30 berperan aktif dalam pembelajaran, salah satunya yaitu dengan menggunakan
berbagai media berbasis visual spasial seperti penggunaan gambar, menyusun puzzle acak, menyimak video, menyimak tayangan slide dan mengelompokkan
benda berdasarkan warna. Armstrong 2013: 86 menyatakan bahwa ada lima strategi pengajaran yang dirancang dengan kecerdasan visual spasial yaitu
visualisasi, tanda-tanda berwarna warni, gambar metafora, membuat sketsa ide dan simbol-simbol gambar. Tahap kegiatan inti hendaknya dilakukan secara sistematis
dan sistemik agar pembelajarannya dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaranya dapat tercapai
c. Evaluasi Evaluasi berisi tentang teknik yang digunakan guru untuk mengetahui
seberapa jauh kompetensi yang dikuasai siswa setelah pembelajaran. Alat ukur dalam evaluasi berupa tes, sedangkan cara pelaksanaanya, tes dapat di bedakan
menjadi tes tertulis dan tes lisan. Selain melakukan menggunakan tes guru juga harus melakukan penilaian autentik. Chatib 2011: 166 menyatakan bahwa
penilaian autentik sangat berkaitan dengan aktifitas pembelajaran. Semakin banyak aktifitas pembelajaran yang dapat dinilai semakin baik pula hasil pembelajaran
tersebut. Penilaian aktifitas siswa ini dapat dimulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
6. Strategi Meningkatkan Kecerdasan Visual spasial
Kecerdasan visual spasial berada pada belahan otak kanan seseorang, kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk memahami gambar-gambar dan bentuk
termasuk untuk menginterpretasi dimensi ruang yang tidak dapat dilihat. Menurut Yaumi Ibrahim 2013: 85, kecerdasan visual spasial yang dimiliki oleh peserta
31 didik dapat dikembangkan melalui strategi-strategi yaitu dengan membuat
potongan kertas berwarna-warni, mewarnai gambar, dan membuat sketsa, untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Membuat potongan kertas berwarna warni Pembelajaran menggunakan potongan kertas berwarna-warni merupakan
salah satu pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial. Pembelajaran dengan kertas berwarna-warni akan mengembangkan kemampuan
visual spasial anak. Armstrong 2013: 87 menyatakan bahwa anak yang kemampuan visual spasialnya tinggi sering sensitif terhadap warna. Sehingga anak
akan lebih mudah memahami materi jika disajikan dengan berbagai warna yang menarik. Pembelajaran dengan kertas berwarna-warni merupakan suatu aktivitas
pembelajaran yang cukup sederhana dan tidak membutuhkan biaya dan tenaga yang cukup banyak, pelaksanaanya pun sangat mudah dapat dilakukan guru-guru
dimanapun mereka berada karena kertas berwarna ini cukup mudah untuk didapatkan. Potongan kertas tersebut berisi bahan ajar yang hendak diajarkan pada
peserta didik, potongan kertas tersebut berisi kata kunci atau dapat juga menggunakan kalimat lengkap, namun dipotong-potong sesuai panjang dan lebar
kertas, warna tulisan dalam kertas harus sesuai atau kontras agar dapat dilihat dengan baik oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih mudah
membacanya. Pembelajaran dengan menggunakan media berupa potongan kertas
berwarna-warni dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, termasuk pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Pengajar pada kelas-kelas rendah dapat menggunakan
gambar-gambar yang sudah jadi untuk diberi warna-warni. Dapat pula memotong
32 kertas yang berisi cerita bergambar tanpa kata sehingga peserta didik dapat
menuliskan dengan kalimatnya sendiri sesuai dengan tema gambar yang diperoleh. Menurut Yaumi Ibrahim 2013: 87, tujuan aktifitas pembelajaran dengan
membuat potongan-potongan kertas-berwarna warni yang berisi materi pelajaran adalah agar peserta didik mampu:
1 Menerima pesan-pesan pembelajaran dengan mudah, cepat dan akurat. 2 Terlibat langsung untuk mengalami proses pembelajaran.
