Menurut aspek yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa remaja mengalami perkembangan baik secara fisik, kognitif maupun
sosial dan emosi. Setiap aspek yang terjadi pada remaja dapat memberikan dampak dan pengaruh langsung terhadap remaja. Perkembangan fisik
perkaitan dengan perubahan biologis, perkembangan kognitif berkaitan dengan perkembangan pemikiran dan perkembangan sosial dan emosi yang
berkaitan dengan hubungan sosial remaja dengan tingkat yang lebih luas.
D. Hubungan Antara Pola Komunikasi keluarga dengan perilaku Prososial pada remaja
Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang terstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi pemeliharaan terhadap
generasi baru yang disertai dengan dukungan emosi Reiss dalam Lestari, 2013. Selanjutnya, keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam
kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan lingkungannya Gerungan, 2009.
Remaja merupakan salah satu bagian dari keluarga yang mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa Papalia, 2009. Sebagian besar
remaja menghabiskan waktu untuk saling berinteraksi dengan dunia yang lebih luas di luar lingkungan keluarga Berk, 2012. Namun, keterikatan
dengan orangtua selama masa remaja dapat berfungsi adaptif dan menjadi landasan kokoh bagi perkembangan remaja Desmita, 2009. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Steinberg and Silk dalam Laura, 2007 yang mengungkapkan
bahwa orang tua tetap menjadi dasar selama masa remaja. Sehingga interaksi antara orangtua dan remaja sangat penting untuk dipertimbangkan saat
memeriksa nilai-nilai dan perilaku remaja. Interaksi yang terjadi didalam keluarga salah satunya adalah melalui
komunikasi. Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi diantara anggota keluarga yaitu orang tua dengan anak-anak dalam berbagai hal
sebagai sarana bertukar pikiran, sarana mensosialisasikan nilai-nilai orang tua kepada anaknya, dan saling memahami antar anggota keluarga Komala,
Setianti, Komariah, 2005. Komunikasi yang terjadi pada keluarga tidaklah bersifat acak namun
sangat terpola berdasarkan skema-skema tertentu yang menentukan bagaimana anggota keluarga bekomunikasi satu dengan yang lainnya
Fiztpatrick dalam Morissan 2010. Pola komunikasi keluarga dibagi menjadi dua dimensi yaitu yaitu orientasi kepatuhan conformity-orientation dan
orientasi percakapan conversation-orientation Noller dan Fitzpatrick, 1993; Prasitthipab, 2008; Beebe, 2009.
Keluarga yang menganut pola orientasi kepatuhan adalah keluarga yang mendorong anak-anak mereka untuk menghindari konflik dan cenderung
menampilkan kesesuaian dalam percakapan dengan orang tua mereka. Baldwin dalam Prasitthipab, 2008. Selain itu, pola komunikasi dengan
oriantasi kepatuhan lebih mengutamakan sejauh mana keluarga menekankan