Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Tindakan

commit to user 4 pada metode pembelajaran sekolahan tersebut. Pada realitanya di SLB C Setya Darma Surakarta dalam pembelajaran matematika belum menggunakan teknologi macromedia flash. Dalam pembelajaran guru hanya menggunakan media papan tulis selama pelajaran. Papan tulis digunakan guru untuk menjelaskan materi ataupun menulis soal. Setelah itu baru setiap siswa di beri soal masing-masing di buku tulis. Selain itu anak juga tidak terlalu aktif dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Siswa kurang bisa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran yang ada. Sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dalam belajar matematika juga masih sangat rendah. Terutama pada konsep pengurangan bilangan asli. Siswa kelas III mengalami kesulitan untuk memperoleh nilai rata-rata 70. Melihat realita tersebut peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Konsep Operasi Pengurangan Bilangan Asli Melalui Macromedia Flash Bagi Siswa Kelas III SLB C Setya Darma Surakarta Tahun 2011.”

B. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas agar permasalahan yang ada nanti dapat dibahas dengan lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka penulis telah merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Apakah penerapan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada konsep operasi pengurangan bilangan asli pada anak tuna grahita kelas III di SLB C Setya Darma Surakarta tahun 2011 ?”

C. Tujuan Penelitian

“Untuk meningkatan prestasi belajar matematika pada konsep operasi pengurangan bilangan asli melalui macromedia flash bagi siswa kelas III SLB C Setya Darma Surakarta.” commit to user 5

D. Manfaat Penelitian

Keinginan terbesar dari penelitian ini adalah dapat memberi manfaat berbagai pihak karena memang penelitian dikatakan berhasil apabila dapat memberi manfaat baik secara praktis maupun teoritis, yang meliputi:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis yaitu manfaat dari penulisan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pendidikan. Dalam penulisan ini mempunyai manfaat teoritis sebagai berikut: a. Dapat memberikan alternatif pilihan media pembelajaran melalui teknologi yaitu macromedia flash.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu manfaat dari penulisan ini yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Dalam penulisan ini mempunyai manfaat praktis yaitu sebagai berikut : a. Dapat merangsang guru untuk menciptakan media pembelajaran yang lebih menarik dan efektif khususnya dalam belajar matematika.. b. Memperkaya dan mengenalkan guru maupun siswa terhadap teknologi dalam pembelajaran melaui macromedia flash commit to user 6 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Anak Tuna grahita

a. Pengertian Anak Tuna grahita

Anak berkebutuhan khusus memiliki banyak kategori. Salah satu kategorinya adalah anak tuna grahita. Anak tuna grahita sering diartikan seseorang yang mengalami hambatan atau keterbelakangan mental-intelektual dan sosial sehingga memiliki daya pikir yang kurang, kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam mengenali seseorang mengalami keterbelakangan mental sangatlah sulit. Namun, dapat dideteksi melalui tanda-tanda yang terdapat pada anak berkebutuhan khusus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita adalah anak yang mengalami kelainan pada mental mereka sehingga mengakibatkan ketidakmampuan pada activity daily living mereka.

b. Jenis atau Kategori

Dalam menentukan seseorang mengalami keterbelakangan mental atau tidak sangatlah tidak mudah. Dalam pengkategorian anak tuna grahita dapat dikategorikan beberapa jenis. Berdasarkan hasil tes intelegensi yang sering digunkaan untuk mendeteksi apakah anak mengalami ketunagrahitaan atau tidak yaitu tes Stanford Binet dan Skala Weschler WISC maka anak tuna grahita dapat diklasifikasikan sebagai berikut : commit to user 7 7 Tabel 1. Klasifikasi Anak Tuna Grahita Berdasarkan Tes Stanford Binet dan Skala Weshler WISC 1 Tuna grahita ringan Tuna grahita ringan sering disebut moron atau debil. Secara fisik anak tuna grahita ringan tidak berbeda dengan anak normal maka tidak heran jika sulit membedakan secara fisik antara anak tuna grahita dengan anak normal. Anak tuna grahita ringan menurut binet memiliki IQ antara 68-52 sedangkan skala Weschler WISC memiliki skala IQ 69-55. Dalam belajar membaca, menulis, dan berhitung mereka masih mampu didik. Dalam kehidupan sehari-hari anak tuna grahita dapat dibentuk menjadi tenaga semi-skilled misalkan pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga dan bekerja di pabrik dengan sedikit pengawasan namun tentunya dengan didikan yang matang, terstruktur, terarah, terpola dan terprogram. Anak tuna grahita ringan tidak dapat menyesuaikan diri secara sosial, ceroboh, menggunakan uang secara tidak terarah begitu pula dengan masa depannya. 2 Tuna grahita sedang Anak tuna grahita sedang dapat disebut imbisil. Biasanya anak tuna grahita memiliki IQ 51-36 berdasarkan skala Binet atau IQ antara 54-40 berdasarkan WISC. Anak tuna grahita sedang memiliki kesulitan dalam belajar akademik baik membaca, menulis atau berhitung. Namun demikian jika dilatih secara berkala Level keterbelakangan IQ Stanford Binet Skala Weschler Ringan 68-52 69-55 Sedang 51-36 54-40 Berat 32-20 39-25 Sangat berat 19 24 commit to user 8 8 mereka mampu menulis nama, alamat rumah sendiri. Anak tuna grahita dapat di latih dalam activity daily living mereka misalkan menyapu, mengelap kaca, menggosok gigi. Anak tuna grahita ringan juga dapat dididik bekerja di sheltered workshop. Selain itu perkembangan MA anak tuna grahita sedang dapat berkembang kurang lebih sampai 7 tahun. TASH The Association for Persons with Severe Handicaps menyebutkan bahwa anak tuna grahita sedang adalah : Individuals of all ages who require extensive on going support in more than one major life activity in order to participate in integrated community settings and to enjoy a quality of life that is available to citizens with fewer or no disabilities. Support may be required for life activities such as mobility, communication, self-care, and learning as necessary for independent living, employment and self-sufficiency. 3 Tuna grahita berat Anak tuna grahita berat dapat disebut idiot. Anak tuna grahita berat sudah tidak mampu mendapatkan pelajaran akademik membaca, menulis, dan berhitung. Dalam melakukan kegiatan keseharian mereka memerlukan bantuan dan perlindungan secara total selama hidup mereka. Anak tuna grahita berat memiliki perkembangan MA maksimal kurang dari tiga tahun. Meskipun anak tuna grahita terdapat penggolongan akan tetapi anak tuna grahita berat juga digolongkan menjadi tuna grahita berat dan sangat berat. Anak tuna grahita berat IQ diantara 32-20 menurut skala Binet, 39-25 menurut WISC. Tuna grahita sangat berat IQ dibawah 19 menurut skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut skala Wechsler WISC. Klasifikasi anak tuna grahita juga dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi profesi diantaranya : 1 Dokter mengkalsifikasikan tuna grahita berdasarkan tipe kelainan fisiknya seoerti tipe mongoloid, microcephalon, cretinism. 2 Pekerja sosial mengklasifikasikan anak tuna grahita berdasarkan derajat kemampuan penyesuaian diri atau ketidaktergantungan pada orang lain sehingga penentuan berat-ringannya ketuna grahitaan dilihat dari tingkat commit to user 9 9 penyesuaiannya seperti tidak tergantung, semi tergantung atau sama sekali tergantung pada orang lain. 3 Psikolog mengklasifikasikan anak tuna grahita mengarah pada aspek indeks mental intelegnesinya yang dilihat dari hasil tes kecerdasan seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbicil dan IQ 50-75 dikategorikan debil atau moron. 4 Pedagog mengklasifikasikan ketunagrahitaan berdasarkan penilaian program pendidikan yang disajikan pada anak yaitu anak tuna grahita mampu didik, anak tuna grahita mampu latih, anak tuna grahita mampu rawat. Anak tuna grahita mampu didik debil adalah anak tuna grahita yang tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti program pembelajaran dari sekolah namun memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan disekolah walaupun hasilnya tidak optimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik adalah : 1 Membaca, menulis, mengeja, dan berhitung 2 Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain 3 Keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari. Anak tuna grahita mampu latih imbicil adalah anak tuna grahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak dapat mengikuti program- program yang diperuntukkan untuk anak tuna grahita mampu didik. Bagi anak tuna grahita mampu latih yang perlu dikembangkan adalah : 1 Belajar mengurus diri sendiri yaitu makan, pakaian, tidur, atau mandi sendiri 2 Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah dan sekitarnya 3 Mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, dibengkel kerja sheltered workshop atau di lembaga khusus. Jadi, bagi anak tuna grahita mampu latih yang perlu ditekankan yaitu kemampuan anak mengurus dirinya sendiri activity daily living dan fungsi sosial kemasyarakatan commit to user 10 10 menurut kemampuannya. Anak tuna grahita mampu rawat idiot adalah anak tuna grahita yang memiliki tingkat kecerdasan sangat rendah sehingga tidak mampu untuk mengurus diri sendiri atau sosialisasi dan sangat bergantung dengan orang lain. A child who is an idiot is so low intellectually that he does not learn to talk and usually does learn to take care of his bodily need oleh Kirk Johnson dalam Mohammad Efendi 2008:90. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita mampu rawat membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain totally dependent oleh Patton dalam Mohammad Efendi 2008:91 Berdarsarkan klasifikasi anak tuna grahita yang telah dijabarkan dapat di simpulkan bahwa anak tuna grahita dapat di golongkan menjadi anak tuna graita ringan, sedang, berat, sangat berat.

