Metode Pengambilan Data Tata Cara Penelitian dan Analisis Data

di eksklusi sehingga subjek penelitian ini sebanyak 12 responden apoteker. Salah satu kepala instalasi farmasi di satu rumah sakit juga menunjuk 2 asisten apoteker untuk diwawancarai dengan pertimbangan bahwa kedua asisten apoteker tersebut pernah melakukan pharmaceutical care pada pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan. Penentuan subyek penelitian berdasarkan kesediaan berpartisipasi rumah sakit umum yang berada di wilayah Kota Yogyakarta pada pelaksanaan penelitian. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penggunaan purposive sampling dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan Moleong, 2007.

F. Metode Pengambilan Data

Cara pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa panduan wawancara terstruktur interview guide Lihat di Lampiran 6 disertai alat bantu berupa perekam suara. 1. Konten panduan wawancara terstruktur Pertanyaan yang terdapat dalam panduan wawancara terstruktur disusun berdasarkan pada perumusan masalah penelitian yaitu pelayanan pharmaceutical care pasien asma. Panduan wawancara terstruktur memuat mengenai pertanyaan yang mengarah pada penerapan pharmaceutical care yang meliputi pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, monitoring dan evaluasi, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial. Berikut adalah tabel yang berisi bagian pertanyaan dalam panduan wawancara. Tabel I. Item pertanyaan dalam panduan wawancara No. Aspek pharmaceutical care Item pertanyaan Nomor pertanyaan dalam panduan wawancara 1. Pelayanan resep a. Bentuk skrining administratif 1 b. Bentuk skrining farmasetik 2 c. Bentuk skrining klinis 3 d. Penyiapan obat 4

2. Pelayanan informasi

obat a. Kegiatan pelayanan informasi obat 5 b. Informasi yang sekurang-kurangnya disampaikan kepada pasien 6 c. Persiapan pemberian informasi dan edukasi 7

3. Pelayanan konseling a. Kriteria

pemberian konseling kepada pasien 9 b. Materi konseling 10 c. Prosedur tetap konseling 11 d. Pertanyaan yang biasa digunakan untuk menanyakan harapan 12 e. Pertanyaan untuk memastikan pengetahuan 13 f. Informasi penanganan serangan awal asma mandiri self care 14

4. Monitoring

dan evaluasi a. Pemantauan penggunaan obat 15 b. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat 16

5. Promosi dan edukasi Bentuk promosi dan edukasi

8

6. Pelayanan residensial a. Kriteria pelayanan residensial

17 b. Langkah-langkah pelayanan residensial 18 2. Validasi instrumen Tahapan ini dilakukan untuk menentukan validitas data dengan mencari sumber data pendukung yang dapat membuktikan bahwa data dari hasil wawancara dapat di percaya. Sumber data pendukung yang dimaksud dapat ditemukan dengan hal berikut: a. Peer debriefing yaitu membicarakan proses dan hasil yang didapat dengan orang lain. Pemahaman ini dimaksudkan bahwa hasil sementara ataupun hasil akhir yang diperoleh dibahas dan didiskusikan dengan orang yang paham akan fenomena tersebut expert adjustment Sumantri, 2011. b. Uji pemahaman bahasa bertujuan untuk menanyakan pertanyaan di dalam panduan wawancara pada mahasiswa farmasi semester 8 delapan sebelum panduan wawancara di tanyakan pada responden dalam penelitian. Ideal dalam menggunakan responden uji pemahaman bahasa adalah responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden target penelitian tetapi, terdapat kesulitan dalam menemukan responden yang memiliki karakteristik sebagai responden yang memiliki latar belakang pendidikan profesi.

