Kerajinan Rekayasa 7_PRAKARYA_BUKU GURU

vi Buku Guru kelas VII SMPMTs

4. Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi benda produk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur, mengawetkan, dan memodiikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari dengan kinerja pikir teknologis. Adapun, ketentuan pemilihan aspek strand dari mata pelajaran Prakarya bagi setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk membelajarkan 2 dua aspek strand dengan mempertimbangkan ketersediaan kompetensi tenaga pendidik di satuan pendidikan yang bersangkutan. Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk menerapkan 4 empat aspek strand diperkenankan selama satuan pendidikan mampu menyediakan jam tambahan. Mengingat keempat aspek strand dari mata pelajaran Prakarya tersebut memiliki karakteristik pembelajaran yang berbeda sehingga memengaruhi kebutuhan lama waktu pembelajaranjam pertemuan dari setiap AspekStrand tersebut. Sebagai contoh “Aspek Budidaya” perlu waktu perkembangbiakan yang relatif lebih lama. Apabila satuan pendidikan memilih “Aspek Budidaya” hendaknya menelaah Kompetensi Dasarnya lebih dahulu sehingga jika ketercapaian Kompetensi Dasar memerlukan waktu lebih lama, dapat membelajarkan ‘aspek lainnya’ misalnya kerajinan, rekayasa ataupun pengolahan terlebih dahulu, dengan pengaturan alokasi waktu oleh tenaga pendidik yang bersangkutan. Prakarya 1 Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia mencatat bahan kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan ini disesuaikan dengan perkembangan kehidupan bangsa, tuntutan dan kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, keterampilan dan bidang lainnya, serta kebijakan nasional pendidikan. Perubahan kebutuhan masyakarat tersebut perlu diantisipasi ke dalam kurikulum pendidikan. Oleh karena itu, Pemerintah melakukan evaluasi dan penyempurnaan agar tetap sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Para pengembang kurikulum menyesuaikan kebijakan Pemerintah terhadap perkembangan tersebut. Pada Tahun 2006 Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional mengeluarkan Permendiknas No. 22 Mengenai Standar Isi SI, Permendiknas No. 23 Mengenai Standar Kompetensi Lulusan SKL, dan Permendiknas No. 24 yang mengatur pelaksanaan Permendiknas mengenai SI dan SKL tersebut. Implementasi Standar Isi mata pelajaran Keterampilan telah memasuki tahun keenam dan telah mendapat banyak masukan dari masyarakat, baik dari para guru, pakar keterampilan, akademisi di perguruan tinggi, dan masyarakat umum, termasuk orang tua peserta didik yang menganggap bahwa kurikulum mata pelajaran Keterampilan terlalu sulit untuk dipahami. Mata pelajaran Keterampilan dipandang sebagai mata pelajaran pilihan yang kurang menarik, bahkan dianggap tidak penting dan dirasakan kurang bermanfaat bagi perkembangan akademik. Pemahaman terhadap isi, makna, dan tujuan pelajaran Keterampilan belum dipahami secara mendalam. Prinsip pembelajaran pun belum memberi manfaat bagi perkembangan kejiwaan peserta didik. Bahkan di kalangan para guru, pelajaran keterampilan dimasukkan ke dalam kelompok mata pelajaran tambahan atau pelengkap. Padahal, konsep pelajaran Keterampilan yang masuk dalam skema kurikulum mata pelajaran umum adalah penyeimbang pengembangan otak kanan dan kiri.