6
Buku Guru kelas VII SMPMTs
1. Model Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi collaboration learning menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling
membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu
mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz.
2. Model Pembelajaran Individual
Pembelajaran individu individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses.
3. Model Pembelajaran Teman Sebaya
Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain.
Mengajar teman sebaya peer learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama,
ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso jigsaw, studi
kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll.
4. Model Pembelajaran Sikap
Aktivitas belajar afektif affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan
dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara
lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat.
5. Model Pembelajaran Bermain
Permainan game sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu
pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan
akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda
dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
6. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok cooperative learning sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif,
apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok,
diskusi terbuka, bermain peran.
7. Model Pembelajaran Mandiri
Model Pembelajaran mandiri independent learning peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang
Prakarya
7
dimiliki dengan memfokuskan dan mereleksikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi
atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alatbahan berdasarkan temuan sendiri atau modiikasi dan imitasi, releksi karya, melalui kontrak belajar,
maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan inquiry, discovery, recovery.
8. Model Pembelajaran Multimodel
Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang
dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modiikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang cooperative study, integratif,
produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.
C. Pengembangan Apresiasi
Pendidikan prakarya dalam penerapannya di sekolah diharapkan dilakukan dalam tatap muka pembelajaran. Sebaiknya jika tugas praktik tidak dikerjakan di rumah
sebagai pekerjaan rumah PR yang pada akhirnya orang tualah yang membuatnya. Prakarya lebih menanamkan pendidikan keterampilan sehingga harus memperlihatkan
proses agar pendidikan dapat dimaknai sebagai lifeskill di mana dalam pelaksanaannya terdapat penerapan pendidikan karakter di sekolah.
Setiap karya yang dibuat peserta didik merupakan hasil belajar yang luar biasa dari potensi yang dapat ditampilkan oleh setiap anak. Mereka butuh diapresiasi, dihargai, dan
diberi pujian dalam setiap akhir melakukan kegiatan berkarya. Oleh karena itu, pendidik diharapkan dapat mempersiapkan ruang khusus yang diciptakan untuk menampilkan
karya mereka dalam sebuah kegiatan pameran peserta didik. Setiap manusia perlu pujian. Dengan apresiasi, manusia dapat meningkatkan motivasi untuk menjadi lebih
baik dan menjadi manusia yang unggul.
Area pameranpajangan sangat diperlukan untuk menghargai bahwa peserta didik sebagai manusia telah melakukan hal yang baik dan benar, serta bermanfaat bagi orang
lain. Karya yang dipamerkan akan disaksikan oleh orang lain, baik kawan-kawan sesama peserta didik, orang tua mereka maupun guru dan pengunjung lainnya. Banyak peluang
dan kesempatan yang muncul pada kegiatan pameran seperti itu, di antaranya secara tidak langsung sudah menghadirkan pendidikan wirausaha. Jika peserta didik membuat
karya maksimal dan dapat menarik perhatian orang lain, karya tersebut sudah dapat dikategorikan sebagai memiliki nilai jual. Dengan demikian, terbentuk dorongan untuk
membuat lebih banyak lagi dan menguntungkan. Konsep masa depan sudah terbentuk sejak dini melalui pendidikan wirausaha.
Pameran yang digelar di sekolah dapat dilakukan secara sederhana maupun secara besar-besaran, semua bergantung pada kondisi sekolah itu sendiri. Biasanya,
pameran dibarengi dengan kegiatan besar yang dilakukan di sekolah, apakah ulang tahun sekolah maupun hari besar nasional. Pembentukan panitia dalam pameran juga
merupakan pembelajaran. Maka, peserta didik perlu diberi kesempatan, guru hanya sebagai fasilitator saja. Pameran dimaksudkan untuk mengapresiasi hasil karyaproduk
peserta didik. Istilah ‘pameran’ mungkin lebih tepat digunakan untuk aspek Kerajinan dan aspek Rekayasa untuk aspek Budidaya dan aspek Pengolahan, dapat digunakan
istilah ‘bazar atau market day’.