c. Penyebab Kelainan Mental

Hasil research WHO menyebutkan bahwa 30 dari anak keterbelakangan mental disebabkan oleh ketidaknormalan genetik seperti down syndrome, 25 disebabkan oleh cerebrum palsy, 30 disebabkan oleh meningitis dan masalah prenatal sedangkan 15 sisanya belum dapat ditemukan penyebabnya. Sedangkan Grossman dalam Jamila K.A Muhammad 2008:102 memaparkan 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat mental : 1 Penyakit yang disebabkan minuman keras 2 Trauma 3 Metabolisme atau pola makan yang tidak baik 4 Penyakit dalam otak 5 Pengaruh saat masa kehamilan yang tidak diketahui 6 Kromosom yang abnormal 7 Gangguan semasa kehamilan 8 Gangguan psikiatris 9 Pengaruh lingkungan commit to user 11 11 Selain itu etiologi anak tuna grahita dapat berdasarkan kurun waktu terjadinya yaitu dibawa sejak lahir faktor endogen, dan faktor dari luar seperti penyakit atau keadaan lainnya faktor eksogen. Kirk dalam Mohammad Efendi 2006:91 mengemukakan faktor endogen yang menyebabkan ketunagrahitaan yaitu faktor ketidaksempurnaan psikobiologis dalam memindahkan gen Hereditary Transmission of Psycho-biological Insufficiency. Sedangkan faktor eksogen yaitu faktor yang terjadi akibat perubahan patologis dari perkembangan normal. Menurut Davenport dalam Mohammad efendi 2006:91 dilihat dari sisi pertumbuhan dan perkembangannya penyebab tuna grahita adalah : 1 Kelainan atau ketunaan yang timbul pada benih plasma 2 Kelainan atau ketunaan yang dihasilkan selama penyuburan telur 3 Kelainan atau ketunaan yang dikaitkan dengan implantasi 4 Kelainan atau ketunaan yang timbul dalam embrio 5 Kelainan atau ketunaan yang timbul dari luka saat kelahiran 6 Kelainan atau ketunaan yang timbul dalam janin 7 Kelainan atau ketunaan yang timbul pada masa bayi dan masa kanak-kanak Selain sebab-sebab tersebut ketuna grahitaan menurut Kirk Johnson dalam Mohammad efendi 2006:92 dapat disebabkan karena radang otak, gangguan fisiologis, faktor hereditas dan pengaruh kebudayaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Radang otak yaitu kerusakan yang terjadi pada area otak tertentu pada saat lahir. Biasanya radang otak terjadi karena pendarahan otak intracranial haemorhage. Namun, pada kasus yang sangat parah pendarahan dapat disebabkan karena gangguan motorik dan mental. Sebab terjadi pendarahan ini belum diketahui misalkan Hidrochepalon yang diduga karena peradangan otak dimana keadaan seseorang yang menderita Hidrochepalon tengkorak kepalanya membesarbdikarenakan bertambahnya cairan cerebrospinal sehingga terjadi tekanan dan kemunduran fungsi otak. Demikian pula cerebral anoxia yaitu kekurangan oksigen dalam otak dan commit to user 12 12 menyebabkan otak tidak berfungsi dengan baik tanpa adanya oksigen yang cukup. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang dapat menimbulkan peradangan otak yang kemudian dapat menyebabkan ketuna grahitaan misalnya measles, scarlet fever, meningitis, encephalitis, diphtheria dan cacar. 2 Gangguan fisiologis yang dapat menyebabkan ketunagrahitaan yaitu disebabkan oleh virus yaitu penyakit rubella campak jerman. Virus ini berbahaya pada tri semester pertama saat ibu mengandung. Keadaaan ini dapat menimbulkan dampak ketuna grahitaan terhadap bayi yang dikandung. Selain rubella juga ada bentuk gangguan fisiologis lainnya yaitu rhesus factor, mongoloid penampakan fisik mirip keturunan orang mongol sebagai akibat gangguan genetik, dan cretinisme atau kerdil sebagai akibat gangguan kelenjar teroid. 3 Faktor hereditas yang dapat menyebabkan ketunagrahitaan masih sulit dipastikan karena para ahli pun memiliki formulasi yang berbeda mengenai hal ini. Kirk dalam Mohammad Efendi 2008:93 misalnya berpendapat bahwa 80-90 faktor keturunan menyebabkan ketuna grahitaan. Berikut perbandingan para ahli mengenai kontribusi faktor keturunan terhadap terjadinya tuna grahita : Tabel 2. Perbandingan Para Ahli Mengenai Kontribusi Faktor Keturunan Terhadap Terjadinya Tuna Grahita No Tahun Nama Ahli Presentase 1 1914 Goddard 77 2 1920 Hollingswoth 90 3 1929 Tregold 80 4 1931 Larson 76 5 1934 Doll 30 6 1934 Penros 29 commit to user 13 13 4 Faktor kebudayaan adalah faktor yang berkaitan dengan segenap perikehidupan lingkungan psikososial. Namun, dalam beberapa kurun waktu terdapat kontroversi mengenai kebudayan yang dapat menyebabkan ketuna grahitaan. Dalam satu sisi kebudayaan memang memberikan sumbangan positif dalam membangun kemampuan psikofisik dan psikososial anak secara baik akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika faktor-faktor tersebut tidak berperan baik tidak menutup kemungkinan berpengaruh pada perkembanganan psikofisik dan psikososial anak. Misalkan anak idiot yang ditemukan di hutan Aveyron oleh Itard atau anak yang ditemukan hidup diantara serigala di India seperti yang ditulis Arnold Gesel. Meskipun anak tersebut di rawat dan diberi intervensi pendidikan secara ekstrem tetap saja anak tersebut tidak dapat menjadi manusia normal kembali. 5 Faktor etiologi biomedik. Menurut Kenner faktor etiologi biomedik yang menyebabkan ketuna grahitaan 6,4 akibat trauma lahir dan anoxia prenatal, 35,61 akibat faktor genetik, 6,2 akibat penyakit infeksi prenatal, 5,0 akibat infeksi otak setelah lahir dan 2,0 lainnya adalah lahir prematur. Berikut ini hasil survey yang dilakukan di Inggris dan sebagian negara bagian Amerika yang menunjukkan prevalensi anak tuna grahita berdasarkan tingkat sosial ekonomi dan kebudayaan tempat anak berasal. Tabel 3. Estimasi Anak Tuna Grahita per 1.000 Anak Usia Sekolah di Inggris No Kelas Dalam Masyarakat Mampu Rawat Mampu Latih Mampu Didik Lambat Belajar 1 Rendah 1 4 50 300 2 Menengah 1 4 25 170 3 tinggi 1 4 10 50 commit to user 14 14 Dari tabel estimasi anak tuna grahita per 1000 anak usia sekolah di Inggris diatas dapat diketahui bahwa makin tinggi tingkat sosial seseorang makin tinggi pula kemungkinan layanan kesehatan psikofisik didapat dan dapat dipenuhi dengan baik sehingga dapat menekan tumbuhnya kelainan dalam kecerdasan rendah yang lebih besar faktor eksternal. Berdasarkan hasil penelitian Iman 1990 tentang faktor penyebab ketunagrahitaan terhadap 140 orang siswa SLB Latihan Negeri Yogyakarta sebagai berikut : Tabel 4. Faktor Penyebab Tuna Grahita di SLBN Yogyakarta No Penyebab Frekuensi Persentase 1 Tidak diketahui 17 12,10 2 Kelainan kromosom 14 10,00 3 Waktu hamil ibu sakit 10 7,10 4 Kelainan letak janin 7 5,00 5 Trauma kelahiran 5 3,60 6 Persalinan abnormal 8 5,70 7 Prematuritaskembar 6 4,20 8 Mikrosefal 8 5,70 9 Ensefalitis atau kejang lama 37 26,40 10 Cedera kepala 10 7,10 11 Epilepsi 10 7,10 12 Malnutrisi berat 3 2,20 Pada penelitian Iman 1990 lainnya dalam rangka penjaringan anak berkelainan dari 265 orang anak yang diduga menyandang tunagrahita di wilayah DIY Yogyakarta diperoleh kesimpulan seperti tabel berikut ini : commit to user 15 15 Tabel 5. Faktor yang Diduga Penyebab Tunagrahita di Yogyakarta No Penyebab Frekuensi Persentase 1 Tidak diketahui 133 50,00 Usia ibu 2 - lebih dari 40 tahun 4 1,50 3 - Kurang dari 16 tahun 1 0,40 Selama kehamilan 4 - Ibu jatuh 20 7,60 5 - Ibu sakit 24 9,10 Selama persalinan 6 - Sukarlama 8 3,00 7 - Kembar 4 1,50 8 - Kurang bulan 9 3,40 Sesudah kelahiran 9 - Jatuh cidera kepala 6 2,30 10 - Mikrosefali 2 3,00 11 - Panas tinggi dan kejang 21 7,90 12 - Sakit berat dan lama 23 8,70 13 - Panas tinggi dan tidak sadar 6 2,30 14 - Epilepsy 4 1,50 JUMLAH 265 100,00 Berdasarkan penjelasan penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa penyebab kelainan mental dapat terjadi saat ibu mengandung, saat ibu melahirkan dan saat ibu melahirkan. commit to user 16 16

