Macam-Macam Metode Pengajaran Metode Pengajaran

pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran. Pendapat tersebut diperkuat oleh Miller Jacobsen, 2009 yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran adalah 1 karakteristik siswa, 2 situasi dan kondisi sekolah, 3 guru itu sendiri, 4 fasilitas yang dimiliki kelas atau sekolah, dan 5 kondisi psikologis siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pengajaran, yaitu siswa, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.

2.1.3.3 Macam-Macam Metode Pengajaran

Joyce dan Weill Huda, 2013 mendeskripsikan metode pengajaran sebagai rencana yang digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda. Metode pengajaran menekankan bagaimana membantu siswa belajar mengkonstruksikan pengetahuan dan cara belajar yang mencakup belajar dari sumber-sumber, seperti belajar dari ceramah, film, tugas membaca, dan sebagainya Huda, 2013. Bahri Zain, 2010 menyatakan macam-macam metode pengajaran sebagai berikut: 1. Metode Eksperimen; Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. 2. Metode Diskusi; Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa dihadapkan suatu masalah berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Proses belajar mengajar terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, bertukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, sehingga semua siswa aktif selama proses belajar mengajar. 3. Metode Sosiodrama; Metode sosiodrama atau role play adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa mendramasasikan tingkah laku berkaitan dengan masalah sosial. Tujuan dari metode sosiodrama antara lain 1 siswa dapat memahami materi dengan baik, 2 siswa belajar bagaimana bertanggung jawab, 3 siswa belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, 4 siswa dapat menghayati dan menghargai orang lain dan 5 merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. 4. Metode Demonstrasi; Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari dengan penjelasan lisan. Melalui metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan, sehingga membentuk pengertian dengan baik. Selain itu, siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama proses belajar mengajar. 5. Metode Problem Solving; Metode Problem Solving merupakan suatu metode berpikir, karena siswa memulai belajar dengan mencari data hingga menarik kesimpulan. Metode ini dapat merangsang kemampuan berpikir siswa secara kreatif, menyeluruh, dan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan. 6. Metode Tanya Jawab; Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa atau sebaliknya. Metode tanya jawab dapat memusatkan perhatian siswa, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, serta mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. 7. Metode Ceramah; Metode ceramah adalah metode tradisional yang digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Segers Jacobsen, 2009 menambahkan satu metode pengajaran, yaitu berbasis masalah problem-based intruction dan kooperatif. Pengajaran berbasis masalah didasarkan pada memanfaatan masalah sebagai focal point, investigasi, dan penelitian siswa. Metode pengajaran berbasis masalah terdiri dari penelitian inquiry dan pemecahan masalah problem-solving Jacobsen, 2009. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian inquiry merupakan sebuah proses dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah berdasarkan pada pengujian logis atas fakta dan observasi Jacobsen, 2009. Pemecahan masalah problem-solving merupakan suatu metode pengajaran berbasis masalah dimana guru membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman selama proses belajar mengajar. Pada pengajaran kooperatif dirancang untuk mendidik kerjasama kelompok dan interaksi antarsiswa. Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk mengajarkan tujuan-tujuan akademik, skill-skil dasar, dan keterampilan- keterampilan berpikir tingkat tinggi. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam metode pengajaran, yaitu 1 metode eksperimen, 2 metode diskusi, 3 metode sosiodrama, 4 metode demonstrasi, 5 metode problem solving, 6 metode tanya jawab, 7 metode ceramah, 8 metode penelitian inquiry, dan 9 metode kooperatif.

2.1.4 Hiperaktivitas