Metode Penelitian Thematic Analysis Keterangan Empiris

dimulai dari sekitar mulut, sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk, kesadaran menurun. Gejala akan muncul utamanya saat malam hari atau dini hari yang dipicu oleh faktor pencetus. Saat pemeriksaan fisik terlihat normal kecuali saat eksaserbasi Departemen Kesehatan Republik indonesia, 2007. Pemeriksaan fungsi paru ditujukan untuk menegakkan diagnosis dengan melihat derajat obstruksi saluran napas, variabilitas, dan reversibilitas saluran napas. Dalam melihat kecenderungan terpapar alergen perlu juga dilakukan tes sensitivitas kulit untuk melihat status alergi sehingga dapat membantu dalam menentukan faktor resiko Bourke, 2003. 3. Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi terjadi asma merupakan kombinasi antara pejamu faktor lingkungan dan faktor genetik keturunan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003.

E. Metode Penelitian

Pengambilan data dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara dengan instrumen berupa panduan wawancara. Wawancara merupakan suatu proses interaksi atau komunikasi langsung antara responden dan pewawancara dimana data yang dikumpulkan bersifat pendapat, fakta, dan pengalaman Budiarto dan Anggraeni, 2001. Panduan wawancara berisi pertanyaan- pertanyaan dengan fokus masalah yang telah ditetapkan Pawito, 2007.Panduan wawancara terstruktur merupakan pedoman dan pelaksanaannya harus fleksibel dengan melihat kondisi dan situasi Basrowi dan Suwandi, 2008. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada subyek ditanggapi secara langsung berdasarkan kondisi atau keadaan yang sebenarnya yang disertai dengan argumen atau penjelasan lebih lanjut terkait jawaban dari setiap pertanyaan pada panduan wawancara terstruktur Jenis wawancara ini tidak melakukan pendalaman pertanyaan yang dapat mengarahkan responden Moleong, 2007.

F. Thematic Analysis

Thematic analysis merupakan analisis data berdasarkan tema yang telah ditentukan yang bersifat pembahasan mendalam untuk dapat menarik kesimpulan dengan mengidentifikasi informasi secara objektif dapat menghasilkan informasi serupa bila dilakukan oleh peneliti lain, sistematis penetapan isi saat pengkategorian data dilakukan secara konsisten, dan generalis memiliki referensi teoritis Marks dan Yardley, 2004. Analisis data dimulai dengan pencatatan hasil wawancara yang di buat dalam bentuk salinan data dan menghilangkan adanya informasi duplikasi kemudian dilakukan coding atau klasifikasi sehingga memunculkan tema tertentu. Setelah menjadi tema maka tema-tema tersebut di hubungkan dengan aspek yang diteliti berdasarkan perumusan masalah secara sistematis sehingga lebih mudah dipahami Semiawan, 1999.

G. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan memperoleh gambaran pelaksanaan penerapan pharmaceutical care pasien asma oleh apoteker di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian di apotek, dan pedoman penatalaksanaan asma. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan rancangan cross sectional dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan melakukan observasi untuk menggambarkan keadaan subjek penelitian berdasarkan keadaan yang sebenarnya tanpa melakukan intervensi atau perlakuan Swarjana, 2012. Rancangan penelitian cross sectional adalah prosedur penelitian yang pengambilan data variabel dilakukan satu kali. Pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian mengenai suatu pemahaman berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena kesehatan dan masalah atau gejala yang terjadi di masyarakat yang menekankan pada penggambaran kompleks, dinamis, dan atau pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa suatu realitas terjadi Sumantri, 2011. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menemukan pengalaman seseorang mengenai suatu fenomena yang terkadang sulit untuk dipahami sehingga dapat digunakan untuk mencapai dan memperoleh suatu narasi, pandangan yang sebagian besar sudah dan dapat diketahui Basrowi dan Suwandi, 2008.

B. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

1. Pharmaceutical care pasien asma adalah pelayanan kepada pasien asma yang berpatokan pada standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197MENKESSKX2004 dan standar pelayanan kefarmasian di apotek

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2013

13 128 110

Manajemen Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2004

5 49 113

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA KOTA MALANG

4 21 23

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 3 11

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 2011.

0 0 12

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 20

0 2 15

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 2 18

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN.

0 1 16

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN.

0 0 19

SISTEM INFORMASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA SOLOK.

0 0 6