.antara.co.id [6 Februari 2008]
dibandingkan tahun lalu atau menjadi 4,35 juta ton setara dengan 24,9 persen dari produksi CPO nasional.
1.000.000 2.000.000
3.000.000 4.000.000
5.000.000 6.000.000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Volume Ton Nilai Ribu US
Gambar 8. Perkembangan Ekspor CPO Indonesia Tahun 2001-2006
Produksi CPO nasional sendiri naik sekitar 7,8 persen dibandingkan tahun 2006 yang mencapai 16,17 juta ton dengan konsumsi dalam negeri sebesar 4,2
juta ton atau sekitar 26 persen dari produksi CPO nasional. Berdasarkan data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia GIMNI dan Asosiasi Industri
Minyak Makan Indonesia AIMMI sejak Januari sampai April 2007 pasokan CPO ke Jawa rata-rata di atas 250 ribu ton yakni Januari 305.400 ton, Februari
219.800 ton, Maret 309.400 ton, dan April 348.000 ton. Namun pada Mei, ketika harga CPO dunia mulai melonjak, pasokan CPO ke Jawa turun menjadi 238 ribu
ton dan pada Juni 2007 diperkirakan pasokannya 250 ribu ton. Melonjaknya harga CPO internasional diperkirakan meningkatkan ekspor CPO dan menurunkan
pasokan CPO ke dalam negeri, sehingga pasokan untuk industri minyak goreng dan turunan lainnya juga berkurang
21
. Besarnya volume ekspor CPO dari lima negara terbesar pengimpor CPO
Indonesia tahun 2006 disajikan pada Gambar 6 di bawah ini. Produksi CPO Indonesia diekspor ke berbagai negara tujuan Lampiran 3. Negara tujuan yang
diekspor adalah India 1,89 juta ton atau sekitar 37 persen terhadap total volume ekspor CPO Indonesia dengan nilai sebesar US 738,3 juta, peringkat kedua
Belanda dengan volume ekspor sebesar 0,83 juta ton atau memiliki kontribusi 16,05 persen dan nilai ekspornya sebesar US 3,4 juta; yang ketiga Singapura
dengan kontribusi 9,41 persen atau volume ekspornya sebesar 0,49 juta ton dengan nilai ekspor US 185,5 juta, sementara itu Malaysia dan Jerman berada
pada posisi keempat dan kelima. Ekspor CPO Malaysia pada tahun 2006 mencapai 0,47 juta ton atau sekitar 9,02 persen dengan nilai ekspor sebesar US
166,0 juta, sedangkan untuk Jerman sebesar 0,17 juta ton atau sekitar 3,35 persen dengan nilai ekspor mencapai US 68,9 juta.
India 37
Belanda 16
Malaysia 9
Singapura 9
Lainnya 26
Jerman 3
India Belanda
Malaysia Singapura
Jerman Lainnya
Gambar 9. Persentase Volume Ekspor CPO Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006
21
Ibid
VI. ANALISIS PENGARUH PAJAK EKSPOR TERHADAP KINERJA