Metode Pengukuran Minat Teori yang Mendukung 1. Minat

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa minat merupakan suatu rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan atau menekuni hal atau aktifitas tertentu. Hal tersebut juga berarti bahwa minat memberikan pengaruh terhadap hasil aktivitasnya. Minat sendiri dapat kita lihat dengan berbagai cara, salah satunya dapat dengan cara pemberian kuesioner. a. Macam-macam Minat Pasaribuan 1983:52-53 membedakan minat menjadi dua macam, yaitu minat aktual dan minat disposisional. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang kongkrit. Minat ini biasa disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar. Tanpa adanya suatu perhatian tentu hasilnya tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain minat aktual, dikatakan pula macam minat yang kedua yaitu minat disposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan disposisi dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat bukan merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Minat dapat dibangkitkan dan tingkatannya sesuai dengan usia.

b. Metode Pengukuran Minat

Minat belajar dapat diukur dengan menggunakan penilaian non tes Masidjo 1995:59. Nurkanca 1983:227-229 menyebutkan empat cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat, yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan inventori. Berbeda dengan Nurkanca, Masidjo 1995:59 menjelaskan bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat, antara lain observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara. Masidjo 1995: 59 mengatakan “observasi adalah teknik pengamatan yang dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dengan teliti terhadap gejala atau situasi, obyek di tempat tertentu. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di luar kelas Nurkanca, 1983. Pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. Cara kedua adalah menggunakan catatan anekdot yang berupa catatan faktual dan seketika tentang peristiwa, kejadian, gejala atau tingkah laku yang spesifik dan menarik, yang dilakukan secara individual maupun kelompok Masidjo, 1995:64. Ketiga, daftar cek yang merupakan sebuah daftar yang memuat sejumlah pertanyaan singkat, tertulis tentang berbagai gejala dengan memberi tanda cek √ Masidjo, 1995:65. Selanjutnya, minat juga dapat diukur dengan menggunakan skala nilai yang pada dasarnya sama dengan daftar cek, namun jika menggunakan skala nilai gejala atau perilaku dijabarkan dalam bentuk skala atau kategori yang bermakna nilai. Rentangan nilai yang disajikan dapat berbentuk huruf A, B, C, D, bentuk angka 1 sampai 10, bahkan dalam bentuk kategori rendah, sedang, tinggi Masidjo, 1995:66. Cara kelima yang dapat digunakan adalah pemberian angket kuesioner. Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal- hal yang diketahuinya Masidjo, 1995:70. Kuesioner pada umumnya bertujuan untuk menggali fakta dan opini Nasution, 2004:128. Selain cara-cara tersebut, Masidjo 1995:72 juga memaparkan mengenai interview wawancara. Nasution 2004:113 menjelaskan bahwa wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal sehingga seperti percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Interview biasanya digunakan untuk mengukur minat anak-anak. Pelaksanaan interview ini akan memperoleh hasil yang lebih baik jika dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga wawancara akan berlangsung dengan lebih jelas Nurkanca, 1983.

c. Fungsi Pengukuran Minat