Perkembangan Kognitif Aspek-aspek Perkembangan Remaja a. Perkembangan Fisik
bahwa orang tua tetap menjadi dasar selama masa remaja. Sehingga interaksi antara orangtua dan remaja sangat penting untuk dipertimbangkan saat
memeriksa nilai-nilai dan perilaku remaja. Interaksi yang terjadi didalam keluarga salah satunya adalah melalui
komunikasi. Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi diantara anggota keluarga yaitu orang tua dengan anak-anak dalam berbagai hal
sebagai sarana bertukar pikiran, sarana mensosialisasikan nilai-nilai orang tua kepada anaknya, dan saling memahami antar anggota keluarga Komala,
Setianti, Komariah, 2005. Komunikasi yang terjadi pada keluarga tidaklah bersifat acak namun
sangat terpola berdasarkan skema-skema tertentu yang menentukan bagaimana anggota keluarga bekomunikasi satu dengan yang lainnya
Fiztpatrick dalam Morissan 2010. Pola komunikasi keluarga dibagi menjadi dua dimensi yaitu yaitu orientasi kepatuhan conformity-orientation dan
orientasi percakapan conversation-orientation Noller dan Fitzpatrick, 1993; Prasitthipab, 2008; Beebe, 2009.
Keluarga yang menganut pola orientasi kepatuhan adalah keluarga yang mendorong anak-anak mereka untuk menghindari konflik dan cenderung
menampilkan kesesuaian dalam percakapan dengan orang tua mereka. Baldwin dalam Prasitthipab, 2008. Selain itu, pola komunikasi dengan
oriantasi kepatuhan lebih mengutamakan sejauh mana keluarga menekankan
nilai-nilai, sikap, dan keyakinan yang sama pada anggota keluarga Bebee, 2009.
Keluarga yang menganut pola komunikasi dengan orientasi percakapan yaitu tipe keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu
dengan berdiskusi satu sama lain untuk mencapai keputusan. Anak-anak dari keluarga-keluarga ini didorong untuk berkomunikasi secara terbuka,
pertukaran ide, dan menikmati berbagi nilai-nilai. Selain itu, orangtua mendorong anak untuk mendiskusikan topik apapun Beebe, 2009.
Penelitian yang dilakukan oleh Maria 1998 mengenai “tendensi delikuensi remaja ditinjau dari efektifitas komunikasi antara orang tua dengan
remaja” menyimpulkan bahwa kurangnya efektifitas komunikasi antara remaja dan orang tua berkaitan erat dengan munculnya tendensi delikuensi
pada remaja. Hal ini dikarenakan remaja memiliki kebutuhan akan kasih sayang, penghargaan diri, dan pengertian dari orang tuanya, yang hanya
terpenuhi apabila tercipta komunikasi yang efektif antara anak dengan orang tua.
Komunikasi keluarga memiliki beberapa dampak bagi setiap anggota keluarga. Salah satunya berimplikasi pada keberhasilan proses sosialisasi
orangtua terhadap anak Setyowati, 2005. Setiap keluarga menerapkan pola komunikasi yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Komunikasi yang
buruk akan menghasilkan perilaku penyimpangan terhadap remaja, sedangkan komunikasi yang baik menghindarkan remaja dari perilaku penyimpang.