Uji hipotesis Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Normalitas

dan terakhir sebanyak 4 subjek tergolong dalam kategori kompetitif. Subjek dengan tipe komunikasi protektif sebanyak 32 orang. Dari 32 orang, 9 subjek tergolong dalam kategori prososial, kemudian 19 subjek tergolong dalam kategori individual dan terahkir sebanyak 4 subjek tergolong dalam kategori kompetitif. Dari deskripsi proporsi chi square maka tipe komunikasi konsensual memiliki frekuensi prososial yang paling besar 42,6 namun hasil tersebut hampir sama dengan frekuensi individual 39,2 dan yang terendah adalah kompetitif 18,2. Hal ini sesuai dengan asumsi awal peneliti yang menyatakan tipe komunikasi konsensual akan menghasilkan anak dengan kecenderungan perilaku prososial. Sedangkan pada tipe komunikasi pluralistik memiliki frekuensi prososial yang sama besar dengan individual 41,7 dan memiliki frekuensi kompetitif paling rendah 16,7. Hal tersebut berbeda dengan asumsi peneliti yang menyatakan tipe komunikasi pluralistik akan menghasilkan anak dgn perilaku prososial namun bisa kedua-duanya yaitu prososial maupun individual. Selain itu, tipe komunikasi konsensual maupun pluralistik sama-sama memiliki frekuensi prososial yang hampir sama besar. Sedangkan pada tipe komunikasi protektif memiliki frekuensi individual yang paling besar 59,4 kemudian prososial 28,1 dan terakhir kompetitif 12,5. Hal tersebut sesuai dengan asumsi awal peneliti bahwa tipe komunikasi protektif akan menghasilkan anak dengan perilaku individual. Terakhir, tipe komunikasi laizze-fair memiliki frekuensi prososial terendah 11,8, individual 64,7 dan kompetitif 23,5. Hal tersebut tidak sesuai dengan asumsi awal peneliti yang menyatakan tipe komunikasi laizze- fair akan menghasilkan anak dengan perilaku kompetitif namun menghasilkan anak dengan perilaku individual. Jika dilihat secara proporsi dari keseluruhan tabel kontingensi chi-square tipe komunikasi keluarga dan SVO tidak memiliki hubungan. Komunikasi antara anak dengan orang tua dapat mendukung perkembangan kapasitas anak untuk memahami tindakan prososial mereka sendiri Rechia, 2014. Namun, tidak adanya hubungan antara tipe komunikasi keluarga dengan perilaku prososial remaja pada penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Fakor yang berasal dari keluarga yaitu modeling dari orangtua. Perilaku prososial remaja mungkin disebabkan oleh modeling perilaku sehingga bukan hanya sekedar melalui komunikasi antara anak dengan orangtua. Seperti yang diungkapkan oleh Sears 2004 orang belajar untuk menolong melalui penguatan dan modeling atau meniru orang lain yang memberikan pertolongan. Anak lebih mungkin untuk melakukan perilaku prososial ketika melihat langsung contoh perilaku menolong yang ditunjukkan oleh orangtua lalu menerapkan diluar lingkungan keluarga. Hal yang sama diungkapkan oleh MacCaulay, 1970 dalam Dovidio, 2006. Mengamati perilaku sosial melalui modeling mempengaruhi perilaku prososial pada anak. Selain itu, observasi langsung terhadap model perilaku prososial dapat mempengaruhi anak untuk melakukan perilaku prososial. Tidak hanya anak, hal tersebut dapat juga mempengaruhi perilaku prososial pada orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan terhadap sumbangan dan bentuk lain dari perilaku membantu karena kehadiran model yang menampilkan prososial aktif. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor perilaku prososial yang berasal dari keluarga dapat dibentuk melalui modeling orangtua bukan hanya berasal dari komunikasi yang dilakukan antara anak dengan orangtua. Pada penelitian ini perilaku prososial diukur melalui orientasi nilai sosial yang terdapat dalam diri seseorang. Dalam penelitian Lange 2007 mendapatkan hasil bahwa perbedaan orientasi nilai sosial yang dianut oleh seseorang akan mencerminkan perilaku menolong dan bekerjasama yang berbeda pula. Namun, orientasi nilai sosial yang dianut seseorang terkadang tidak sesuai dengan cerminan perilakunya, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu faktor situasional Clayton, 2012. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara tipe komunikasi keluarga dengan perilaku prososial remaja. Hal ini karena tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel kategorial jika dilihat dari proporsinya yaitu Sig. p 0,121 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tipe komunikasi keluarga dengan perilaku prososial remaja ditolak.

B. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah item skala orientasi kepatuhan yang memiliki social desirability yang cukup tinggi. hal tersebut menyebabkan item yang dibuat peneliti banyak yang gugur saat dilakukan tryout sehingga harus dilakukan tryout ulang. Selain itu, social value orientation SVO hanya mengukur nilai sosial yang dianut oleh seseorang namun tidak langsung pada perilakunya. Pada pola komunikasi penelitian ini hanya melihat bentuk bukan isi dari percakapan yang dilakukan antara orangtua dan anak sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah referensi mengenai isi percakapan pada kedua pola komunikasi.