Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa tidak semua responden memberikan informasi penanganan serangan awal pada pasien asma sesuai
dengan standar dalam pharmaceutical care pasien asma.
Tabel XVIII. Alasan tidak memberikan informasi penanganan serangan awal self care
No. Alasan tidak memberi informasi penanganan
serangan awal Jumlah
responden 1.
Tetap tenang jangan panik
n=7 a.
Hanya jika pasien bertanya 2
b. Pasien sudah mengetahui pedoman awal
serangan dari dokter 1
c. Lihat kemampuan daya tangkap pasien
1 d.
Lebih fokus pada informasi obat 1
e. Tidak memberi alasan
2
2. Segera hubungi dokter bila dalam 15 menit tidak ada
perbaikan setelah menggunakan obat dan bila napas pendek dan susah bernapas
n=6
a. Penting tetapi tidak semua pasien harus di
beritahu 4
b. Tidak memberi alasan
2
Keterangan :
mengacu pada kegiatan dalam Tabel XVII Informasi penanganan serangan awal merupakan hal yang penting untuk
diketahui pasien karena dapat menjadi fatal bila pasien tidak mengetahui cara penanganan yang sederhana utamanya bila pasien tersebut tidak sedang memiliki
alat bantu pernapasan dan jauh dari tenaga kesehatan. Responden yang tidak memberi informasi penanganan serangan awal mengatakan bahwa pasien sudah
mengetahui pedoman awal serangan dan bagaimana mengatasi serangan tersebut berdasarkan informasi dari dokter. Beberapa pasien merupakan pasien yang sudah
menjalani pengobatan dalam waktu yang lama sehingga responden beranggapan bahwa pasien sudah mengenali tanda dan gejala bila akan terjadi serangan perlu
segera mengkonsumsi obat, serta jika sudah mengalami serangan, pasien mengetahui cara pengatasannya. Hal ini diketahui melalui pernyataan pasien
sendiri pada saat menerima obat dari tenaga kefarmasian. Pertimbangan lain dalam pemberian infomasi penanganan serangan adalah dengan melihat daya
tangkap pasien karena ada pasien yang sebenarnya belum mengetahui kondisinya tetapi tidak mau bertanya maka responden akan memberikan informasi-informasi
yang diperlukan tetapi tidak semua pasien asma demikian. “....Ada pasien yang punya intelektual tinggi dan mengganggap bahwa
tanpa perlu diterangkan mengenai informasi tersebut pasien tahu apa yang harus dilakukan, tetapi ada pula pasien yang mencoba mengecoh hanya untuk sekedar
mengetes kemampuan gitu....Nah, ini perlu ditanggapi dengan profesionalitas untuk mengenali karakter pasien, apakah pasien itu benar-benar tidak paham,
paham, atau hanya sekedar menguji haruslah dipertimbangkan
” Responden H. Akan tetapi, pada dasarnya setiap pasien membutuhkan informasi yang
jelas dan tepat agar tidak terjadi kesalahpahaman. Responden mengatakan lebih fokus pada informasi mengenai obat yang diterima pasien dibandingkan dengan
memberikan informasi serangan karena ketika obat dikonsumsi sesuai aturan maka serangan tidak akan muncul. Kebanyakan pasien asma utamanya yang
sering mengalami serangan memiliki alat nebulasi pribadi untuk mengurangi gejala asma sehingga tidak semua pasien sulit menangani serangan. Sasaran yang
dianggap perlu untuk menerima informasi penanganan serangan awal adalah pasien dengan sejarah ketidakpatuhan pengobatan, pasien baru yang didignosa
penyakit asma dan menerima obat, pasien asma yang memiliki aktivitas kerja yang padat maupun berat di mana pasien mudah mengalami serangan.
E. Profil Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pasien Asma di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum di Kota Yogyakarta
Profil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dalam penelitian ini ada dua yaitu pemantauan penggunaan obat dan pelaporan efek samping obat.
1. Pemantauan penggunaan obat