d. Ciri-ciri Anak Tuna Grahita

Anak-anak tuna grahita memiliki ciri berbeda dari anak yang lain diantara anak yang lainnya yaitu : 1 Terbatas dan terhambat prestasi dalam bidang akademis. 2 Memiliki keterbatasan dalam pemerolehan dan penggunaan bahasa terutama dalam hal struktur dan maknanya. 3 Penampilan fisik tidak seimbang contohnya kepala terlalu besar atau kecil. 4 Kurang daya konsentrasi. 5 Bermasalah dalam hal tingkah laku. 6 Tidak dapat mengurus diri sendiri. 7 Kurang dalam koordinasi gerakan gerakan tak terkendali. 8 Perhatian terhadap lingkungan kurang. Berdasarkan ciri-ciri anak tuna grahita yang telah di jabarkan dapat di ketahui bahwa anak tuna grahita dalam hal akademis sangat kurang karena memiliki tingkat kecerdasan rendah dan di akibatkan karena tingkat kecerdasan yang rendah anak tuna grahita juga terdapat yang mengalami kesulitan pada pelaksanaan kegiatan sehari- hari.

e. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tuna Grahita

1 Dalam proses belajar antara anak normal dan anak tuna grahita sangatlah berbeda dalam hal hambatan, masalah, dan karakteristiknya. 2 Selama proses belajar anak tuna grahita memiliki masalah dalam : a Kemampuan dalam memecahkan masalah b Melakukan pengembangan masalah dan mentransfer ilmu c Minat dan perhatian dalam menyelesaikan tugas Selain itu anak tuna grahita juga dapat diberi pelatihan-pelatihan selain belajar secara formal hal ini sesuai dengan pendapat Dever Knapczyk dalam Ilknur Cifci Tekinarrslan Bulbin Sucuoglu 2007:7 yaitu The aim of training for individuals commit to user 17 17 with mental retardation is to prepare them for social life and to help them the skills necessary to lead independent or least dependent lives.

f. Dampak Ketuna Grahitaan

Berdasarkan teori kecerdasan beranggapan bahwa kecerdasan bukanlah suatu unsur yang beraspek tunggal namun terdiri dari kemampuan yang bersifat umum general ability dan kemampuan yang bersifat khusus special ability. Kemampuan umum yang dimaksud di sini adalah rangkuman dari berbagai kemampuan pada bidang tertentu sedangkan kemampuan khusus adalah kemampuan yang dimiliki pada bidang-bidang tertentu misalnya kemampuan berhitung, bahasa, pengamatan ruang, dan lain-lain. Pada umumnya kecerdasan menunjuk pada kemampuan umum general ability sehingga kelemahan kecerdasan berakibat pada kelemahan fungsi kognitif dan juga pada sikap dan keterampilan lainnya. Pada anak tuna grahita sesuatu yang dianggap wajar bagi anak normal terlihat sangat luar biasa bagi mereka. Semua ini dikarenakan keterbatasan fungsi kognitif anak tuna grahita. Fungsi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan. Menurut Mussen, Conger, dan Ragan dalam Mohammad Efendi 2006:96 mengemukakan kognitif dalam prosesnya melalui beberapa tahap yaitu persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian, penalaran. Pada anak tuna grahita terjadi kelemahan di salah satu proses tersebut. Pada proses pembelajaran anak tuna grahita memiliki ingatan yang lemah dan prestasi yang rendah dibandingkan anak normal lainnya. Sehingga tidak mengherankan jika instruksi yang diberikan pada anak tuna grahita tidak melalui proses analisis kognitif seperti yang dikemukakan Mussen,dkk. Seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan normal perkembangan kognitifnya menurut Piaget akan melewati periode atau tahapan perkembangan sebagai berikut : 1 Periode Sensorimotor 0-2 tahun Periode ini ditandai dengan penggunaan sensori motor dalam pengamatan dan penginderaan yang intensif terhadap lingkungan disekitarnya. Paada periode commit to user 18 18 ini prestasi intelektual yang diperoleh adalah perkembangan bahasa, konsep tentang objek, kontrol skema, dan pengenalan hubungan sebab akibat 2 Periode Praoperasional 2-7 tahun Pada periode ini terbagi menjadi dua tahap yaitu : a Periode prekonseptual 2-4 tahun Seseorang yang berada pada periode ini memiliki cara berfikir yang bersifat transduktif menarik kesimpulan tentang sesuatu atas dasar karakteristiknya yang khas misalnya sapi disebut juga kerbau. b Periode intuitif 4-7 tahun Seseorang yang berada pada periode ini memiliki sifat egosentris yang tinggi belum memahami cara orang lain memandang objek yang sama, bersifat searah 3 Periode operasional konkret 7-1112 tahun Anak yang berada pada periode ini memiliki kecakapan dan kemampuan baru yaitu mengklasifikasikan, menyusun dan mengasosiasikan angka-angka atau bilangan. Selain itu anak mulai mengkonservasi pengetahuan tertentu. 4 Periode operasional formal 1112-1314 tahun Anak yang berada pada periode ini memiliki kemampuan untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek yang bersifat konkret. Akan tetapi, berbeda dengan anak tuna grahita dimana perkembangan kognitifnya seringkali gagal dalam periodenya atau dalam melampaui tahapan perkembangan diatas. Bahkan pada taraf perkembangan yang sederhana anak tuna grahita tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Inhelder dalam Mohammad Efendi 2006:91 dalam penelitiannya mengemukakan : a Penyandang tuna grahita berat perkembangan kognitifnya terhambat pada tingkat perkembangan sensorimotorik. commit to user 19 19 b Pada penyandang tunagrahita ringan perkembangan kognitifnya terhenti pada perkembangan operasional konkret. Untuk mengukur derajat ketuna grahitaan seseorang dapat dilakukan melalui beberapa tes diantaranya Stanford-Binet dan Revise Weschler Scale For Children WISC-R. Materinya meliputi performance test menyusun balok, mengukur warna, menggambar dengan kertas dan pensil, tes verbal [tes perbendaharaan kata] . Mengukuran tingkat ketunagrahitaan seseorang tentunya tidak mudah karena diperlukan informasi yang sangat lengkap. Oleh sebab itu, diperlukan team approach yang melibatkan psikolog, psikiater, neurology, pekerja sosial dan orthopedagog sehingga dapat meminimalisir diagnosis yang keliru karena pemeriksaan dilakukan secara integrative dan komprehensif. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa masalah kognitif pada anak tuna grahita sangat berpengaruh dan menjadi masalah saat meniti tugas perkembangannya. Berikut ini beberapa hambatan yang tampak pada anak tuna grahita dari segi kognitif dan sekaligus menjadi karakteristiknya : 1. Memiliki kecenderungan berfikir konkret dan sukar berfikir 2. Mengalami kesulitan dalam konsentrasi 3. Kemampuan dalam bersosialisasi terbatas 4. Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit 5. Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi Pada tuna grahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari anak noral setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar.

