1. Perumusan masalah
Berdasarkan data dan pemaparan latar belakang tersebut diatas penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peran serta apoteker dalam
penerapan pharmaceutical care pasien asma berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, standar pelayanan kefarmasian di apotek, dan
pedoman penatalaksanaan
asma. yang
kedepannya diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang telah ada dan menurunkan angka
kekambuhan asma. Fokus permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
a. Seperti apa pelayanan resep pasien asma di instalasi farmasi rawat
jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta? b.
Seperti apa pelayanan informasi obat pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta?
c. Seperti apa pelayanan konseling pasien asma di instalasi farmasi rawat
jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta? d.
Seperti apa pelaksanaan monitoring dan evaluasi obat pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta?
e. Seperti apa promosi dan edukasi pasien asma di instalasi farmasi rawat
jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta? f.
Seperti apa kegiatan pelayanan residensial pasien asma di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit umum di Kota Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai kesesuaian penerapan pharmaceutical care pasien asma di instalasi farmasi rumah sakit umum di Kota Yogyakarta ini belum pernah
dilakukan. Beberapa Penelitian yang telah dilakukan antara lain “Kesesuaian
Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197MENKESSKX2004 di Rumah
Sakit Umum Daerah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, oleh Kusuma 2008. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian Kusuma menekankan
pada kesesuaian pelaksanaan standar pelayanan farmasi secara menyeluruh dalam organisasi farmasi rumah sakit dan subyek penelitiannya adalah apoteker-apoteker
yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Yogakarta sedangkan penelitian ini menekankan kesesuaian penerapan pharmaceutical care pasien asma oleh
apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum di Kota Yogyakarta. Penelitian lain dilakukan oleh Supardi, Handayani, Raharni, Herman, dan
Susyanty 2011 yang berjudul “Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Dan Kebutuhan Pelatihan Bagi
Apotekernya”. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada rancangan penelitian yang dilakukan Supardi dkk.
merupakan cross sectional dengan pendekatan kualitatif terhadap 70 apoteker pengelola apotek di Kota Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Padang,
Banjarmasin, dan Makassar. Sedangkan penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan subyek apoteker di Instalasi Farmasi Rumah sakit.
Penelitian serupa dilakukan oleh Hartini, Sulasmono, Sukmajati, dan Kurniawan 2006, dengan judul “Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta”. Penelitian Hartini dkk. dilakukan di 4 empat kabupaten provinsi DIY dengan responden apoteker yang
praktek profesi di apotek tersebut dan diberikan kuesioner terkait keberadaan ruang konseling, medication record, dan tindak lanjut terapi, sedangkan penelitian
ini dilakukan di 4 empat Rumah Sakit Umum di Kota Yogyakarta dan menggunakan wawancara yang terfokus pada pelayanan resep, pelayanan
informasi obat, konseling, monitoring dan evaluasi, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial.
Soedarsono 2007, melakukan penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
1027MENKESSKIX2004 Di Kabupaten Sleman Periode Oktober-Desember 2006”. Penelitian Soedarsono ini memiliki rancangan penelitian deskriptif dengan
penelitian yang mengacu pada standar pelayanan kefarmasian di apotek yang tertera pada peraturan Kepmenkes Nomor 1027MENKESSKIX2004.
Sedangkan penelitian ini memiliki standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang mengacu pada Kepmenkes RI
Nomor 1197MENKESSKX2004, standar
pelayanan kefarmasian di apotek yang mengacu pada Kepmenkes Nomor 1027MENKESSKIX2004, dan pedoman penatalaksanaan asma menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007. Penelitian yang dilakukan Sukmajati 2007 mengenai “Pelaksanaan
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 Di Kota Yogyakarta”. Penelitian Sukmajati terbatas
pada usaha mengungkapkan suatu masalah untuk mengungkapkan fakta sesuai
keadaan sebenarnya dengan mengambil 23 dua puluh tiga apotek sampel yang berada di wilayah Kota Yogyakarta dan responden Apoteker Pengelola Apotek
atau Apoteker Pendamping yang dilakukan selama bulan September-November 2006. Sedangkan pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2014
di 4 empat rumah sakit umum di Kota Yogyakarta dengan responden apoteker di instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit.
3. Manfaat penelitian