yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027MENKESSKIX2004 yang digali menggunakan panduan wawancara terstruktur yang didukung dari pedoman penatalaksanaan asma
yang tercantum dalam pharmaceutical care pasien asma menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007.
2. Pelayanan resep meliputi skrining resep, penyiapan obat dan penyerahan obat
kepada pasien asma yang memenuhi persyaratan administrasi, farmasetik dan klinis.
3. Pelayanan informasi obat berupa kegiatan pemberian informasi obat dan
pemberian konseling bagi pasien dan keluarga. 4.
Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan pencatatan pengobatan pasien asma, pemantauan dan pelaporan efek samping obat sebagai upaya peningkatan
keberhasilan terapi dan untuk mencapai kepuasan pasien. 5.
Promosi dan edukasi adalah bentuk kegiatan pemberian informasi oleh apoteker melalui media cetak, penyuluhan, maupun media elektronik sebagai
upaya pemberdayaan dan pembelajaran yang diberikan kepada pasien asma dan keluarga mengenai penyakit asma.
6. Pelayanan residensial adalah bentuk pendekatan yang diberikan kepada
pasien asma yang memerlukan perawatan khusus dengan kondisi tertentu dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien asma.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah apoteker di rumah sakit yang diperoleh berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi: apoteker yang memiliki pengalaman melaksanakan
pharmaceutical care di instalasi farmasi rawat jalan di rumah sakit dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan bersedia diwawancarai.
2. Kriteria eksklusi: apoteker yang melaksanakan pharmaceutical care tidak
pada pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah sakit umum dalam wilayah Kota Yogyakarta. Periode penelitian adalah bulan November 2013-Maret 2014.
Selama bulan November 2013-Januari 2014 melaksanakan proses perijinan pada sembilan rumah sakit umum dan bulan Februari-Maret 2014 dilakukan proses
pengambilan data pada empat rumah sakit umum. Pemilihan empat rumah sakit umum tersebut berdasarkan persetujuan pelaksanaan penelitian di sembilan rumah
sakit umum yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, dimana dari sembilan rumah sakit umum tersebut hanya empat rumah sakit umum yang bersedia
menerima pelaksanaan penelitian ini.
E. Besar Sampel dan Teknik Sampling
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 12 responden. Jumlah responden tersebut diperoleh berdasarkan keterangan Kepala instalasi farmasi
rumah sakit yang mengetahui apoteker yang pernah memberikan pharmaceutical care pada pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan dalam kurun waktu satu
tahun. Jumlah apoteker di instalasi farmasi rawat jalan pada empat rumah sakit tempat penelitian sebanyak 23 apoteker. Berdasarkan jumlah apoteker tersebut
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 22 apoteker dan sebanyak 10 apoteker
di eksklusi sehingga subjek penelitian ini sebanyak 12 responden apoteker. Salah satu kepala instalasi farmasi di satu rumah sakit juga menunjuk 2 asisten apoteker
untuk diwawancarai dengan pertimbangan bahwa kedua asisten apoteker tersebut pernah melakukan pharmaceutical care pada pasien asma di instalasi farmasi
rawat jalan. Penentuan subyek penelitian berdasarkan kesediaan berpartisipasi rumah
sakit umum yang berada di wilayah Kota Yogyakarta pada pelaksanaan penelitian. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Penggunaan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan Moleong,
2007.
F. Metode Pengambilan Data