g. Kemampuan Bahasa dan Bicara Anak Tuna Grahita

Pakar yang pernah melaksanakan penelitian untuk mencari hubungan antara tingkat kecerdasan dengan kemampuan bahasa dan bicara adalah Eisenson dan Ogilvie dalam Mohammad Efendi 2006:99 dengan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa antara tingkat kecerdasan dengan kematangan bahasa dan bicara mempunyai hubungan yang positif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan memiliki peranan commit to user 20 20 penting dalam meningkatkan perolehan bahasa dan kecakapan bicara disamping faktor eksternal lain yaitu latihan, pendidikan, dan stimulasi lingkungan. Bagi anak anak normal yang dapat dengan mudah memanfaatkan potensi psikofosik dalam perolehan kosakata sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan bicaranya. Semua ini dikarenakan mereka tidak memiliki permasalahan dengan kecerdasan yang merupakan aspek psikologis yang berkontribusi cukup besar dalam mekanisme fungsi kognisi terhadap stimulasi verbal maupun nonverbal, terutama yang memiliki unsur kebahasaan. Namun, beda dengan anak tuna grahita seringkali stimulsi verbal maupun nonverbal dari lingkungannya gagal untuk dicerna oleh mereka. Sebagai akibat tidak dapat dicernanya hal-hal sederhana oleh mereka peristiwa kebahasaan yang lazim terjadi menimbulkan suatu keanehan bagi anak tuna grahita. Pada anak tuna grahita berat atau mampu latih kegagalan dalam apersepsi terhadap suatu peristiwa bahasa sering kali diikuti kelainan sekunder yaitu gangguan artikulasi bicara. Akibat kelainan sekunder tersebut anak tuna grahita mengalami ketidak teraturan dalam penyampaian struktur kalimat aphasia conceptual, dalam pengucapan sering terjasi omisi pengurangan kata maupun distorsi kekacauan dalam pengucapan. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak tuna grahita perlu diawali dari hal yang sederhana sebelum menuju pada hal yang kompleks. Salah satu yang dapat dilakukan adalah berlatih menyebutkan namanya sendiri. Semua ini dikarenakan biasanya anak tuna grahita suka menyebutkan namanya selain itu juga untuk menambah motivasi belajar mereka. Setelah anak dianggap baik dalam menyebutkan namanya dapat dilanjutkan dengan berlatih menyebutkan nama-nama benda disekitarnya. Saat anak tuna grahita mulai menyebutkan nama benda-benda yang ditunjukkan pada saat yang sama dapat mengontrol artikulasi bicaranya dan membetulkan jika terjadi suatu kesalahan. Setelah penguasaan kosa kata anak sudah baik maka dilanjutkan dengan memperkenalkan benda di lingkungan sekitarnya seperti delman, sungai, mobil, sepeda dan lain sebagainya. commit to user 21 21 Selain upaya yang telah dipaparkan diatas demi mengembangkan kemampuan berbahasa dan bicara anak tunagrahita dapat dengan model pembelajaran yang membawa mereka dalam situasi yang wajar dan alamiah misalnya dengan menyebut nama-nama benda yang kita pakai saat anak turut membantu pekerjaan kita, serta mengulangi beberapa kali sehingga anak mampu memahaminya. Namun, tidak menutup kemungkinan saat proses pengembangan mengalami kesulitan karena anak tuna grahita mengalami beberapa kelainan diantaranya kelainan artikulasi, arus ujar, nada suara, atau afasia sensoris dan afasia motoris oleh Patton dalam Mohammad Efendi 2008:100. Beberapa model latihan pendahuluan yang berfungsi sebagai pendukung dalam pengembangan kemampuan bahasa dan bicara anak tuna grahita antara lain : 1 Latihan pernapasan. Saat melakukan latihan ini anak tuna garhita dapat dilatih dengan meniup perahu kecil dari kertas atau plastik yang diapungkan di air, meniup lilin pada jarak tertentu, meniup harmonika, meniup kincir dari kertas sampai berputar, atau meniup gelembung balon dari busa dan kapas ke udara. 2 Latihan otot bicara seperti lidah, bibir, dan rahang. Saat anak tuna grahita melaksanakana latihan ini mereka disuruh mengunyah, menelan, batuk-batuk, atau menggerakkan bibir, lidah dan rahangnya. Latihan ini dapat menggunakan permen yang dikunyah dan dipindah-pindahkan dari kanan ke kiri atau diletakkan diujung lidah sambil dijulurkan, mengunyah makanan atau madu yang dioleskan disekitar bibir dan anak disuruh untuk membersihkan dengan lidahnya 3 Latihan pita suara. Latihan ini dapat dilakukan dengan menyebutkan nama- nama benda disekitar dengan menggunakan kata lembaga yaitu daftar kata yang telah disusun sesuai dengan tingkt kesulitan konsonan tertentu. Selain itu dapat dimasukkan pula menirukan macam-macam suara binatang dan bendal lain disekitar sebagai improvisasinya seperti suara kucung, anjing, bebek, ayam jantan atau betina, kerbau, sirine, klakson kereta api, jam welker, mobil, pesawat terbang dan lain sebagainya. commit to user 22 22 Jadi, dapat di simpulkan bahwa kemampuan bahasa dan bicara anak tuna grahita sedikt bermasalah dan perlu latihan untuk membantu menanganinya.

h. Penyesuaian Sosial Anak Tuna Grahita

Ketika seorang anak lahir dan tidak berdaya mereka sangat bergantung pada orang lain. Terutama terhadap orang yang secara langsung atau tidak terjadi hubungan fisik dan psikis. Kesadaran anak terhadap lingkungan sekitar terjadi saat usia melewati satu tahun. Semua ini sejalan dengan meningkatnya kemampuan berkomunikasi dan perkembangan motoriknya seperti tumbuh sikap ingin tahu, agresivitas, latihan menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui kemampuan eksplorasinya. Bagi anak normal setiap melewati tahapan perkembangan sosial dapat berjalan seiring dengan tingkat usianya. Namun, berbeda dengan anak tuna grahita, pada setiap tahapan perkembangan sosial yang dialami oleh mereka selalu mengalami kendala sehingga serim\ngkali tampak sikap dan perilaku anak tuna grahita berada dibawah usia kalendernya dan ketika usia 5-6 tahun mereka belum mencapai kematangan untuk belajar di sekolah oleh Bratanata dalam Mohammad Efendi 2006:102. Beberapa studi menyebutkan bahwa rendahnya kemampuan anak tuna grahita dalam bersosialisasi berhubungan erat dengan taraf kecerdasannya yang rendah. Berikut ini indikasi keterlambatan anak tuna grahita dalam bidang sosial terjadi karena : 1 Kurangnya kesempatan yang diberikan kepada anak tuna grahita untuk bersosialisasi 2 Kurangnya motivasi untuk bersosialisasi 3 Kurangnya bimbingan untuk bersosialisasi Bagi anak tuna grahita penyeduaian diri dengan lingkungan sangat berat tanpa ada intervensi orang-orang disekitarnya secara terus-menerus. Semua ini dikarenakan kelancaran seseorang dalam bersosialisasi adalah modal awal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Oleh sebab itu, sangat bergantung pada commit to user 23 23 perkembangan anak dalam salah satu fase atau keseluruhan fase perkembangan. Semua ini semakin memberikan penguatan jika kecerdasan sangat berpengaruh pada kemampuan anak menyesuaikan dii dengan lingkungan. Stern berpendapat bahwa kecerdasan merupakan indikasi kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan dengan situasi-situasi yang baru. Lain halnya dengan Weschler berpendapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif oleh Kirk dalam Mohammad Efendi 2006:103. Layaknya anak normal lain anak tuna grahita sebagai makhluk sosial dan individu memiliki keinginan untuk memenuhi segala keinginannya. Namun, mereka sering mengalami kegagalan sehingga frustasi dan timbul perilaku menyimpang sebagai reaksi dari mekanisme pertahanan diri dan sebagai wujud penyesuaian sosial yang salah malladjusted. Beberapa macam penyesuaian diri yang salah, yang muncul pada anak tuna grahita yaitu kompensasi yang berlebihan, displacement, regresi, delinquent, destruksi, agresi dan lain-lain. Bagi anak tuna grahita hal-hal seperti rendahnya kematangan emosi, kesukaran anak tuna grahita dalam memahami aturan atau norma yang ada dilingkungannya, perlakuan yang kurang wajar terhadap mereka, lemahnua konsentrasi terhadap tujuan, adalah undur yang dapat menyebabkan tumbuhnya penyimpangan perilaku bagi anak tuna grahita dan juga dapat menyebabkan mereka mudah dipengaruhi sugestible untuk berbuat hal-hal yang jelek. Walaupun demikian terdapat anak tuna grahita yang dapat menyeduaikan diri dengan lingkungan meskipun belum maksimal sebagaimana anak seusianya. Oleh sebab itu, untuk membantu anak tuna grahita mencapai penyesuaian diri yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah : 1 Kurikulum sekolah harus memperhatikan kebutuhan anak tuna grahita 2 Kondisi lingkungan sekitar harus kondusif 3 Pemenuhan kebutuhan dasar anak tuna grahita bimbingan dan latihan kerja commit to user 24 24 Terlepas dari semua upaya diatas peranan keluarga atau orang tua sangatlah penting. Seberapa baiknya program sekolah kalau tidak didukung keluarga secara konstruktif dan edukatif tidaklah banyak berarti. Hal ini dikarenakan banyak keluarga yang menerima ketunaan anaknya secara objektif namun masih memperlakukan anaknya kurang bijaksana : 1 Keengganan untuk menyekolahkan anak atau memasukkannya ke keperawatan anak tuna grahita karena dianggap tidak berpengaruh apa- apa. 2 Anak tuna grahita tidak diberi kesempatan untuk bekerja yang tanpa membutuhkan keahlian tertentu, khususnya bagi keluarga golongan menengah ke atas karena dianggap dapat merendahkan martabat keluarga atau orang tua.

