Hubungan Antara Produksi, Biaya Produksi dengan Penerimaan Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi Usahatani

32

2.2.6 Hubungan Antara Produksi, Biaya Produksi dengan Penerimaan

Menurut Gilarso 1989, produsen dikatakan berhasil secara ekonomis apabila usahanya menghasilkan keuntungan. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan, produsen harus bertindak secara ekonomis artinya mempertimbangkan antara hasil dan pengorbanan atau penerimaan dengan biaya. Petani perlu juga membandingkan antara hasil yang diharapkan antara yang akan diterima pada waktu panen dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila petani ingin memperbesar produksi usahataninya maka petani harus mengadakan pengeluaran tambahan agar diperoleh tingkat produksi yang diinginkan dengan memperhatikan bia ya produksi yang akan dikeluarkan tanpa menyebabkan biaya pokok per satuan produk naik atau lebih tinggi dari harga pasar. Setiap usahatani harus didasarkan pada perhitungan untung dan rugi, yaitu perhitungan biaya produiksi agar usahataninya itu dapat berkembang. Peneriman petani dipengaruhi oleh hasil produksi, petani akan menambah produksinya bila setiap penambahan produksi itu akan menaikkan jumlah penerimannya. Jadi tingkat produksi optimum tidak terlepas dari pengaruh biaya dan penerimaan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 33

2.2.7 Prinsip Ekonomi Dalam Proses Produksi Usahatani

Untuk melakukan analisa efisiensi usahatani, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah menentukan bentuk fungsi produksi pada usahatani tersebut. Bahwa di dalam proses produksi beberapa input masukan yang digunakan pada akhimya akan diubah ke dalam output produksi dan suatu alat untuk mengetahui keberhasilan produksi dalam suatu usaha adalah fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan teknis antara faktor input dan output dalam suatu proses produksi Koutsoyianis,1985. Hal tersebut menggambarkan hukum proporsi, yaitu transpormasi faktor input dalam produk output pada periode waktu tertentu. Sementara Teken 1979 menyebutkan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik atau hubungan teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga faktor produksi yang dipakai maupun harga produksi yang dihasilkan. Dan selanjutnya Soekartawi 1990 menambahkan bahwa fungsi produksi merupakan hubungan yang bersifat fisik maupun yang bersifat teknis antara faktor produksi dengan produksi, didalamnya menyangkut juga pengertian teknologi. Memahami prinsip-prinsip ekonomi dalam proses produksi adalah penting, sebab proses produksi yang tidak diikuti oleh arti ekonomis menjadi tidak banyak berarti. Setiap produsen dalam usahatani akan selalu berusaha untuk mengalokasikan faktor produksi yang dikuasai seefisien mungkin untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan profit maximisation. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 34 Di lain pihak apabila petani dihadapkan pada masalah keterbatasan biaya maka merekajuga tetap berusaha untuk meningkatkan keuntungan dengan kendala biaya yang dimiliki kuantitasnya terbatas. Pendekatan ini dikenal dengan istilah meminimumkan biaya atau cost minimazation. Kedua prinsip mi adalah sama yakni untuk memaksimumkan keuntungan dengan cara mengalokasikan penggunaan sumberdaya yang seefisien mungkin. Dalam proses produksi dikenal konsep efisiensi ekonomis yaitu konsep yang mengukur penggunaan input, jumlah biaya korbanan dan keuntungan yang diperoleh atau konsep yang mengukur antara imbangan biaya dan penerimaan usahatani yang diterimanya. Untuk mengukur imbangan biaya penerimaan dinyatakan dengan menggunakan rumus RC ratio Return and Cost Ratio. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Apabila hasil analisa memberikan RC rasio 1, maka usahatani atau usaha yang dilakukan tersebut dinyatakan dengan efisien dan menguntungkan. 2. Apabila hasil analisa memberikan RC rasio = 1, maka usahatani atau usaha yang dilakukan tersebut dinyatakan dengan efisien dan menguntungkan dan juga tidak mengalami kerugian. 3. Apabila hasil analisa memberikan RIC rasio 1, maka usahatani atau usaha yang dilakukan tersebut dinyatakan dengan tidak efisien dan tidak menguntungkan dan atau usaha tersebut mengalami suatu kerugian. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 35 Selanjutnya seperti apa yang dikemukakan Banoewidjaja 1979 bahwa peranan penyuluhan mengenai teknologi baru adalah sangat penting, karena produksi pertanian akan meningkat apabila teknik bercocok tanam yang harus dilakukan oleh petani berkembang dengan baik yaitu dengan menggunakan teknologi baru yang dimaksud, meliputi penggunaan bibit unggul, pupuk, dan abat-obatan pemberantasan hama dan penyakit. Hal tersebut juga bisa ditunjukkan pada produksi: Y produksi kg F X2 F X1 X Faktor Produksi Gambar 1 : Kurva Produksi Sebelum dan Sesudah Penerapan Teknologi Baru Kurva produksi pada gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Mula-mula sebelum penggunaan teknologi baru produksi digambarkan seperti garis fX1 2. Setelah adanya penerapan I penggunaan teknologi baru produksi yang dihasilkan mengalami perubahan peningkatan yaitu seperti yang ditunjukkan oleh garis fX2. B A Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 36

2.2.8 Analisis Ekonomi Usahatani

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Usaha Tani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensification) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai

12 168 47

Analisis Komparasi Pendapatan Petani Sistem Tanam SRI (System of Rice Intensification) Dengan Petani Sistem Tanaman Legowo (Studi Kasus: Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai)

2 84 123

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

Pertanian padi sawah metode sri (System of Rice Intensification) dan konvensional serta peranannya dalam perekonomian Kabupaten Indramayu

6 77 134

Analisis Adopsi Sri (System Of Rice Intensification) Dan Dampaknya Terhadap Efisiensi Usahatani Padi Di Kabupaten Solok Selatan.

0 7 103

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 5 120

Analisis Dampak Adopsi Metode System of Rice Intensification (SRI) terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 0 12

Tingkat Adopsi Teknologi SRI (System of Rice Intensification) dan Analisis Usahatani Padi di Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi I.Solihah

0 0 9

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI

0 0 20