Persiapan pemberian informasi dan edukasi Pemberian informasi kepada pasien dan juga Mengumpulkan dan mendokumentasikan data pasien Menggunakan sarana tambahan dalam penyampaian Lainnya :

terburu-buru karena dengan kondisi pasien yang terburu-buru responden tidak dapat memberikan informasi dengan jelas dan lengkap.

3. Persiapan pemberian informasi dan edukasi

Hasil penelitian mengenai aspek pemberian informasi dan edukasi tercantum dalam tabel berikut. Tabel IX. Persiapan pemberian informasi dan edukasi No. Bentuk persiapan Jumlah responden yang melakukan, n=12 1. Pembekalan diri dengan pengetahuan tentang asma dan pengobatan 12

2. Pemberian informasi kepada pasien dan juga

keluarga terutama untuk pasien yang mengalami masalah dalam berkomunikasi dengan mempertimbangkan latar belakang dan pendidikan pasien dan keluarganya 9

3. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data pasien

riwayat keluarga, gaya hidup, pekerjaan, dan pengobatan yang dijalani, obat-obat yang digunakan selain obat asma yang berpengaruh terhadap pengobatan asma 9

4. Menggunakan sarana tambahan dalam penyampaian

informasi peragaan inhaler dan rotahaler 12 5. Mempertimbangkan pemberian obat dengan jumlah, dosis yang lebih sedikit, kejadian efek samping obat yang lebih jarang terjadi serta adanya pengertian dan kesepakatan antara dokter, pasien dan apoteker untuk meningkatkan kepatuhan pasien 8

6. Lainnya :

a. Lulus training PIO tingkat dasar di rumah sakit setempat b. Pembuatan video penggunaan alat 1 1 Tabel IX di atas menunjukkan bahwa persiapan pemberian informasi dan edukasi yang paling banyak dilakukan adalah pembekalan diri dengan pengetahuan tentang asma dan pengobatan yang dilaksanakan oleh 12 responden serta penggunaan sarana tambahan dalam penyampaian informasi dilakukan oleh 12 responden. Bentuk persiapan yang sedikit dilaksanakan adalah pertimbangan pemberian obat untuk meningkatkan kepatuhan pasien dilakukan oleh 8 responden. Responden yang melakukan persiapan pemberian informasi dengan ketentuan lulus training PIO tingkat dasar di rumah sakit setempat dilaksanakan oleh 1 responden, dan 1 responden membuat video tayang penggunaan obat. Responden yang melakukan poin 1 pada Tabel IX mengatakan bahwa pembekalan diri sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan diri dalam menyampaikan informasi yang sesuai dengan standar terapi pengobatan dan jenis obat yang digunakan pasien. Pelaksanaan persiapan pemberian informasi dan edukasi pada poin 2 mengenai pertimbangan latar belakang pasien maupun keluarga yang mendampingi di mana kemampuan setiap orang untuk menangkap informasi adalah berbeda-beda, seperti pernyataan responden berikut: “....yang paling utama itu yaa pembekalan pengetahuan asma dan pengobatan yang diterima oleh pasien itu agar pasien benar-benar mengerti apa yang kita sampaikan ” Responden C. “...kami mengupayakan melalui pertemuan bulanan biasanya yang perlu dibahas banyak mengenai teknologi...biar semua staf paham mengenai sediaan tersebut dan bisa menjelaskan pada pasien” Responden J. Pembuatan video mengenai penggunaan alat ditayangkan langsung selama pasien menunggu penyiapan obat dan atau pada saat konseling jika dibutuhkan. “....termasuk video cara penggunaan obat yang ditayangkan di monitor di ruang tunggu pasien” Responden F. Persiapan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dilakukan oleh individu maupun secara serentak oleh seluruh tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan setiap rumah sakit. Standar yang diterapkan oleh setiap rumah sakit berbeda-beda, disalah satu rumah sakit ada yang harus menempuh minimal lulus training pelatihan PIO tingkat dasar dan ada pula yang harus melewati masa percobaan apoteker klinis selama beberapa bulan. Hal yang penting dalam tahap pembekalan berdasarkan informasi yang disampaikan responden adalah memastikan bahwa wewenang yang diberikan oleh instalasi farmasi bagi tenaga kefarmasian sudah harus dapat menjamin bahwa informasi yang diberikan memenuhi standar pelayanan kefarmasian, seperti pada pernyataan berikut: “.... disinikan ada peraturan untuk apoteker yang melakukan PIO harus mengikuti masa percobaan sebagai apoteker klinis sekitar 3 bulan, baru kemudian bisa memberi pelayanan....itupun ada wewenang langsung yang diberikan untuk memastikan bahwa apoteker tersebut benar-benar siap turun dalam pelayanan” Responden G. Kegiatan pelayanan informasi obat efektif jika melalui evaluasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian. Evaluasi yang dilakukan merupakan penyesuaian antara regulasi dengan keadaan yang di lapangan sehingga regulasi baru dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian. Responden yang melaksanakan pengumpulan data pasien mengatakan bahwa pencarian data-data pasien dilakukan dengan melihat histori kunjungan dan medication record. Penelitian yang dilaksanakan Sidharta, dkk. 2013 juga mengatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan resep dapat dilakukan dengan membuat dan melaksanakan prosedur tetap pelayanan informasi obat. Tabel IX menunjukan bahwa bentuk persiapan sebelum pemberian informasi dan edukasi kepada pasien asma yang tidak dilakukan adalah poin 2, 3 dan 5. Responden yang tidak melaksanakan poin 2 mengatakan: “kadang-kadang dilakukan tapi tidak terlalu sering diperhatikan jika pasien banyak ” Responden I. “jarang dilakukan…Pasien yang penting mengerti dan paham dengan apa yang disampaikan ” Responden J. Alasan responden tidak melakukan poin 3 pada Tabel IX, sebagai berikut: “untuk mencari data-data pasien yang diperlukan kita bisa lihat di rekam medis pasien ” Responden H. “biasanya, obat-obat yang belum pernah diresepkan kepada pasien kita konfirmasi ke rekam medis apakah pasien ini pernah menggunakan sebelumnya” Asisten apoteker B. Responden yang tidak melakukan persiapan pada poin 5 memberi alasan sebagai berikut: “kalau ini wewenang dokter yang menuliskan resep berdasarkan diagnosa pasien ” Responden I. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 12 responden belum semua melakukan persiapan pemberian informasi dan edukasi kepada pasien asma secara lengkap berdasarkan pedoman penatalaksanaan asma. D. Profil Pelaksanaan Pelayanan Konseling Pasien Asma di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum di Kota Yogyakarta Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan konsep dasar yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, indikasi obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, tanda-tanda toksisitas, kontraindikasi obat, adanya efek samping obat, cara penyimpanan obat, dan penggunaan obat-obat lain yang menyertai.

1. Kriteria pemberian konseling pada pasien

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2013

13 128 110

Manajemen Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2004

5 49 113

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA KOTA MALANG

4 21 23

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 3 11

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 2011.

0 0 12

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 20

0 2 15

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 2 18

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN.

0 1 16

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN.

0 0 19

SISTEM INFORMASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA SOLOK.

0 0 6