i. Modifikasi Perilaku Anak Tuna Grahita

Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam daya pikir sehingga mengakibatkan mereka sulit mengontrol keadaan mereka sendiri. Akibatnya sering timbul aktivitas yang kurang wajar menurut ukuran normal, perilaku yang berlebihan behavioral excesses dan perilaku yang kurang serasi. Oleh sebab itu perlu diadakan modifikasi perilaku bagi anak tuna grahita. Dalam memberikan terapi bagi anak tuna grahita harus memiliki sikap sebagaimana di persyarakan dalam pendidikan humanistik yaitu penerimaan secara hangat, antusiasme tinggi, ketulusan dan kesungguhan, serta menaruh empati yang tinggi terhadap kondisi anak tuna grahita karena tanpa penerapan hal tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi modifikasi perilaku anak. Bagi anak normal proses modifikasi perilaku adalah menggunakan paradigma operan. Jadi, menekankan pada penggunaan penguat, hukuman atau penghilangan beberapa perilaku . Pada batasan-batasan tertentu hal ini hal ini dapat digunakan untuk memodifikasi perilaku anak tuna grahita terutama anak tuna grahita mampu didik dan anak tuna grahita mampu latih. Modifikasi perilaku bagi anak tuna grahita commit to user 25 25 mampu latih harus dibawah pengawasan orang lain misalnya perawatan diri sendiri. Akan tetapi agar lebih fungsional dapat di pecah menjadi beberapa perilaku unit pendukung misalkan mengancing baju, memegang sendok, menuangkan pasta, menggosok gigi dan lain-lain. Terapi lain yang dapat diberikan kepada anak tuna grahita adalah melalui kegiatan permainan kegiatan fisik danatau psikis yang dilakukan dengan tidak bersungguh-sungguh. Melalui kegiatan permainan anak akan merasakan lega, bebas dan tidak ada beban. Freud dalam Mohammad Efendi 2008:105 berpendapat bahwa bermain merupakan cara seseorang untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan yang kompleks dan merugikan. Mengingat bermain sangat penting maka bermain dikembangkan menjadi play therapy di dewasa ini. Terapi permainan bagi anak tuna grahita tidak dapat sembarangan harus memiliki muatan diantaranya : 1 Setiap permainan hendaknya memiliki nilai terapi yang berbeda 2 Sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sukar untuk dicerna anak tuna grahita Prasedio dalam Mohammad Efendi 2006:105 Beberapa nilai yang penting dari bermain bagi perkembangan anak tuna gtahita antara lain sebagai berikut : 1 Pengembangan fungsi fisik. Pengembangan fungsi fisik dalam hal ini meliputi pernapasan, pertukaran zat, peredaran darah dan pencernaan makanan. Satu atau lebih dari aspek fungsi fisik tersebut dapat dibantu dilancarkan melalui kegiatan bermain. 2 Pengembangan sensorimotorik. Melalui kegiatan bermain hal yang dikembangkan adalah ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, atau penciuman. Selain itu kuga melatih otot dan kemampuan gerak seperti tangan, kaki, jari-jari, leher, dan gerak tubuh lainnya. commit to user 26 26 3 Pengembangan daya khayal Melalui bermain anak diberi kesempatan untuk menghayati makna kebebasan sebagai sarana yang diperlukan untuk mengembangkan daya khayal dan kreasinya. 4 Pembinaan pribadi Melalui bermain anak-anak dilatih untuk memperkuat kemauan, memusatkan perhatian, mengembangkan keuletan, ketekunan, percaya diri dan lainnya. 5 Pengembangan sosialisasi Pada pengembangan ini terdapat unsur yang sangat menarik dari kegiatan bermain yaitu anak harus berbesar hati menunggu giliran,rela menerima kekalahan, setia dan jujur. 6 Pengembangan intelektual Melalui kegiatan bermain anak tuna grahita belajar untuk mencerna sesuatu. Misalkan peraturan dan skor yang diperoleh dalam permainan. Teknisnya pada setiap permainan anak tuna grahita diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan kemampuannya melalui ucapan atas apa yang dilihat dan di dengar tentang permainan yang dilakukan. Secara tidak langsung kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan intelektual anak tuna grahita. Selain itu juga terdapat beberapa model permainan yang menekankan pada pengembangan kecerdasan dan motorik halus yang bersifat individual yaitu : 1 Latihan menuangkan air Kegiatan ini memang tidak mudah bagi anak tuna grahita apalagi tidak boleh ada yang menetes. Melalui contoh yang diberikan anak diberilatigan menuangkan sedikit demi sedikit. Jika semakin teratur dan tidak ada yang tumpah maka kemampuan anak semakin baik. commit to user 27 27 2 Bermain pasir Selain dengan air anak dapat dilatih menggunakan pasir kering. Anak dilatih untuk menuangkan pasir di botol dan panci. Selain itu juga dapat menggunakan pasir basah. Anak diajak untuk berkhayal mencetak benda-benda yang diinginkan misalkan kue, bangunan gedung, gunung dan lain sebagainya. 3 Bermain tanah liat Kegiatan awal yang dilakukan anak tuna grahita dengan tanah kiat biasanya hanya mengepal-ngepal saja. Namun, mereka dapat diarahkan untuk membentuk benda-benda disekitar misalkan boneka, asbak dan lain sebagainya. Setelah selesai anak dapat diarahkan untuk mengecat dengan berbadai warna sehingga akan timbul motivasi untuk mengulangi kegiatan tersebut dengan baik. 4 Meronce manik-manik Awalnya anak diajarkan meronce manik-manik besar kemudian yang kecil dengan menggunakan benang atau kawat halus. Setelah anak tertarik melakukan kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pemilihan dan kombinasi warna manik-manik yang dironce. 5 Latihan melipat Bagi anak tuna grahita kegiatan ini tergolong sulit. Anak dapat dilatih dengan melipat dua lipatan, empat lipatan dan seterusnya dengan berbagai kombinasi batas kemampuan anak. 6 Mengelem dan menempel Latihan awal yang diberikan kepada anak yaitu menggunakan telunjuk jari untuk mengelam dan mengulasnya adar tidak terjadi kecerobohan. Agar semakin melekat, taruhlah secarik kertas atau kain diatasnya dan tekan. Jika anak mampu mengerjakan dengan baik dan rapi berilah pujian. commit to user 28 28 7 Menggunting dan memotong Latihan ini diawali dengan menggunting sembarang dan kemudian menggunting dengan cara yang halus, dilanjutkan dengan menggunting dengan garis-garis melengkung yang pada akhirnya menggunting gambar-gambar dalam majalah atau koran. 8 Latihan menyobek Latihan ini dimulai dengan menggunakan kedua tanggan dan dimulai dengan menyobek menjadi bagian-bagian besar kemudian kecil. Hasil dari sobekan kecil digunakan untuk membuat rumah, pohon, gunung, dan lain-lain dengan cara menempelkannya di kertas yang masih utuh. 9 Jarum dan benang Kegiatan ini dapat diberikan kepada anak tuna grahita perempuan atau laki-laki. Pada kegiatan ini dibutuhkan semacam alat bordir yang mula-mula garus ditusuk-tusukkan. Kemudian anak dapat dilatih menggunakan kain strimin yang kasar atau kain wool yang tebal dan sederhana. Dengan menggunakan jarum dan benang anak tuna grahita dapat dilatih membuat hiasan dinding, alas baki, tas dan sebagainya. Model-model permainan diatas asalah sebagian kecil yang dpat dilakukan anak tuna grahita sebagai bagian dari terapi perilaku. Model permainan lain yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak tuna grahita adalah bermain yang mengandung unsur olahraga. Misalnya berjalan diatas bangku, berjalan dengan beban dan tanpa beban di kepala melewati titian garis atau tali dengan posisi lurus, melengkung, dan bulat. Selain itu juga dapat melakukan latihan lain yang menggunakan alat yaitu mendribel bola, menendang bola, melempar dan menagkap bola, berlari memindahkan bendera dan lain-lain. Pengembangan aktivitas bermain anak tuna grahita yang bersifat kelompok dapat digali dari permainan-permainan tradisional, pendidikan olahraga, atau kombinasi keduanya. Misalnya bermain menjala ikan, kucing dan tikus, berlari commit to user 29 29 bersambungan atau sambil menggendong teman, lempar dan tangkap bola, memukul bola di sela-sela kaki dan sebagainya.

