Pengenalan Asma PENELAAHAN PUSTAKA

obat. Efek samping yang muncul dapat dijadikan indikator mutu pelayanan dan monitoring efek samping obat harus menjadi bagian dari program pelayanan secara terus menerus. Reaksi efek samping yang serius dan masalah terkait obat harus dilaporkan ke Badan POM RI form pelaporan efek samping obat terlampir 10. Berpartisipasi dalam penelitian klinis obat di rumah. Apoteker sebaiknya berpartisipasi dalam penelitian klinis penggunaan obat di rumah yang diawali dengan penelitian di pelayanan kesehatan dan dilanjutkan selama dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah. 11. Proses penghentian pelayanan kefarmasian di rumah. Kriteria penghentian pelayanan kefarmasian di rumah : a. Hasil pelayanan tercapai sesuai tujuan b. Kondisi pasien stabil c. Keluarga sudah mampu melakukan pelayanan di rumah d. Pasien dirawat kembali di rumah sakit e. Pasien menolak pelayanan lebih lanjut f. Pasien pindah tempat ke lokasi lain g. Pasien meninggal dunia Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008a.

D. Pengenalan Asma

1. Definisi Asma merupakan suatu penyakit inflamasi kronis pada saluran nafas yang melibatkan banyak sel yang akhirnya akan menimbulkan adanya hiperresponsif pada saluran nafas yang akan muncul dengan gejala sesak nafas, mengi, dada terasa berat, dan batuk utamanya terjadi pada malam hari nokturnal yang biasa terjadi antara pukul tiga dan empat pagi hari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Asma dapat menyebabkan kematian bila tidak dilakukan kontrol terhadap penyakit tersebut. Penatalaksanaan asma ditentukan oleh beberapa faktor yaitu tenaga medis, kepatuhan penderita beserta keluarga, dan obat-obatan. Pada penatalaksanaan asma ditujukan untuk menepatkan asma dalam keadaan terkontrol dimana penderita berada dalam keadaan optimal sehingga mampu untuk melaksanakan rutinitas harian GINA, 2011. Di Indonesia prevalensi asma sebesar 3,32, prevalensi tertinggi penyakit asma adalah provinsi Gorontalo 7,23 dan terendah adalah NAD Aceh sebesar 0,09. Sedangkan prevalensi asma di DKI Jakarta sebesar 2,94. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi asma di Indonesia sangat bervariasi Oemiati, 2010. Di Yogyakarta sendiri angka kejadian asma sekitar 16, 4 dari jumlah penduduk Dinas Kesehatan Yogyakarta, 2010. 2. Gejala Pemicu asma pada setiap orang berbeda-beda tergantung dari alergen yang menyerang sehingga menimbulkan gejala pada penderita.Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel denganatau tanpa pengobatan. Gejala awal berupa batuk, sesak napas, napas berbunyi mengi, rasa berat di dada, dahak sulit keluar. Gejala yang berat juga dapat timbul, seperti serangan batuk yang hebat, sesak napas yang berat dan tersengal-sengal, sianosis kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut, sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk, kesadaran menurun. Gejala akan muncul utamanya saat malam hari atau dini hari yang dipicu oleh faktor pencetus. Saat pemeriksaan fisik terlihat normal kecuali saat eksaserbasi Departemen Kesehatan Republik indonesia, 2007. Pemeriksaan fungsi paru ditujukan untuk menegakkan diagnosis dengan melihat derajat obstruksi saluran napas, variabilitas, dan reversibilitas saluran napas. Dalam melihat kecenderungan terpapar alergen perlu juga dilakukan tes sensitivitas kulit untuk melihat status alergi sehingga dapat membantu dalam menentukan faktor resiko Bourke, 2003. 3. Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi terjadi asma merupakan kombinasi antara pejamu faktor lingkungan dan faktor genetik keturunan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003.

E. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2013

13 128 110

Manajemen Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2004

5 49 113

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA KOTA MALANG

4 21 23

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 3 11

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 2011.

0 0 12

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 20

0 2 15

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 2 18

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN.

0 1 16

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN.

0 0 19

SISTEM INFORMASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA SOLOK.

0 0 6