Ciri-ciri Anak Tuna Grahita Kebutuhan Pembelajaran Anak Tuna Grahita Dampak Ketuna Grahitaan

commit to user 16 16

d. Ciri-ciri Anak Tuna Grahita

Anak-anak tuna grahita memiliki ciri berbeda dari anak yang lain diantara anak yang lainnya yaitu : 1 Terbatas dan terhambat prestasi dalam bidang akademis. 2 Memiliki keterbatasan dalam pemerolehan dan penggunaan bahasa terutama dalam hal struktur dan maknanya. 3 Penampilan fisik tidak seimbang contohnya kepala terlalu besar atau kecil. 4 Kurang daya konsentrasi. 5 Bermasalah dalam hal tingkah laku. 6 Tidak dapat mengurus diri sendiri. 7 Kurang dalam koordinasi gerakan gerakan tak terkendali. 8 Perhatian terhadap lingkungan kurang. Berdasarkan ciri-ciri anak tuna grahita yang telah di jabarkan dapat di ketahui bahwa anak tuna grahita dalam hal akademis sangat kurang karena memiliki tingkat kecerdasan rendah dan di akibatkan karena tingkat kecerdasan yang rendah anak tuna grahita juga terdapat yang mengalami kesulitan pada pelaksanaan kegiatan sehari- hari.

e. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tuna Grahita

1 Dalam proses belajar antara anak normal dan anak tuna grahita sangatlah berbeda dalam hal hambatan, masalah, dan karakteristiknya. 2 Selama proses belajar anak tuna grahita memiliki masalah dalam : a Kemampuan dalam memecahkan masalah b Melakukan pengembangan masalah dan mentransfer ilmu c Minat dan perhatian dalam menyelesaikan tugas Selain itu anak tuna grahita juga dapat diberi pelatihan-pelatihan selain belajar secara formal hal ini sesuai dengan pendapat Dever Knapczyk dalam Ilknur Cifci Tekinarrslan Bulbin Sucuoglu 2007:7 yaitu The aim of training for individuals commit to user 17 17 with mental retardation is to prepare them for social life and to help them the skills necessary to lead independent or least dependent lives.

f. Dampak Ketuna Grahitaan

Berdasarkan teori kecerdasan beranggapan bahwa kecerdasan bukanlah suatu unsur yang beraspek tunggal namun terdiri dari kemampuan yang bersifat umum general ability dan kemampuan yang bersifat khusus special ability. Kemampuan umum yang dimaksud di sini adalah rangkuman dari berbagai kemampuan pada bidang tertentu sedangkan kemampuan khusus adalah kemampuan yang dimiliki pada bidang-bidang tertentu misalnya kemampuan berhitung, bahasa, pengamatan ruang, dan lain-lain. Pada umumnya kecerdasan menunjuk pada kemampuan umum general ability sehingga kelemahan kecerdasan berakibat pada kelemahan fungsi kognitif dan juga pada sikap dan keterampilan lainnya. Pada anak tuna grahita sesuatu yang dianggap wajar bagi anak normal terlihat sangat luar biasa bagi mereka. Semua ini dikarenakan keterbatasan fungsi kognitif anak tuna grahita. Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan. Menurut Mussen, Conger, dan Ragan dalam Mohammad Efendi 2006:96 mengemukakan kognitif dalam prosesnya melalui beberapa tahap yaitu persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian, penalaran. Pada anak tuna grahita terjadi kelemahan di salah satu proses tersebut. Pada proses pembelajaran anak tuna grahita memiliki ingatan yang lemah dan prestasi yang rendah dibandingkan anak normal lainnya. Sehingga tidak mengherankan jika instruksi yang diberikan pada anak tuna grahita tidak melalui proses analisis kognitif seperti yang dikemukakan Mussen,dkk. Seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan normal perkembangan kognitifnya menurut Piaget akan melewati periode atau tahapan perkembangan sebagai berikut : 1 Periode Sensorimotor 0-2 tahun Periode ini ditandai dengan penggunaan sensori motor dalam pengamatan dan penginderaan yang intensif terhadap lingkungan disekitarnya. Paada periode commit to user 18 18 ini prestasi intelektual yang diperoleh adalah perkembangan bahasa, konsep tentang objek, kontrol skema, dan pengenalan hubungan sebab akibat 2 Periode Praoperasional 2-7 tahun Pada periode ini terbagi menjadi dua tahap yaitu : a Periode prekonseptual 2-4 tahun Seseorang yang berada pada periode ini memiliki cara berfikir yang bersifat transduktif menarik kesimpulan tentang sesuatu atas dasar karakteristiknya yang khas misalnya sapi disebut juga kerbau. b Periode intuitif 4-7 tahun Seseorang yang berada pada periode ini memiliki sifat egosentris yang tinggi belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama, bersifat searah 3 Periode operasional konkret 7-1112 tahun Anak yang berada pada periode ini memiliki kecakapan dan kemampuan baru yaitu mengklasifikasikan, menyusun dan mengasosiasikan angka-angka atau bilangan. Selain itu anak mulai mengkonservasi pengetahuan tertentu. 4 Periode operasional formal 1112-1314 tahun Anak yang berada pada periode ini memiliki kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek yang bersifat konkret. Akan tetapi, berbeda dengan anak tuna grahita dimana perkembangan kognitifnya seringkali gagal dalam periodenya atau dalam melampaui tahapan perkembangan diatas. Bahkan pada taraf perkembangan yang sederhana anak tuna grahita tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Inhelder dalam Mohammad Efendi 2006:91 dalam penelitiannya mengemukakan : a Penyandang tuna grahita berat perkembangan kognitifnya terhambat pada tingkat perkembangan sensorimotorik. commit to user 19 19 b Pada penyandang tunagrahita ringan perkembangan kognitifnya terhenti pada perkembangan operasional konkret. Untuk mengukur derajat ketuna grahitaan seseorang dapat dilakukan melalui beberapa tes diantaranya Stanford-Binet dan Revise Weschler Scale For Children WISC-R. Materinya meliputi performance test menyusun balok, mengukur warna, menggambar dengan kertas dan pensil, tes verbal [tes perbendaharaan kata] . Mengukuran tingkat ketunagrahitaan seseorang tentunya tidak mudah karena diperlukan informasi yang sangat lengkap. Oleh sebab itu, diperlukan team approach yang melibatkan psikolog, psikiater, neurology, pekerja sosial dan orthopedagog sehingga dapat meminimalisir diagnosis yang keliru karena pemeriksaan dilakukan secara integrative dan komprehensif. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa masalah kognitif pada anak tuna grahita sangat berpengaruh dan menjadi masalah saat meniti tugas perkembangannya. Berikut ini beberapa hambatan yang tampak pada anak tuna grahita dari segi kognitif dan sekaligus menjadi karakteristiknya : 1. Memiliki kecenderungan berfikir konkret dan sukar berfikir 2. Mengalami kesulitan dalam konsentrasi 3. Kemampuan dalam bersosialisasi terbatas 4. Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit 5. Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi Pada tuna grahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari anak noral setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar.

g. Kemampuan Bahasa dan Bicara Anak Tuna Grahita

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Animasi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Notasi Musik bagi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Gunungwungkal Pati Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 119

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 1C SLB B, C – AUTIS BINA ASIH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 27

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBEL DENGAN PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 6

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas III SDN 01 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

0 1 7

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEMESTER 2 DI SLB – C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 0 15

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 26