B. Tinjauan Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Definisi mengenai belajar sangatlah beragam. Setiap ahli memiliki pendapat tersendiri mengenai belajar. Masing-masing definisi berbeda titik tolak dan pendiriannya. Menurut Cronbach dalam Sumadi Suryabrata 2004:231 belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya. Pendapat ini sesuai dengan Harold Spears dalam Sumadi Suryabrata 2004:231 yang menyatakan learning is a change in performance as a result of practice. Lain halnya dengan Stern dalam Sumadi Suryabrata 2004:232 menyebutkan learn ist kenntnisserwerb durch wiedurholte Darbeitungen, yang dalam arti luasnya juga meliputi der Ansignung neur Fertigkeiten durch Wiederbolung die rede. Definisi-definisi diatas jika disimpulkan dapat berarti sebagai berikut : a. Belajar adalah perubahan. b. Dari perubahan tersebut didapatkan kecakapan baru. c. Perubahan yang terjadi adalah hasil dari usaha.

2. Proses Belajar Berlangsung

Dalam belajar manusia memerlukan penyesuaian diri diantaranya yaitu : a. Belajar dan kematangan Pada makhluk hidup organ akan dikatakan matang jika mampu menjalankan fungsinya masing-masing. Pada proses belajar terdapat perangsang dari luar namun pada proses kematangan terjadi perangsang dari dalam. Namun pada ptakteknya antara belajar dan kematangan sangat berhubungan erat. commit to user 30 30 b. Belajar dan penyesuaian diri Penyesuaian diri terdapat dua macam diantaranya : 1 Penyesuaian diri atuoplastis yaitu mengubah diri seseorang umtuk disesuaikan dengan lingkungannya. 2 Penyesuaian diri alloplastis yaitu merubah keadaan lingkungan luar sesuai dengan kebutuhan dirinya. Dari penjelasan penyesuaian diri diatas dapat diketahui bahwa penyesuaian diri ternasuk dalam proses belajar akan tetapi tidak semua belajar adalah penyesuaian diri. c. Belajar dan pengalaman Baik belajar dan pengalaman keduamya dapat mengubah sikap, tingkah laku, dan pengetahuan. Tetapi terdapat perbedaan antara belajar dan pengalaman. Mengalami sesuatu belum tentu belajar dalam arti padagogis tetapi sebaliknya tiap-tiap belajar juga mengalami. d. Belajar dan bermain Saat dalam proses bermain terdapat proses belajar. Baik belajar maupun bermain terdapat persamaan yaitu terjadi perubahan yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman. Namun juga terdapat perbedaan dianyara keduannya yaitu berdasarkan arti katanya bermain adalah kegiatan khusus bagi anak-anak sedangkan belajar adalah kegiatan pada manusia sejak lahir sampai mati. Menurut sifatnya perbedaan belajar dengan bermain adalah belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan dan masa kemudian sedangkan bermain ditujukan untuk situasi di waktu itu saja. Meskipun demikian hubungan antara keduanya tetap tidak dapat dipisahkan sehingga terdapat istilah “belajar sambil bermain”. e. Belajar dan pengertian Belajar memiliki arti yang lebuh luas dari pengertian. Tetapi terdapat proses belajar yang berlangsung otomatis tanpa pengertian. Sebaliknya commit to user 31 31 terdapat pengertian tisak menimbulkan proses belajar. Setelah mendapat pengertian tertentu belum tentu seseorang berubah tingkah lakunya. Dan belum tentu seseorang yang mengerti sesuatu menjalankan sikap sesuai dengan pengertiam yang telah dicapainya. f. Belajar dan menghafalmengingat Mengingat atau menghafal tidak sama dengan belajar. Ketika seseorang mengingat atau menghafal belum tentu orang tersebut sudah belajar dalam arti sebenarnya karena selain hafal seseorang juga harus mengerti. Dalam belajar seseorang menyediakan pengalaman- pengalaman dalam menghadapi soal di masa depan. Akan tetapi jika pengalaman tersebuat adalah hal yang statis, tidak berguna untuk adanya perubahan tingkah laku, sikap atau pengetahuan maka pada hal demikian tidak terjadi proses belajar. g. Belajar dan latihan Pada belajar dan latihan terdapat persamaan yaitu perubahan dalam tingkah laku, sikap, dan pengetahuan. Namun terdapat pula proses belajar tanpa latihan. Misalkan berkunjung ke pabrik gula untuk melihat proses penbuatan gula. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa proses belajar itu berlangsung tidak hanya melatih kematangan, menyesuaikan diri, memperoleh pengalaman, pengertian atau latihan-latihan. Jadi, belajar dalam belajar terdapat perbaikan atau perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan pengetahuan, minat dan perhatianperhatian yang di bentuk oleh tenaga atau fungdi psikis dalam pribadi manusia itu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar tergantung kepada faktor yang mempengaruhi. Diantara faktor yang mempengaruhi belajar adalah : commit to user 32 32 a. Faktor individual yaitu faktor yang berasal dari diri organisme itu sendiri, antara lain : 1 Faktor kematangan atau pertumbuhan Mengajarkan sesuatu hal akan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu. 2 Kecerdasan atau intelegensi Seseorang dengan umur yang sama belum tentu memiliki kepandaian yang sama. Anak yang pandai berhitung belum tentu yang lain juga. Taraf kecerdasan seseorang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mempelajari tentang suatu hal. Oleh karena itu selain kematangan taraf intelegensi seseorang sangat berperan penting dalam belajar. 3 Latihan dan ulangan Apabila seseorang memiliki minat maka maka dia akan selalu berhasrat untuk mempelajarinya. Dia akan senantiasa mengulang apa yang dipelajari sehingga kemungkinan lupa dapat diminimalisir dan akan semakin mahir. 4 Motivasi Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan mendorong orang tersebut ahli dalam bidangnya. Hal ini dibuktikan oleh percobaan yang dilakukan oleh Thorndike. 5 Sifat-sifat pribadi seseorang Seseorang yang berkepribadian kuat pasti akan berusaha untuk mendapatkan yang dicita-citakan. Kepribadian sangat berpengaruh dalam belajar termasuk didalamnya adalah faktor fisik kesehatan dan kondisi badan. b. Faktor sosial yaitu faktor yang berasal dari luar individu tersebut, antara lain : commit to user 33 33 1 Keadaan keluarga Kondisi keluarga seseorang sangatlah berpengaruh bagi seseorang. Terdapat keluarga yang kaya-miskin, keluarga yang harmonis dan tidak, dan ada yang memiliki keluarga bercita-cita tinggi untuk anaknya. Termasuk ketersediaan fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting bagi proses pembelajaran. 2 Guru dan cara mengajar Dalam proses belajar pengetahuan guru, sikap dan kepribadiannya sangat berpengaruh pada hasil belajar. 3 Alat-alat pelajaran Ketersediaan alat-alat dalam belajar dan kemampuan guru dalam menggunakannya akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak. 4 Motivasi sosial Apabila anak memiliki motivasi dan memiliki kesadaran pentingnya belajar maka tujuan pelajaran itu akan tercapai dengan baik. Motivasi sosial anak akan timbul dari orang disekitarnya dan motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin pula tidak dengan sadar. 5 Lingkungan dan kesempatan Faktor ini adalah biasanya terjadi diluar kemampuannya dan berlaku bagi cara belajar pada orang dewasa. Misalnya seorang anak yang memiliki intelegensi tinggi dan kondisi keluarga yang baik namun letak rumah jauh dari sekolah sehingga harus naik sepeda dan lelah sampai sekolah. Banyak pula anak yang tidak dapat meningkatkan hasil belajarnya karena kesibukan. commit to user 34 34

4. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan standar keberhasilan siswa dalam menyerap beban kurikulum di sekolah yang sangat tergantung pada metode pembelajaran sekolah itu sendiri. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang menjadi pendukung meningkatnya prestasi belajar yaitu : a. Faktor dalam diri sendiri diantaranya : 1. Kesehatan 2. Intelegensi 3. Minat dan motivasi 4. Cara belajar b. Faktor dari lingkungan : 1. Keluarga 2. Sekolah 3. Masyarakat 4. Lingkungan sekitar

2. Tinjauan Matematika

1. Hakikat Matematika

Pada saat ini banyak pihak yang mencampuradukkan antara matematika, aritmatika, atau berhitung. Matematika lebih luas dari pada aritmatika. Miller, Butler, Lee, Rivera, Smith, Goodwin, Bryant dalam Nicki Anzelmo-Skelton mengemukakan Mathematics is an important curricular area affecting all aspects of an individual’s life including formal education, leisure activities, employment, and day-to-day living. Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedangkan Lerner dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia commit to user 35 35 memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Kline dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 juga menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan cirri utamanya adalah penggunaan cara bernlar dedukatif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Sedangkan menurut NRC dalam Fajar Shadiq 2009:5 mengemukakan bahwa “Mathematics is a science of patterns and order” yang dapat diartikan matematika adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturandan tingkatan. De Lange dalam Fajar Shadiq 2009:5 lebih jelas memaparkan : “Mathematics could be seen as the language that describes patterns both patterns in nature and patterns invented by the human mind. Those patterns can either be real or imagined, visual or mental, static or dynamic, qualitative or quantitative, purely utilitarian or of little more than recreational interest. They can arise from the world around us, from depth of space and time, or from the inner workings of the human mind.” Menurut Paling dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengethuan masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi. Akan tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Namun, banyak yang berpendapat bahwa matematika mencakup hal-hal yang berkaitan dengan berpikir logis. Selanjutnya Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadapa masalah yang dihadapai manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan terpenting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling diatas dapat diketahui bahwa demi mendapatkan jawaban dari setiap masalah yang dihadapinya manusia akan menggunakan : a. Informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi b. Pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran c. Kemampuan untuk menghitung commit to user 36 36 d. Kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa definisi tradisional yang menyatakan bahwa matematika sebagai ilmu tentang kuantitas the science of quantity atau ilmu tentang ukuran diskrit dan berlanjut the science of discrate and continuous oleh Runes dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 telah ditinggalkan dan secara kontemporer pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya dari pada pokok persoalan matematika itu sendiri. Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253 berpendapat bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Setelah beberapa waktu penggunaan bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad dalam aritmatika inilah yang kemudian disebut aljabar oleh Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253. Berbeda dengan aritmatika dan aljabar, geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis Aleks Maryunis dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253. Titik adalah pernyataan tentang posisi yang tidak memiliki panjang dan lebar sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya. Matematika perlu dipelajari siswa di bangku sekolah dasar hingga tingkat menenengah atas. Cornelius dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253 mengemukakan alasan perlunya matematika di pelajari yaitu : a. Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis b. Matematika merupakan sarana untuk memecahkan kehidupan sehari- hari. c. Merupakan sarana untuk mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman d. Merupakan sarana untuk mengembangkan kreatifitas commit to user 37 37 e. Merupakan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya Sedangkan menurut dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253 berpendapat bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa dikarenakan : 1. Digunakan dalam segala segi kehidupan 2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai 3. Memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan yang sesuai 4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara 5. Meningatkan kemampuar berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan 6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

2. Fungsi Matematika

Fungsi mattematika adalah untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan Matematika

Matematika memiliki tujuan yang terbagi menjadi dua yaitu tujuan matematika sekolah umum dan tujuan matematika sekolah khusus a. Tujuan umum diberikannya matematika dijenjang sekolah dasar yaitu : 1. Mempersiapkan siswa agar sanggup dalam menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif commit to user 38 38 2. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengalaman. b. Tujuan pengajaran matematika SLB-C adalah : 1. Menimbulkan dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan secara sederhana sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari 2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika 3. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin Semua tujuan diatas dianggap tercapai jika siswa memiliiki kemampuan : 1. Membaca dan menulis lambang bilangan 2. Membaca dan menulis nama bilangan 3. Melakukan pengerjaan hitung dasar +,-,x dan : dengan cepat dan benar 4. Menggunakan sifat-sifat sederhana pengerjaan hitung 5. Mengenal dan menemukan suatu pola atau keteraturan 6. Menunjukkan bangun datar dan bangun ruang sederhana 7. Melakukan pengukuran dan perhitungan sederhana tentang panjang, keliling, luas, berat, volume, sudut, dan waktu 8. Membaca, menyajikan dan menafsirkan data sederhana 9. Memecahkan masalah melalui analisis sederhana depdikbud 1996 Setelah menilik tujuan matematika diatas maka untuk dapat mencapainya tujuan itu perlu dilaksanakan cara mengajar matematika yang ditemukan oleh para ahli. commit to user 39 39

4. Cabang Matematika

Berdasarkan pendapat Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman, 1999:253 mengemukakan bahwa bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu: a. Aritmatika yaitu cabang matematika yang berhubungan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlhan, pengurangan, perkalian, dan pembagian b. Aljabar yaitu penggunaan abjad dan titik-titik sebagai lambang bilangan yang diketahui c. Geometri yaitu cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis

5. Pendekatan Dalam Matematika

Dalam pengajaran matematika, masing-masing didasarkan atas teori-teori belajar yang berbeda. Menurut pendapat Mulyono Abdurrahman 1999:255 ada empat pendekatan dalam pengajaran matematika yaitu : a. Urutan belajar yang bersifat perkembangan menekankan pada : 1 Pengukuran 2 Penyediaan pengalaman 3 Pengajaran keterampilan b. Pendekatan belajar terus Menekankan pada pengajaran matematika melalui pengajaran langsung dan terstruktur. Langkah pendekatan belajar tuntas dalam bidang studi matematika adalah : 1 Menentukan sasaran 2 Menguraikan langkah-langkah 3 Menentukan langkah-langkah 4 Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan commit to user 40 40 c. Pendekatan strategi belajar Menekankkan pada pengajaran bagaimana belajar matematika d. Pendekatan pemecahan masalah Menekankan pada pengajaran untuk berfikir tentang cara memecahkan maslah dan pemrosesan matematika

6. Bilangan Asli

Bilangan yang pertama kali di kenal adalah bilangan bulat positif. Bilangan tersebut yang digunakan manusia untuk membilang benda-benda disekitar kita. Bilangan bulat positif ini sering disebut bilangan asli atau bilangan alam natural number. Jika dibilangan-bilangan tersebut di susun secara sistematis dan dihimpun dalam suatu himpunan terdapatlah suatu himpunan yang disebut himpunan bilangan asli dengan lambing A, jadi himpunan bilangan asli biasa dinyatakan dengan : A = {bilangan asli} A= {1,2,3,4,5…..} A = {xx bilangan asli} Bilangan asli dapat di gambarkan pada sebuah garis lurus dan ditunjukkan sebagai titik-titik yang terletak berurutan pada jarak yang sama. Mengenai bilangan asli ini matematikawan dari Italia bernama Peano di kutip Purwanto 2000:27 mengemukakan postulat sebagai berikut : a. Ada suatu bilangan asli 1 satu b. Untuk setiap bilangan asli P terdapat tepat satu bilangan asli lain yang disebut pengikut dari P dan di tulis P+ c. Tidak ada bilangan asli yang memiliki 1 sebagai pengikat d. Jika p dan q dua bilangan asli sedemikian sehingga p+ = q+ maka p = q e. Postulat induksi : jika untuk sebarang K C memenuhi sifat-sifat sebagai berikut : 1 1 E K commit to user 41 41 2 Jika P E K maka p+ E K maka K himpunan bilangan asli. Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa himpunan bilangan asli A = {1,2,3,4,5,……} berdasarkan aksioma dan postulat Peano.

