2.2.3.7 Amanat
Dorongan utama seorang pengarang membuat cerita sebenarnya bukan sekedar ingin bercerita belaka, melainkan karena ia ingin menyampaikan sesuatu
kepada masyarakat pembaca karyanya. Sesuatu tersebut dapat berupa ajaran mengenai baik dan buruk, mengenai hubungan manusia dengan sesamanya,
hubungan manusia dengan Sang Pencipta kehidupan itu sendiri dan sebagainya. Pendek kata sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Memang sangat beralasan
kalau ada pendapat yang mengatakan bahwa sastra itu amat besar manfaatnya bagi manusia, sebab dari karya sastra diperoleh berbagai nilai
– nilai kehidupan yang anggun dan agung. Karya sastra mampu pula mendekatkan manusia dengan Yang
Maha Pencipta Suharianto 1985:70. Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pesan
mengandung nilai – nilai kehidupan yang anggun dan agung. Dalam sebuah karya
sastra, pesan dapat disampaikan secara tersirat ataupun tersurat. Sependapat dengan pernyataan tersebut, Kusmayadi 2010:32 menyampaikan bahwa amanat
atau pesan dalam cerita dapat disampaikan secara tersirat implicit melalui tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir ataupun di sampaikan secara tersurat
eksplisit melalui seruan, saran, peringatan, anjuran atau nasehat, yang di sampaikan langsung di tengah cerita. Sedangkan Zulfahnur 1996:26
mengartikan amanat sebagai pesan berupa ide, gagasan, ajaran moral dan nilai –
nilai kemanusiaan yang ingin disampaikan pangarang lewat cerita. Amanat pengarang ini terdapat secara eksplisit dan implisit di dalam karya sastra. Implisit
misalnya disiratkan dalam tingkah laku tokoh – tokoh cerita. Eksplisit bila dalam
tengah, atau akhir cerita pengarang menyampaikan pesan – pesan, saran, nasihat,
pemikiran, dan sebagainya Menurut Nurgiyantoro 2010:335-339 cara menyampaikan amanat
dengan pesan moral ada dua bentuk, yaitu bentuk penyampaian yang bersifat langsung dan tidak langsung. Berikut adalah penjelasannya.
1 Bentuk penyampainnya pesan moral bersifat langsung
Bentuk pnyampaian pesan moral yang bersifat langsung, boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang bersifat uraian,telling,
atau penjelasan, expository. Jika dalam teknik uraian pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh
– tokoh cerita yang bersifa memberi tahu tau memudahkan pembaca untuk memahaminya, hal yang
demikian juga terjadi dalam penyampaian pesan moral. Artinya, moral yang ingin disampaikanatau diajarkn kepada pambaca itu dilakukan secara
langsuang dan eksplisit. Pengarang dalam hal ini tampak bersufat menggurui pembaca. Secara langsung nasihat dan petuahnya.
2 Bentuk penyampaian pesan moral bersifat tidak langsung
Bentuk penyampaian pesan yang bersifat tidak langsung adalah pesan yang tersirat dalam cerita berpadu secara keherensif dengan unsur
– unsur cerita yang lain. Walau betul pengarang ingin menawarkan dan
menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya secara serta merta dan vulgar karena ia sadar telah memilih jalur cerita. Karya yang berbentuk
cerita bagaimanapun hadir kepada pembaca pertama – tama haruslah
sebagai cerita, sebagai sarana hiburan untuk memperoleh berbagai kenikmatan. Kalaupun ada yang ingi dipesankan dan yang sebenarnya
justru hal inilah yang mendorong ditulisnya cerita itu. Hal ini hanyalah lewat siratan saja dan terserah kepada penafsiran pembaca.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita. Serta
dapat disampaikan dengan dua cara yaitu implisit secara langsung dan eksplisit secara tidak langsung.
2.2.4 Hakikat Menulis Cerita Pendek