H. Tata Cara Penelitian dan Analisis Data

1. Studi pendahuluan Pencarian data diawali dengan melakukan penelusuran pustaka dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang jumlah rumah sakit umum di Kota Yogyakarta. Studi pendahuluan juga dilakukan dengan pencarian data terkait apoteker yang bertanggung jawab sebagai kepala instalasi farmasi dan apoteker yang bekerja di instalasi farmasi rawat jalan yang dilakukan secara langsung di setiap rumah sakit umum di Kota Yogyakarta. 2. Perijinan Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa untuk melaksanakan penelitian tersebut membutuhkan surat ijin penelitian dilampirkan proposal dari Fakultas Farmasi ditujukan kepada rumah sakit. Salah satu rumah sakit memiliki persyaratan khusus yaitu menyerahkan proposal disertakan dengan pernyataan lulus ujian proposal. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma tidak melakukan ujian proposal sehingga tidak dapat mengeluarkan surat keterangan lulus proposal sehingga penelitian di rumah sakit tersebut tidak dapat dilaksanakan. Terdapat empat rumah sakit dari sembilan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta yang bersedia menerima pelaksanaan penelitian ini. 3. Menentukan jadwal wawancara Penentuan jadwal pelaksanaan wawancara diawali dengan menemui informan kunci key person yaitu Kepala Instalasi Farmasi rumah sakit yang dapat memberikan informasi terkait responden yang ada di instalasi farmasi rawat jalan yang melaksanakan pharmaceutical care pasien asma. Setelah menemui informan kunci, peneliti menemui responden yang bersedia melakukan wawancara dan menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan wawancara tersebut. 4. Pelaksanaan wawancara terstruktur Kegiatan ini di laksanakan dengan melakukan wawancara langsung face to face kepada responden. 5. Analisis data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan thematic analysis. Thematic analysis adalah memasukan hasil wawancara menjadi tema-tema yang sesuai dengan topik yang ditanyakan dengan membuat transkrip salinan. 6. Pembuatan laporan penelitian Tahapan akhir yang dilakukan setelah mendapatkan data penelitian adalah menulis hasil penelitian tersebut dalam hasil dan pembahasan yang tercantum dalam bentuk skripsi dengan melampirkan data-data dan laporan kegiatan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan selama penelitian.

I. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Informasi yang diberikan oleh responden dapat saja menjadi bias karena cenderung bersifat memorial. 2. Ada kemungkinan informasi yang diberikan oleh responden tidak fokus pada pharmaceutical care pasien asma meskipun selama proses wawancara berlangsung peneliti selalu memastikan bahwa informasi yang dibutuhkan adalah pelayanan yang pernah dilakukan khusus ditujukan bagi pasien asma. 3. Tidak semua responden bersedia diwawancarai face to face berkenaan dengan kepadatan pelayanan di instalasi farmasi. 4. Responden dalam uji pemahaman bahasa kurang mendekati karakteristik responden target dimana responden uji pemahaman bahasa yang dipilih adalah mahasiswa farmasi semester 8 delapan. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran apoteker dalam penerapan pharmaceutical care pada pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197MENKESSKX2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027MENKESSKIX2004, dan pharmaceutical care pasien asma menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007 . P eraturan dan pedoman tersebut merupakan acuan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, di apotek, dan pedoman penatalaksanaan asma yang meliputi pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling, kegiatan monitoring dan evaluasi, bentuk promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial home care. Hasil penelitian dibagi menjadi 2, yaitu karakteristik responden, dan profil pelaksanaan pelayanan pharmaceutical care pasien asma.

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah apoteker sebagai kepala instalasi farmasi, apoteker pendamping di instalasi farmasi rawat jalan. Pengambilan responden asisten apoteker sebagai informan tambahan dari responden apoteker dengan pertimbangan bahwa disalah satu rumah sakit pelaksana dari pelayanan kefarmasian adalah asisten apoteker. Pelayanan yang dilakukan oleh asisten apoteker di rumah sakit tersebut berupa pemberian informasi dan edukasi dibawah koordinator apoteker di rumah sakit. Asisten apoteker dapat memberikan

Dokumen yang terkait

Analisis Higiene dan Sanitasi Staf Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa Tahun 2013

13 128 110

Manajemen Pengelolaan Obat Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2004

5 49 113

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA KOTA MALANG

4 21 23

Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

0 3 11

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 2011.

0 0 12

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT “X” Tinjauan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Jamkesmas Di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Periode Bulan Januari – Maret 20

0 2 15

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 2 18

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN.

0 1 16

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN.

0 0 19

SISTEM INFORMASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA SOLOK.

0 0 6