Hasil Observasi Hasil Nontes Siklus II

terakhir penggunaan gaya bahasa pada siklus I sebesar 7,06 dan meningkat sebesar 8,09 pada siklus II. Pada siklus II semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM.

4.1.2.3 Hasil Nontes Siklus II

Hasil nontes siklus II ini diperoleh dari hasil observasi, jurnal siswa dan guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut.

4.1.2.3.1 Hasil Observasi

Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku pada siswa kelas X-6 SMA Negeri 1 Jakenan selama mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media tayangan kehidupan sosial orang-orang pinggiran pada siklus II. Observasi ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tim yang terdiri atas dua orang, yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan rekan peneliti selama pembelajaran berlangsung. Perilaku siswa yang menjadi sasaran observasi meliputi 1 kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek, 2 keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, 3 siswa merespon positif dan tertarik terhadap teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang-orang pinggiran, 4 siswa ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek, 5 siswa aktif mengerjakan tugas menulis cerita pendek, 6 Siswa berpartisipasi dalam melakukan refleksi mengenai pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang- orang pinggiran. Berikut ini tabel hasil observasi siklus II Tabel 4.18 Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II No Aspek yang diamati Frekuensi Persentase 1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek 40 93 2 Keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru 38 88 3 Siswa merespon positif dan tertarik terhadap teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang-orang pinggiran 41 95 4 Siswa ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek 39 90 5 Siswa aktif mengerjakan tugas menulis cerita pendek 40 93 6 Siswa berpartisipasi dalam melakukan refleksi mengenai pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang-orang pinggiran. 41 95 Selama pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media tayangan kehidupan sosial orang-orang pinggiran hampir semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan sangat baik. Siswa sangat antusias sekali dalam pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjukan cerita dengan menggunakan media tayangan kehidupan sosial orang-orang pinggiran. Aspek pertama adalah kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek. Kesiapan siswa, dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek dari 43 siswa dikategorikan sangat baik karena 93, dari jumlah 43 siswa, sudah siap mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media tayangan kehidupan sosial orang- orang pinggiran, dan memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru pada saat guru menyampaikan materi. Aspek kedua adalah keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru. Guru menjelaskan mereka terlihat sangat antusias sekali, mereka bisa untuk menyesuaikan pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru, dari 43 jumlah siswa di kelas 88, dari jumlah mereka bisa menanggapi materi yang disampaikan dan cepat tanggap dalam menulis cerita pendek dengan teknik melanjutkan cerita tersebut. Aspek ketiga adalah siswa merespon positif dan tertarik terhadap teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang- orang pinggiran. Dalam aspek ketiga ini 95, dari jumlah siswa sangat tertarik sekali dan terlihat serius dengan teknik melanjutkan cerita disertai video kehidupan sosial orang-orang pinggiran. Siswa sangat tertarik karena video kehidupan sosial orang-orang pinggiran membuat mereka termotivasi. Aspek keempat adalah siswa ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek. Untuk aspek ini sudah termasuk kategori sangat baik 90, dari jumlah siswa sudah berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek, karena mereka sudah aktif untuk bertanya mengenai menulis cerita pendek yang baik dan bisa saling bersinambung antar paragraf itu bagaimana, dari situ mereka sudah merespon aktif dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek. Aspek kelima adalah siswa aktif mengerjakan tugas menulis cerita pendek. Pada aspek ini termasuk kategori sangat baik karena 93 siswa aktif mengerjakan tugas menulis cerita pendek. Sisa siswa yang lain ada yang masih tampak kebingungan dengan apa yang disampaikan oleh guru, ada yang berbicara dulu baru mengerjakan, dan ada juga yang masih melihat pekerjaan temannya untuk dicontek, tetapi itu hanya 7, dari jumlah siswa. Aspek keenam siswa berpartisipasi dalam melakukan refleksi mengenai pembelajaran menulis cerita pendek melalui teknik melanjutkan cerita dengan menggunakan media video kehidupan sosial orang-orang pinggiran. Pada saat melakukan refleksi akhir pembelajaran 95, dari mereka berpartisipasi mengungkapkan kesulitan-kesulitan mereka dalam menulis cerita pendek, serta sangat aktif untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan selama 90 menit yang lalu.

4.1.2.3.2 Jurnal

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MENGGUNAKAN MEDIA FEATURE PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 1 KARANGKOBAR BANJARNEGARA

0 3 194

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN MELALUI MEDIA ACARA TELEVISI “JIKA AKU MENJADI” DENGAN TEKNIK IMAJINASI SISWA KELAS X 1 SMA N 1

1 28 176

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta Tahun A

0 2 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TRANSFORMASI NASKAH DRAMA.

1 15 41

Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA Yatpi Godong Kabupaten Grobogan berdasarkan Pengalaman Orang Lain Melalui Teknik Rangsang Visual.

0 2 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS X-8 SMA ISLAM SULTAN AGUNG I SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS X-8 SMA ISLAM SULTAN AGUNG I SEMARANG.

2 6 182

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS X SMA.

0 2 155

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14