sering meninggalkan tempat duduk, 3 berlari dan memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat, 4 sulit bermain dengan
tenang saat waktu luang, 5 melakukan aktivitas motorik secara berlebihan, 6 sering berbicara berlebihan, dan perilaku yang muncul
pada impulsif 7 sering menjawab tanpa berpikir sebelum pertanyaan selesai diberikan, 8 sulit menunggu giliran, dan 9 sering menyela
pembicaraan orang lain.
3.
Tipe kombinasi; Perilaku yang muncul pada anak dengan tipe kombinasi mencakup kedua karakteristik anak hiperaktif dari tipe inatensi dan tipe
hiperaktif-implusif. Beberapa kriteria tipe anak hiperaktif yang dikemukakan oleh DSM-
IV
® - TR dijadikan pedoman secara umum untuk menentukan se
seorang mengalami hiperaktivitas. Seseorang dinyatakan mengalami hiperaktivitas
apabila memenuhi minimal 6 kriteria diagnosis selama tiga bulan terakhir.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Amelia pada tahun 2008 yang berjudul “Persepsi Guru Terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku
Dalam Kegiatan Sekolah.” Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran persepsi guru terhadap anak yang memiliki gangguan perilaku termasuk
interaksi sosial dengan perilaku guru, interaksi sosial dengan teman sebaya, dan prestasi belajar anak-anak gangguan perilaku. Metodologi dalam penelitian ini
adalah pendekatan deskriptif kualititatif. Teknik pengumpulan data yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan peneliti adalah angket skala likert dan skala Guttaman. Alternatif jawaban skala likert, yaitu selalu, jarang, dan tidak pernah, sedangkan skala
Guttaman dengan alternatif jawaban iya dan tidak. Jumlah item keseluruhan sebanyak 24 item yang berkenaan dengan bagaimana persepsi guru terhadap
anak yang mengalami gangguan perilaku dalam kegiatan sekolah di SMP Negeri 24 Padang. Peneliti menganalisis data yang telah diperoleh dengan
menggunakan rumus statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar guru berpersepsi bahwa 1
anak yang mengalami gangguan perilaku berinteraksi dengan guru baik ketika di kelas atau luar kelas, 2 anak mengalami gangguan perilaku berinteraksi
dengan teman sebaya baik ketika di kelas ataupun saat istirahat, dan 3 anak yang mengalami gangguan perilaku dalam bidang akademik anak hanya
mendapat peringkat 20 besar. Penelitian kedua dilakukan oleh Rona Fitria 2012
yang berjudul “Proses Pembelajaran dalam Setting
Inklusi di Sekolah Dasar.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran secara inklusi, dengan fokus penelitian
tentang bagaimana proses pembelajaran dalam setting inklusi, kendala-kendala yang dihadapi serta usaha pihak sekolah dalam mengatasi kendala terkait
dengan proses pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang guru kelas
yang terdapat anak berkebutuhan khusus dan 2 orang guru pembimbing khusus. Teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian mengenai pembelajaran dalam setting inklusi di SDN 18 Koto Luar kecamatan Pauh, metode pengajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran belum bervariasi, pengaturan tempat duduk bervariasi, penggunaan media disesuaikan dengan materi, materi diambil dari buku paket
dan guru pembimbing khusus melakukan penyerderhanaan materi, serta penilaian yang dilakukan guru hanya penilaian secara lisan saja. Kendala yang
dihadapi guru antara lain banyaknya jumlah siswa di dalam kelas dan adanya siswa hiperaktif, low vision, dan lamban belajar. Hal ini menyebabkan guru
terkendala dalam menggunakan metode pengajaran yang bervariasi. Selain itu, kurangnya pemahaman guru tentang pembelajaran siswa berkebutuhan khusus.
Penelitian ketiga yang dilakukan dilakukan oleh Syaiful Amri pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat Hiperaktif-
Impulsif Pada Anak Attention Deficit Hyperactive Disorder ADHD.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses terapi murottal yang diberikan kepada anak ADHD dan mengetahui pengaruh terapi behaviours-
hiperaktif-impulsif dari anak ADHD. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan subjek tunggal atau Single Subject Reaearch SSR. SSR merupakan
metode untuk memperoleh data dengan melihat hasil ada tidaknya pengaruh suatu perlakukan treatment yang diberikan subjek secara berulang. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh terapi murottal terhadap
menurunnya gejala yang timbul dari subjek penelitian. Terapi murottal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantu menurunkan gejala hiperaktivitas dan impulsivitas pada anak ADHD. Terapi ini membantu anak hiperaktif dan impulsif dalam pembelajaran
serta melatih artikulasi dari anak ADHD tersebut. Berdasarkan ketiga penelitian tersebut, peneliti membuat literatur map
yang memuat penelitian terdahulu sampai penelitian yang peneliti dilakukan. Literatur map ini menunjukkan hubungan antara penelitian yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Literatur map dapat dilihat pada berikut:
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian-penelitian Relevan Relevansi ketiga penelitian tersebut dengan penelitian ini yang pertama
penelitian yang dilakukan Amelia 2008 berjudul “Persepsi Guru Terhadap
Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku Dalam Kegiatan Sekolah.” Pada
Yang diteliti:
Persepsi guru terhadap metode pengajaran untuk anak hiperaktif kelas IV SD Pelangi
Yuda Pramita Amelia 2008 yang berjudul
“Persepsi Guru Terhadap Anak yang
Mengalami Gangguan Perilaku Dalam
Kegiatan Sekolah ”
Rona Fitria 2012 yang berjudul “Proses
Pembelajaran dalam Setting Inklusi di
Sekolah Dasar”
Syaiful Amri 2014 yang berjudul
“Pengaruh Terapi Murottal Terhadap
Tingkat Hiperaktif- Impulsif Pada Anak
Attention Deficit Hyperactive Disorder
ADHD .”
Persepsi Guru Anak Hiperaktif
Metode
pengajaran
penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu meneliti tentang persepsi guru terhadap anak berkebutuhan khusus. Kedua
penelitian Rona Fitria 2012 yang berjudul “Proses Pembelajaran dalam
Setting Inklusi di Sekolah Dasar.” Pada penelitian ini terdapat relevansi dengan
penelitian yang peneliti lakukan, yaitu bagaimana proses pembelajaran di sekolah inklusi dalam penggunaan metode pengajaran untuk anak berkebutuhan
khusus. Penelitian ketiga adalah penelitian dari Syaiful Amri 2014 yang berjudul “Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat Hiperaktif-Impulsif Pada
Anak Attention Deficit Hyperactive Disorder ADHD.” Relevansi dengan penelitian tersebut adalah meneliti anak hiperaktif. Berdasarkan fakta-fakta
dalam penelitian tersebut, peneliti berupaya untuk mengetahui persepsi guru terhadap metode pengajaran untuk anak hiperaktif kelas IV SD Pelangi.
2.3 Kerangka Teori