Analisis Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe

menggunakan skala Likert 3 dapat diperoleh kriteria tingkat keaktifan dari masing-masing siswa sebagai berikut : A = Skor terbesar = 34,5 B = Skor terkecil = 20 C = A – B = 14,5 Rendah = B x ≤ B + C = 20 x ≤ 24,8 Sedang = B + C x ≤ B + C = 24,8 x ≤ 29,7 Tinggi = B + C x ≤ B + C = 29,7 x ≤ 34,5 Sehingga dapat ditentukan kriteria tingkat keaktifan siswa untuk masing-masing individu sebagai berikut : Tabel 4.16 Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa No Nama Skor Keaktifan Kriteria 1 Siswa 1 29 Sedang 2 Siswa 2 30 Tinggi 3 Siswa 3 25,5 Sedang 4 Siswa 4 21 Rendah 5 Siswa 5 22 Rendah 6 Siswa 6 21,5 Rendah 7 Siswa 7 22,5 Rendah 8 Siswa 8 26,5 Sedang 9 Siswa 9 25 Sedang 10 Siswa 10 22 Rendah 11 Siswa 11 30 Tinggi 12 Siswa 12 22,5 Rendah 13 Siswa 13 34,5 Tinggi 14 Siswa 14 21,5 Rendah No Nama Skor Keaktifan Kriteria 15 Siswa 15 22 Rendah 16 Siswa 16 23 Rendah 17 Siswa 17 27 Sedang 18 Siswa 18 26 Sedang 19 Siswa 19 20 Rendah 20 Siswa 20 27 Sedang Tabel 4.17 Persentase Tingkat Keaktifan Siswa No Kriteria Jumlah Siswa Persentase 1 Tinggi 3 15 2 Sedang 7 35 3 Rendah 10 50 Histogram tingkat keaktifan siswa di atas adalah sebagai berikut : Diagram 4.1 Histogram Tingkat Keaktifan Siswa Dari data tingkat keaktifan siswa secara berkelompok Tabel 4.10 dapat kita ketahui mengenai kriteria keaktifan masing-masing kelompok selama mengikuti proses pembelajaran menggunakan metode kooperatif 50 35 15 10 20 30 40 50 60 Fx Tingkat Keaktifan Siswa Secara Individu Rendah Sedang Tinggi tipe Jigsaw II dengan perhitungan menggunakan skala Likert 3 . Perhitungannya adalah sebagai berikut : A = Jumlah skor terbesar B = Jumlah skor terkecil C = A – B Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa skor keaktifan kelompok tertinggi dari hasil rata-rata penjumlahan pengamatan dua observer adalah 101, sedangkan skor terendahnya adalah 92,5. Sehingga kriteria keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II di kelas IV SD Kanisius Minggir adalah sebagai berikut : A = Jumlah skor terbesar = 101 B = Jumlah skor terkecil = 92,5 C = A – B = 8,5 Rendah = B x ≤ B + C = 92,5 x ≤ 95,3 Sedang = B + C x ≤ B + C = 95,3 x ≤ 98,17 Tinggi = B + C x ≤ B + C = 98,17 x ≤ 101 Sehingga dapat diperoleh kriteria tingkat keaktifan masing-masing kelompok, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.18 Kriteria Tingkat Keaktifan Kelompok No Nama Kelompok Skor Kriteria 1 Kelompok A 101 Tinggi 2 Kelompok B 92,5 Rendah 3 Kelompok C 99,5 Tinggi 4 Kelompok D 101 Tinggi 5 Kelompok E 100 Tinggi Tabel 4.19 Kriteria Tingkat Keaktifan Kelompok No Kriteria Jumlah Kelompok Persentase 1 Tinggi 4 80 2 Sedang 3 Rendah 1 20 Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran atau bekerja dalam kelompok persentasenya adalah 80, sedangkan siswa yang keaktifannya rendah persentasenya adalah 20. Diagram 4.2 Histogram Tingkat Keaktifan Kelompok 20 80 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Fx Tingkat Keaktifan Kelompok Rendah Sedang Tinggi Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa kelas IV SD Kanisius Minggir semester genap tahun ajaran 20132014 dalam bekerja secara kelompok selama proses pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah cukup tinggi, karena dilihat dari persentasenya tingkat keaktifan kelompok yang paling banyak adalah kriteria tinggi dengan persentase 80. Ada 6 jenis keaktifan yang dilakukan oleh siswa dan diamati oleh 2 observer. Perhitungannya yaitu dari masing-masing jenis keaktifan pada setiap kelompok yang telah diamati dalam tiga pertemuan oleh dua observer dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah dari masing-masing skor keterlibatan seperti pada tabel berikut : Tabel 4.20 Jumlah Skor Masing-masing Jenis Keaktifan dalam Bekerja Secara Kelompok No. Jenis Keaktifan Jumlah Skor 1 Mengajukan pertanyaan 104 2 Menjawab pertanyaan 77 3 Berdiskusi dalam kelompok 472 4 Memberikan pendapat 204 5 Menanggapi pendapat 53 6 Membantu teman 87 Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah skor dari jenis keaktifan nomor 3 yaitu berdiskusi dalam kelompok menjadi jenis keaktifan yang paling tinggi, sehingga berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa berdiskusi dalam kelompok merupakan jenis keterlibatan yang paling banyak dilakukan olek setiap siswa dalam bekerja secara kelompok. Sedangkan jenis keaktifan 5 yaitu menanggapi pendapat merupakan jenis keaktifan dengan jumlah skor keaktifan paling rendah. Hal ini berarti dalam bekerja secara kelompok, siswa jarang sekali menanggapi pendapat dari siswa lain.