3 Mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan ide-ide sederhana yang
dijabarkan dalam pembelajaran. 4 Mengembangkan pengetahuan dengan mengaitkan yang dipelajari dengan
situasi riel yang ada. b. Mengamati Gambar
Aktivitas pembelajaran visual spasial dapat dilakukan dengan cara menunjukan beberapa gambar yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan oleh
guru, misalkan saja saat guru mengajarkan tentang fakta-fakta sejarah guru dapat menujukan beberapa gambar tokoh dalam perjuangan tersebut. Hal ini akan
membantu siswa mengingat materi tersebut, mulai dari wajah tokoh, nama tokoh dan bagai mana kejadian peristiwa tersebut. Media gambar juga dapat menjadi hal
yang menarik bagi siswa sehingga dapat memfokuskan perhatian siswa pada gambar yang di tunjukan guru. Siswa yang memiliki kecerdasan visual spasial yang
tinggi akan sangat peka terhadap unsur-unsur dalam gambar tersebut, baik dari warnanya maupun garis yang membentuk gambar tersebut. Lwin, et al 2008: 73
menyatakan bahwa anak yang memiliki kemampuan visual spasial mampu memperhatikan rincian kecil gambaran visual spasial yang kebanyakan orang lain
tidak memperhatikannya.
33 Guru dapat menampilkan gambar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran baik berupa gambar elektronik maupun gambar nyata. Martuti 2009: 79 menyatakan bahwa kecerdasan visual spasial berkaitan erat dengan gambar
yang divisualisasi dari dalam pikiran maupun dunia luar. Saat pembelajaran dengan menampilkan gambar guru hendaknya sambil menjelaskan materi yang akan
diajarkan sehingga akan menambah pengetahuan siswa, saat guru menampilkan gambar seorang tokoh, guru dapat menjelaskan dimana tokoh itu dilahirkan, dari
mana tokoh berasal dan bagaimana perjuangan tokoh tersebut. Penyajian gambar juga hendaknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan kesesuaian
materi yang diajarkan. Kegiatan belajar dengan gambar dapat dilakukan baik di kelas tinggi
maupun kelas rendah, tetapi penyajian gambar dan cara penjelasannya harus disesuaikan dengan anak yang di ajar yaitu pada anak kelas tinggi atau anak kelas
rendah gambar itu disajikan dan keberhasilannya tergantung dari kreatifitas guru dalam mendisain dan mengintegrasikanya.
c. Tayangan Slide dan Video Tayangan slide dan gambar animasi merupakan salah satu contoh media
yang dapat digunakan pada pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial. Tayangan slide memiliki unsur yang hampir sama dengan gambar,
yang membedakan pada tayangan slide, gambar atau teks dapat bergerak dalam bentuk slide sehingga beberapa gambar dapat disajikan dalam satu slide dan
membentuk sebuah urutan peristiwa yang berurutan dari awal kejadian sampai akhir dalam bentuk tayangan slide. Menurut Armstrong 2013: 86, kecerdasan
visual spasial erat hubungannya dengan gambar yang ada dalam pikiran atau
34 gambar di dunia eksternal seperti foto, film, simbol grafis dan bahasa ideografik.
Kemudian pada gambar video gambar dapat bergerak layaknya benda sehingga dapat menggambarkan suatu peristiwa dengan detail dan biasanya video
dilengakapi dengan audio atau suara yang menjelaskan isi gambaran peristiwa dalam video tersebut.
Menyusun pembelajaran yang berorientasikan pada kecerdasan visual spasial dapat dilakukan dengan menyajikan tayangan slide atau video dalam
pembelajaran, penggunaan tayangan slide dan video ini memiliki banyak keuntungan karena dapat menampilkan beberapa obyek yang tidak dapat di bawa
dalam kelas seperti mengamati tubuh gajah, mengamati peristiwa gunung meletus dan bentang alam lainya. Penggunaan dengan tayangan slide atau video akan
memberikan detail suatu peristiwa sehingga anak akan lebih memahai bagaiman peristiwa itu terjadi.
D. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial