Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri Sugiyono, 2011. Sebagai instrumen penelitian, peneliti harus diuji terlebih dahulu sebelum terjun ke lapangan, meliputi pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti terjun memasuki objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, menilai kualitas informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya Sugiyono, 2011. Sebagai instumen penelitian, peneliti mendeskripsikan tentang diri peneliti. Sebelum melewati proses penelitian ini, peneliti adalah seseorang yang sangat tertutup, terutama kepada orang yang baru dikenal. Hal ini menyebabkan peneliti kurang mampu berkomunikasi dengan seseorang. Peneliti mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran peneliti kepada orang lain. Bahkan ketika peneliti menghadapi suatu masalah peneliti tidak punya keberanian untuk menceritakannya dengan orang lain. Selain itu, peneliti membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Seiring berjalannya waktu, saat ini peneliti mengeyam pendidikan di Universitas Sanata Dharma, banyak pelajaran hidup dan pengalaman yang peneliti dapatkan. Pelajaran hidup dan pengalaman tersebut sangat membantu peneliti menjadi seseorang yang lebih terbuka dan mulai mampu berkomunikasi baik dengan orang lain. Pelajaran hidup dan pengalaman tersebut peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapatkan melalui presentasi atau sharing di depan umum, mengerjakan tugas kelompok, program praktek di lapangan mulai dari semester 2 sampai semester 7. Program praktek di sekolah dasar yang terakhir peneliti lakukan adalah PPL. Peneliti belajar banyak hal dari kegiatan PPL, diantaranya kedisiplinan, keteladan, ketulusan hati, cinta dan kasih kepada semua orang. Hal terpenting yang peneliti dapatkan adalah mengajar itu tidak hanya dengan pikiran, tetapi dengan hati. Peneliti juga mengikuti kegiatan Universitas Sanata Dharma menjadi panitia Dekan Cup sebagai koordinasi acara. Dari pengalaman tersebut, peneliti belajar berkomunikasi, mulai membuka diri, dan menyesuaikan diri di lingkungan baru. Hal ini sangat membantu peneliti dalam menyesuaikan diri dan berkomunikasi baik dengan guru maupun siswa di SD Pelangi. Kesulitan yang peneliti alami dalam pengumpulan data adalah wawancara guru dan orang tua anak hiperaktif. Sebelum peneliti melakukan wawancara dengan guru atau bertemu orang tua Abi, peneliti dipenuhi rasa ketakutan dan kebingungan tentang bagaimana cara membuat guru ataupun orang tua Abi menjadi teman sekaligus sahabat dan terbuka dengan peneliti. Peneliti tidak menyerah begitu saja, peneliti membuang rasa takut dengan percaya kepada Tuhan dan meyakinkan diri peneliti bahwa peneliti pasti bisa dengan berbekal pengalaman yang telah peneliti dapat selama ini. Dari berbekal pengalaman, peneliti mampu menjalin komunikasi yang baik dengan guru di SD Pelangi, bahkan dengan guru kelas IV peneliti sudah dianggap seperti anak sendiri. Selain terjalinnya komunikasi yang baik, peneliti juga mendapatkan informasi berupa data dalam penelitian ini. Namun sebaliknya, peneliti belum berhasil melakukan wawancara secara resmi dengan orang tua Abi. Peneliti menjalin komunikasi baik dengan orang tua Abi, tetapi orang tua Abi masih belum berkenan untuk melakukan wawancara secara resmi dengan peneliti. Berikut tabel alur instrumen penelitian yang digunakan peneliti. No Partisipan Aspek yang diteliti Teknik pengumpulan data Sumber data 1. Anak hiperaktif Proses pembelajaran Wawancara tidak terstruktur observasi Anak dengan hiperaktifitas 2. Guru kelas IV Metode pengajaran yang digunakan Wawancara tidak terstruktur dan observasi Guru kelas IV anak hiperaktif 3. Guru Pendamping Pribadi Metode pengajaran yang digunakan Wawancara tidak terstruktur dan observasi Guru pendamping pribadi anak hiperaktif 4. Guru Pendamping Khusus Metode pengajaran yang digunakan Wawancara tidak terstruktur dan observasi Guru pendamping Khusus Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian

3.6 Teknik Keabsahan Data