3. Analisis Hasil Belajar Siswa

Analisis data hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw II dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan Skala Likert 3 dan membandingkan hasil Tes Evaluasi TE dengan hasil Tes Kemampuan Awal TKA sebagai berikut: a. Menggunakan Skala Likert 3 Analisis hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat diperoleh melalui perhitungan hasil Tes Evaluasi TE dari 20 siswa dengan menggunakan Skala Likert 3 . Dari Tabel 4.14 di atas, diperoleh bahwa nilai tertinggi A adalah 98 dan nilai terendah B adalah 37, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 76,9. Kemudian untuk menentukan kriteria hasil belajar dihitung menggunakan skala Likert 3 sebagai berikut : A = Nilai Tertinggi = 98 B = Nilai Terendah = 37 C = 98 - 37 = 61 Maka diperoleh kriteria sebagai berikut : Rendah : 37 x ≤ 57,3 Sedang : 57,3 x ≤ 77,7 Tinggi : 77,7 x ≤ 98 Berdasarkan kriteria di atas, maka dapat ditentukan kriteria hasil belajar siswa secara individu sebagai berikut: Tabel 4.21 Kriteria Hasil Belajar Siswa Secara Individu No Nama Nilai Kriteria 1 Siswa 1 84 Tinggi 2 Siswa 2 91 Tinggi 3 Siswa 3 84 Tinggi 4 Siswa 4 37 Rendah 5 Siswa 5 84 Tinggi 6 Siswa 6 56 Rendah 7 Siswa 7 53 Rendah 8 Siswa 8 98 Tinggi 9 Siswa 9 85 Tinggi 10 Siswa 10 93 Tinggi 11 Siswa 11 75 Sedang 12 Siswa 12 84 Tinggi 13 Siswa 13 96 Tinggi 14 Siswa 14 76 Sedang 15 Siswa 15 82 Tinggi 16 Siswa 16 92 Tinggi 17 Siswa 17 78 Tinggi 18 Siswa 18 47 Rendah 19 Siswa 19 71 Sedang 20 Siswa 20 72 Sedang Tabel 4.22 Persentase Hasil Belajar Siswa Secara Individu Kriteria Interval Nilai Jumlah Siswa Persentase Tinggi 77,8-98 12 60 Sedang 57,4-77,7 4 20 Rendah 37-57,3 4 20 Histogram hasil belajar siswa berdasarkan persentase hasil belajar siswa di atas adalah sebagai berikut: Diagram 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Dari hasil belajar 20 siswa yang diamati, terdapat 12 siswa atau 60 dari jumlah seluruh siswa yang kriteria hasil belajarnya Tinggi, 4 siswa atau 20 berada pada kriteria hasil belajar Sedang, dan 4 siswa atau 20 berada pada kriteria hasil belajar Rendah. Berdasarkan persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Minggir yang 20 20 60 10 20 30 40 50 60 70 Hasil Belajar Siswa Rendah Sedang Tinggi

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 1 8

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI KOOPERATIF LEARNING TIPE JIGSAW PADA Peningkatan Hasil Belajar Materi Kubus Dan Balok Melalui Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kedungjeruk Tahun Pelajaran 2012/20

0 1 11

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Volume Kubus dan Balok Melalui Pendekatan Belajar Tuntas (Mastery Learning) pada Siswa Kelas V SD Negeri I Pule Tahun P

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (Education Entertainment)( PTK pada Siswa kelas IV SD N

0 2 17

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang kubus dan balok melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada kelas IV SD Kanisius Minggir tahun ajaran 2013/2014.

0 0 359

Peningkatan minat dan prestasi belajar melalui penerapan model kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran PKN pada siswa kelas IV SD Kanisius Minggir.

0 2 288

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK (Penelitian Tindakan Kelas Pada siswa Kelas VIII MTs. Islamic Centre Kec. Ke

0 0 19