126
BAB 7 UNGKAPAN GAMBAR WAYANG BUATAN ANAK-ANAK
7.1. Pemilihan Tokoh Wayang
Dari hasil treatment yang dilakukan kepada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Islam Siti Sulaechah Mayangsari Semarang, dalam kegiatan menggambar
wayang, ternyata 90 memilih ikon tokoh yang berkarakter baik. Tokoh-tokoh itu antara lain: Bima atau Werkudara, Puntadewa, Arjuna, Gathotkaca, dan Para
Punakawan Semar, Gareng Petruk dan Bagong. 5 menggambar tokoh Putren dan binatang, dan 5 menggambar tokoh jahat, antara lain; Buta Cakil dan
Dewi Durga. Dari kecenderungan pemilihan ikon tokoh baik tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya mereka masih ada keterikatan emosi dengan persepsi simbolik yang dicitrakan oleh tokoh-tokoh dalam pewayangan; mereka masih
memiliki kesadaran untuk menentukan pilihan antara yang baik dan yang buruk dan pilihan itu ternyata masih berpihak pada yang baik. Disamping itu anak-anak
masih memiliki kedekatan dengan imaji nilai dari sosok yang ditawarkan dalam pewayangan.
Anak-anak masih memiliki rasa kekaguman terhadap pesona keindahan, kebagusan, dan kegagahan yang dimiliki oleh beberapa tokoh wayang, dan dalam
proses pembuatan gambar wayang tersebut nak-anak tidak saja konsentrasi menggambar saja namun ungkapan ekspresinya total; terdengar mulut mereka
menirukan irama musik yang lazimnya digunakan untuk mengiringi pertunjukan
127
127 wayang. Dan di antara mereka ada juga yang mencoba menggerak-gerakan
gambarnya setelah usai gambarnya dikerjakan, seakan mereka sedang berpura- pura menjadi Dalang, dengan begitu bahwa bagaimanapun juga mereka masih
memiliki kedekatan dan masih cukup baik dalam memberikan apresiasi terhadap produk budaya Jawa dan produk dari proses reproduksi yang mereka lakukan
sendiri. Hubungannya dengan pemilihan tokoh tersebut, ketika Guru menyebut
dengan mempersonifikasikan diantara mereka dengan tokoh baik Gathotkaca atau Bima respon mereka menunjukkan kegirangan, tanda mereka suka. Namun
ketika Guru mencoba mempersonifikasikan diantara mereka dengan tokoh jahat Buta Cakil mereka ternyata tertawa, sebagai tanda sesungguhnya mereka
meledek diri sendiri atau teman yang dianggap sebagai Buta Cakil, dan ekspresi itu sesungguhnya adalah tanda ketidak berpihakan mereka dengan apa yang
dilontarkan Guru. Dengan begitu bisa dipahami jika tokoh yang banyak mereka gambar adalah tokoh-tokoh yang berkarakter baik. Indikator tersebut menjadi
bukti bahwa konsep ideal dalam pikiran mereka terhadap sesuatu yang baik, ternyata ikon wayang masih menjadi bagian dari sistem simbol yang ada dalam
pikiran mereka. Ketika ditanyakan oleh guru, kepada sebagian Siswa yang tidak
menggambar tokoh baik diperoleh jawaban bahwa pada dasarnya mereka semata- mata tertarik karena bentuknya saja. Namun kesadaran pemahaman terhadap
karakter bentuk tokoh yang dipilihnya sangat baik, mereka tahu persis bahwa tokoh yang digambarnya tersebut adalah tokoh jahat.
128
128 Disamping pengungkapan bentuk-bentuk tokoh baik dan buruk dalam
pewayangan tersebut, dikenal pula beberapa tokoh tambahan yaitu bentuk binatang. Bentuk binatang tersebut cukup banyak Kuda, Banteng, Gajah,
Harimau, Ular, Celeng, dll , dan pada hasil gambar anak-anak tersebut ditemukan dua anak yang menggambar binatang Gajah. Ungkapan gambarnya terhadap
bentuk binatang tersebut menggunakan kaidah proporsi bentuk wayang yang dikenalnya. Dari mengamati hasil gambar tersebut terasa benar adanya pencitraan
bahwa ungkapan gambar tersebut tidak merepresentasikan bentuk gajah pada hubungan yang realistis, namun anak-anak telah menggunakan bahasa budayanya
dengan memberikan ungkapan bentuk yang lebih simbolis. Pada gambar tersebut, Gajahnya diberi mahkota, terdapat ornamen pada tempat duduk plungguhan dan
terdapat palemahan atau pasiten, yang berpungsi sebagai setting atau dasaran tempat gajah tersebut berdiri; dimana keberadaan palemahan tersebut menjadi
bagian yang spesifik ciri khas tampilan dari seluruh tokoh yang ada dalam pewayangan.
129 Gambar : 33
Contoh gambar tokoh wayang berwatak baik
130
130 Gambar : 34
131
131 Contoh gambar tokoh wayang berwatak buruk
Gambar : 35 Contoh gambar tokoh wayang binatang Gajah
7.2. Kehadiran Tokoh Dalam Gambar