memperjelas informasi yang diberikan sebelumnya. Kebanyakan bentuk verifikasi difokuskan pada pasien yang menerima teknologi sediaan sedangkan untuk pasien
yang menerima obat oral belum dilakukan secara rutin. Responden yang tidak melaksanakan pemberian pertanyaan mengenai gangguan terhadap kondisi yang
dialami pasien mengemukakan bahwa pertanyaan tersebut ditanyakan oleh dokter dan dikonfirmasi melalui pernyataan pasien dengan diagnosa yang telah
ditegakkan berdasarkan data laboratorium maupun kriteria asma dan responden juga mengatakan bahwa pasien sudah mengetahui gangguan yang dialami melalui
konsultasi yang dilakukan dengan dokter sebelumnya sehingga tidak perlu ditanyakan kembali.
6. Informasi penanganan serangan awal asma mandiri self care
Informasi yang disampaikan pada pasien saat konseling juga menyangkut penanganan awal ketika terjadi serangan hal ini perlu diperhatikan karena posisi
pasien tersebut pada saat mengalami gejala serangan sangat menentukan cara pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah.
Tabel XVII. Informasi penanganan serangan awal self care No.
Bentuk informasi Jumlah
responden yang melaksanakan,
n=12 1.
Gunakan obat yang sudah biasa digunakan 12
2. Tetap tenang jangan panik
5
3. Segera hubungi dokter bila dalam 15 menit tidak
ada perbaikan setelah menggunakan obat dan bila napas pendek dan susah bernapas
6
4. Lainnya:
Berbaring dalam posisi setengah duduk setengah berbaring
1
Tabel XVII menunjukkan bahwa 12 responden menyampaikan penggunakan obat-obatan yang diberikan dan yang tersedia atau yang sudah
sering dipakai jika mengalami serangan. Informasi penanganan serangan awal yang banyak tidak dilakukan adalah pasien tetap tenang dan jangan panik.
Informasi penanganan serangan awal yang juga disampaikan responden adalah mengenai posisi tubuh untuk berada dalam keadaan setengah duduksetengah
berbaring hal ini untuk menormalkan kembali jalan pernapasan sehingga pasien tetap merasa nyaman.
Penggunaan obat yang sudah biasa digunakan akan sangat membantu pasien pada saat serangan karena pasien sudah mengenal obat yang biasa
digunakannya sendiri, seperti pernyataan responden berikut: “….selalu mengecek obat-obat pasien yang dipakai saat serangan agar
bisa dipakai saat diperlukan pengecekan EDmasa kadaluarsa sudah berapa lama semenjak segel dibuka
….ini dilakukan ketika pasien datang ke farmasi saat penyerahan obat
” Responden C. Informasi penanganan serangan awal pada poin 2 di atas sangat penting
untuk disampaikan oleh tenaga kefarmasian karena ketika pasien itu sendiri tidak dapat mengontrol emosi dan tindakannya pada saat serangan maka akan sangat
sulit bagi pasien mencapai keadaan normal. Lain halnya, bila pasien tersebut memiliki nebuliser pribadi sehingga secara cepat kondisinya akan kembali normal
jika sewaktu-waktu terjadi serangan, seperti keterangan responden berikut: “Beberapa pasien asma terutama anak-anak, sudah terbiasa
menggunakan nebulasi di rumah. Pasien diedukasi cara menggunakan nebulasi di rumah, termasuk mengingatkan pasien untuk mencuci micromist secara berkala
” Responden F.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa tidak semua responden memberikan informasi penanganan serangan awal pada pasien asma sesuai
dengan standar dalam pharmaceutical care pasien asma.
Tabel XVIII. Alasan tidak memberikan informasi penanganan serangan awal self care
No. Alasan tidak memberi informasi penanganan
serangan awal Jumlah
responden 1.
Tetap tenang jangan panik
n=7 a.
Hanya jika pasien bertanya 2
b. Pasien sudah mengetahui pedoman awal
serangan dari dokter 1
c. Lihat kemampuan daya tangkap pasien
1 d.
Lebih fokus pada informasi obat 1
e. Tidak memberi alasan
2
2. Segera hubungi dokter bila dalam 15 menit tidak ada