Skema 1. Tipe Komunikasi Keluarga
Orientasi percakapan Rendah
Tinggi
Rendah Laizze-fair
Protektif
Tinggi Pluralistik
Konsensual
5. Dampak Komunikasi Keluarga
Komunikasi keluarga berperan penting dalam memberi rasa aman bagi anak-anak karena didalamnya terdapat keteladanan dan merupakan tempat
bernaung ketika anak menghadapi kesulitan atau masalah Gunarsa, 2001. Komunikasi keluarga berimplikasi pada keberhasilan proses sosialisasi
orangtua terhadap anak. Hal tersebut penting karena dalam proses tersebut akan terjadi transmisi sistem nilai yang positif kepada anak Setyowati, 2005.
Walker dan Taylor 1991; dalam Papalia, 2009 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa orangtua yang senantiasa mendengarkan, bertanya
mengenai pendapat, meneliti tentang isu yang dibicarakan bersama remaja, dan berdiskusi dengan tingkat yang lebih aktif akan meningkatkan kemajuan
perilaku yang baik dibandingkan dengan orangtua yang senang berceramah dan menentang pendapat mereka.
Selain itu, komunikasi adalah kunci utama bagi keharmonisan antara orangtua dan remaja. Keluarga harus memiliki waktu cukup lama untuk
berbincang-bincang dan mengembangkan keterbukaan antara orangtua dengan anak Gunarsa, 2004. Cara komunikasi orangtua dalam keluarga akan
memberi dampak pada hubungan orangtua anak dalam jangka panjang. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku anak. Bila hubungan
komunikasi yang di kembangkan oleh orang tua tidak harmonis maka muncul konflik antara orang tua dengan anak Gunawan, 2013. Hal tersebut
didukung oleh penelitian Clark dan Shields 1997 dalam Lestari 2013 yang mengungkapkan bahwa komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua
berkorelasi dengan rendahnya keterlibatan anak dalam perilaku delikuen. Selain itu, Booth-Butterfield dan Sidelinger 1998 dalam Lestari 2013
mengungkapkan bahwa keterbukaan dalam komunikasi keluarga tentang topik seksualitas
dan penggunaan
alkohol berbukti
berkorelasi dengan
kecenderungan remaja untuk melakukan seks yang aman maupun dalam penggunaan alkohol.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dampak dari komunikasi keluarga berimplikasi pada keberhasilan proses sosialisasi
orangtua sehingga dapat mempengaruhi perilaku anak. Komunikasi yang buruk akan menghasilkan perilaku penyimpangan terhadap remaja, sedangkan
komunikasi yang baik berdampak pada perilaku remaja yang baik.
C. Remaja 1. Definisi Remaja
Manusia mengalami tahap-tahap perkembangan yang dialui dalam kehidupan. Salah satu tahap perkembangan manusia adalah masa remaja
Istilah remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescene Ali dan Asrori, 2009. Masa remaja adolescene merupakan masa transisi dari perkembangan
anak-anak menjadi dewasa dengan melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional Santrock, 2007. Hal serupa diungkapkan oleh Papalia,
2009 yang menyatakan bahwa perkembangan remaja melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif dan psikososial yang saling berkaitan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa remaja merupakan masa transisi dari perkembangan anak-anak menjadi dewasa
dengan melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional.
2. Batasan usia remaja
Banyak batasan usia remaja yang diungkapkan oleh para ahli. Diantaranya adalah batasan usia remaja menurut Santrock, 2007 dimulai
sekitar usia usia 10-13 tahun dan berahkir pada sekitar usia 18-22 tahun. sedangkan batasan usia remaja menurut Papalia, 2009 yaitu antara usia 11
tahun hingga usia 20 tahun. Batasan remaja menurut WHO adalah 10-20 tahun. Selanjutnya, WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian
yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja ahkir 15-20 tahun Sarwono, 2011