Grafik perbandingan skor rata - rata m siswa kelas VIII C sebelum dan sesudah
matematika, ditambah lagi dengan adanya LKS yang ada latihan soalnya karena siswa tersebut suka dengan latihan soal. Siswa C
merupakan siswa yang pandai di kelas, cukup mudah baginya untuk memahami konsep matematika, sehingga tidak ada
perubahan jam belajarnya di rumah. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, siswa C lebih suka pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing. Dengan metode penemuan terbimbing, mereka akan lebih aktif dan lebih bersemangat, tidak
hanya mencatat materi dan latihan soal. Siswa C selalu bersaing dengan temannya untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, bila
siswa C mendapatkan nilai yang jelek ia akan semakin terpacu untuk lebih giat belajar. Dengan adanya kuis pada setiap
pembelajaran matematika, perhatian siswa terhadap pembelajaran matematika semakin meningkat hal ini karena siswa tersebut
menjadi lebih fokus agar mendapatkan nilai yang baik. Menurut siswa tersebut dia tidak mengalami perubahan motivasi yang
terjadi pada dirinya. Namun, jika dilihat dari skor motivasi dan hasil wawancara nampak bahwa siswa tersebut motivasinya
meningkat, meskipun tidak banyak. 4. Analisis wawancara motivasi belajar Siswa D
Siswa D merupakan siswa yang mendapatkan skor sama antara pembelajaran sebelum dan sesudah pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.
Menurut siswa D, meski dia sudah paham dengan materi bangun ruang sisi datar, namun LKS dalam metode penemuan terbimbing
tetap bermanfaat baginya karena bisa dijadikan catatan dan untuk latihan
soal. Setelah
mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis,
siswa tersebut semakin semangat dalam belajar, misalnya ikut les, belajar sendiri di rumah, sering baca materi dan latihan soal.
Dengan adanya pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis semakin membuat siswa
tersebut suka dengan pelajaran matematika karena bisa memperdalam materi. Dengan adanya kuis, mampu meningkatkan
waktu belajar siswa yang biasanya 1, 5 jam menjadi 2 jam. Dengan adanya kuis dapat membuat siswa semakin ulet dalam belajar,
misalnya siswa kalau ada PR sering mengerjakan di kelas, sekarang dikerjakan sendiri di rumah, mau mencoba sendiri. Kuis
mampu menyadarkan siswa tersebut bahwa belajar itu penting, karena baginya kuis mempengaruhi nilai jadi harus dicapai dengan
maksimal. Berdasarkan skor angket motivasi, siswa tersebut tidak mengalami perubahan dalam hal motivasi. Namun dari hasil
wawancara dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa tersebut meningkat.