Pendekatan dan Metode METODE PENELITIAN

50 50

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode

Kajian ini pada dasarnya merupakan studi kasus terhadap fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan anak-anak. Anak-anak sebagai bagian dari komunitas sosial menempati fungsi yang sangat strategis bagi upaya pelestarian nilai-nilai budaya kehidupan masyarakatnya. Proses enkulturasi nilai budaya itu senantiasa dilakukan oleh kelompok masyarakat manapun, baik melalui peran keluarga, sekolah dan masyarakat. Fenomena sosial tersebut tercermin dalam ekspresi gambar wayang buatan anak-anak. Dalam gambar tersebut anak-anak menyatakan pikirannya dan perasaannya sebagai tanggapan dan responnya terhadap kesenian tradisinya. Karya gambar wayang mereka adalah konstruksi tanda yang dapat dijelaskan dengan menganalisis unsur intra dan ekstra estetisnya, serta dapat digunakan untuk menjelaskan hubungannya dengan nilai-nilai kulturalnya sebagai bagian dari komunitas masyarakat yang hidup dalam tradisi Jawa. Seberapa besar nilai- nilai kultural Jawa itu melekat dalam pola kehidupan mereka, pada dasarnya akan dapat diketahui dari karakteristik ekspresi estetisnya. Dapat diasumsikan bahwa ekspresi gambar wayang buatan anak-anak menyiratkan adanya interaksi antara internal dirinya sebagai subjek dengan kondisi eksternnya, yang dimanifestasikan dalam suatu bentuk gambar wayang dalam konteks kini. 51 51 Medan kajian dalam penelitihan ini melibatkan anak-anak, sekolah, keluarga dan masyarakat, sebagai sebuah sistem yang integral yang tercermin dalam ekspresi gambar wayang buatan anak-anak; untuk dijelaskan esensi maknanya. Dengan begitu diperlukan pendekatan penelitian yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial itu secara efektif. Soetopo 1996: 5, dan beberapa para ahli sosiologi lainnya menyarankan agar penelitian bidang sosial budaya yang berupaya mengungkap esensi dari sebuah interaksi sosial hendaknya mendekati permasalahan tersebut secara kualitatif. Gambar wayang buatan anak-anak adalah manifestasi adanya interaksi sosial antara anak-anak sebagai subjek kreator dengan lingkungan sosial budayanya. Fenomena yang tampak pada perbentukan gambar tersebut menyimpan makna yang memiliki relasi dengan kulturalnya, dan sebaliknya kondisi kultural dimana anak-anak tersebut tinggal akan berpengaruh besar pada gejala yang ada pada gambar wayang mereka. Dengan demikian agar kajian penelitian ini memperlihatkan kedalaman makna, serta menunjukkan keterlibatan peneliti secara langsung di lapangan, maka dipilih pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

3.2. Fokus Penelitian