3. Tinjauan Macromedia Flash

1. Pengertian Media

Media merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media berarti wasaail yang berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gagne dalam Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito 2009:6 menyatakan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lain halnya dengan Briggs dalam Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito 2009:6 menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. NEA National Education Association berpendapat media adalah bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. AECT Assosiation of Education and Communication Technology,1977 mengemukakan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dari berbagai pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa : a. Media pendidikan dapat diartikan sebagai hardware yaitu benda yang dapat dideteksi dengan panca indera b. Media pendidikan dapat diartikan sebagai software yaitu sesuatu yang terdapat dalam hardware yang akan disampaikan kepada siswa c. Media pendidikan di tekankan pada visual dan audio d. Media pendidikan adalah alat bantu belajar diluar dan di dalam kelas e. Media pendidikan adalah alat jembatan komunikasi antara siswa dan guru. f. Media pendidikan dapat digunakan secara perorangan,masal,kelompok besar dan kelompok kecil commit to user 42 42 g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi,dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu Terdapat beberapa pendapat mengenai media. Mc Luhan seorang ahli komnikasi memberi batasan mengenai media yaitu mencakup semua alat komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada dihadapannya. Menurut pengertian ini media komunikasi meliputi surat, televisi, film, dan telepon. Bahkan menurut pegertian ini jalan dan jalur kereta api termasuk dari pengertian media dikarenakn dapat digunakan oleh seseorang sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain oleh Mc Luhan dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti 2001:11. Namun demikian juga terdapat ahli yang beranggapan bahwa media itu hanya alat-alat penyalur informasi yang canggih seperti televisi dan film saja. Seorang professor dalam bidang pendidikan dari Syracuse University yang bernama Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti 2001:12 memberikan saran atas beberapa perbedaan mengenai perbedaan pendapat dari definisi media tersebut yaitu mencakup media yang dapat digunakan secara efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik. Akan tetapi pengertian tersebut juga diinginkan juga meliputi media sederhana seperti film bingkai slide, gambar foto, diagram, dan gambar bagan yang dapat dibuat oleh guru. Menurut Romiszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti 2001:12 media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan yang dapat berupa orang atau benda kepada penerima pesan. Siswa adalah penerima pesan. Pembawa pesan yaitu media berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirancang untuk menerima informasi melalui inderanya dan bahkan siswa dirancang untuk menggunakan kombinasi inderanya.

2. Peran dan Kegunaan Media

Media dalam proses belaja mengajar dapat digunakan melalui dua cara yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. commit to user 43 43 Keefektifitasan media sebagai alat bantu tergantung pada cara dan kemampuan guru yang memakainya. Selain itu media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri disebut independent media. Media ini dirangcang, dikembangkan, dan diproduksi secara sistematik serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Misalnya, media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, Video, film, dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar mandiri. Jenis media ini sangat cocok dipakai dalam pembelajaran klasikal. Saat media ini dipakai pada pembelajaran klasikal waktu yang tersedia dapat digunakan untuk berdiskusi hal-hal penting yang belum dimengerti oleh siswa. Siswa diberi keleluasaan untuk mencari informasi seluas mungkin dari media belajar lain. Dalam kegiatan ini media digunakan sebagai pengganti fungsi guru untuk membeikan informasi atau isi pelajaran. Beberapa keuntungan saat pembelajaran ini diterapkan yaitu : a. Banyak waktu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membantu siswa yang lemah. Jadi, saat sisw sibuk dengan kegiatannya guru dapat membantu siswa yang membutuhkan b. Siswa akan belajar secara aktif c. Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing Namun, menyediakan media dan peralatan belajar yang cukup tidak boleh diabaikan saat pembelajaran. Media dapat membantu guru memberikan informasi dengan baik : a. Media mampu memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati dengan cermat oleh mata biasa. Misalnya guru dapat menjelaskan posisi dan gerakan pemain tenis yang sedang memukul bola dari video gerakan lambat dan setelah itu siswa dapat menganalisis dan mendiskusikannya. b. Media memperbesar benda-benda kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Misalnya guru dapat menjelaskan pelajaran biologi dengan proyektor mikro untuk menayangkan kuman-kuman penyakit yang commit to user 44 44 terdapat diair limbah sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. c. Sebuah objek yang sangat besar dan tidak dapat dibawa di dalam kelas, benda-benda tersebut dapat diganti dengan realita, gambar, film bingkai, atau model yang digunakan guru dalam memberikan pelajaran dikelas. d. Objek yang terlalu kompleks misalnya mesin atau jaringan radio, dapat disajikan dengan menggunakan diagam atau model yang disederhanakan. e. Media dapat menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang utuh. Misalnya siswa dapat mengetahui proses pembuatan atau pembangunan jalan secara keseluruhan melalui film, video, atau film bingkai-bersuara.

3. Karakteristik Media

Telah kita ketahui bersama bahwa karakteristi suatu objek sangat tergantung pada objek itu sendiri maupun dari sudut pandang mana objek itu dilihat. a. Menurut Rudi Bretz dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti 2001:31 yang mengklasifikasikan media berdasarkan karakteristik utamanya yaitu suara, bentuk visual ambar, garis, dan simbol, dan gerak. Selain itu dia juga membedakan media transmisi dan media rekaman. Atas dasar itu Bretz dalam Basuki Wijaya dan Farida Mukti 2001:31 menggolongkan media menjadi tujuh kelas yaitu : 1 Media audio visual gerak 2 Media audio visual diam 3 Media audio semi gerak 4 Media visual gerak 5 Media visual diam 6 Media audio 7 Media cetak commit to user 45 45 e. Menurut L.J Briggs dalam Basuki Wijaya dan Farida Mukti 2001:33 menggolongkan media dengan mengaitkan kesesuaian karakteristik rangsangan yang dapat ditimbulkan oleh media tersebut dengan : 1 Karakteistik siswa 2 Persyaratan tugas 3 Materi 4 Transmisinya Briggs mengidenifikasikan 13 macam media pengajaran yaitu objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pengajaran terprogram, papan tulis, media transportasi, film rangkai, film, televisi, dan gambar. Berdasarkan kedua contoh diatas dapat kita ketahui bahwa karakeritik media sangat menentukan hasil penggolongan media pengajaran. Namun demikian, pemahamankan karakteristik msing-masing media pengajaran ini akan sangat membantu guru maupun pengembangan program dalam memilih media yang sesuai dengan situasi belajar yang diharapkan.

4. Klasifikasi Media

Pada saat ini belum ada klasifikasi media yang berlaku umum dalam suatu sistem pembelajaran yang telah disepakati. Namun demikian, apapun bentuk dan tujuan pengklasifikasiannya hal tersebut dapat memperjelas kegunaan dan karakteristik media itu sehingga dapat memudahkan kita dalam memilih nantinya. Berikut ini beberapa pengklasifikasian media : a. Media audio Media ini berfungsi untuk menyaluran pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan dalam lambang-lambang auditif verbal, nonverbalmaupun kombinasinya. Media audio ini sangat berkaitan erat dengan indera pendengraran. Beberapa kelompok yang termasuk dalam media audio yaitu radio, piringan audio, pita audio, tape recorder, commit to user 46 46 phonograph, telepon, laboratorium bahasa, public address system dan rekaman tulisan jauh. 1 Radio a Fungsi siaran radio Pada dasarnya siaran radio dalam program belajar-mengajar berfungsi untuk : 1 Meningkatkan kemampuan komunikasi radio 2 Membuat suasana belajar menjadi lebih hidup 3 Meningkatkan kemampuan apresiasi dan imajinasi terhadap kejadian atau peristiwa yang sedang disiarkan b Kelebihan media radio 1 Program siaran dapat direkam dan isi pesan dapat dipergunakan berulang kali dengan konsisten 2 Daya jangkauannya luas sehingga dapat menjangkau daerah terpencil 3 Harganya terjangkau 4 Dapat dipidah-pindah 5 Program dapat diedit sesuai yang dikehendaki 6 Dapat menyajikan laporan-laporan seketika 7 Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu 8 Dapat memberikan suasana alam nyata dengan berbagai teknik dan efek suara, cocok untuk mengajarkan musik, sejarah, drama dan bahasa 9 Dapat menyiarkan kejadian khusus, aktual, dan peristiwa historis c Keterbatasan media radio 1 Penyesuaian jadwal siaran dan jadwal sekolah umumnya sulit 2 Sifat komunikasinya satu arah 3 Hanya mengunakan medium audio saja commit to user 47 47 4 Sulit konrol artinya pendengaran tak dapat menghentikan siaran sebentar untuk berdiskusi atau minta untuk mengulas bagian yang kurang jelas. 2 Tape recorder dan pita audio a Fungsi tape recorder dan pita audio 1 Meningkatkan komunikasi audio 2 Membuat suasana belajar lebih mentap dan komunikatif 3 Mengembangkan kemampuan apresiasi dan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang sedang disajikan b Kelebihan recorder dan pita audio 1 Lebih mudah dikontrol oleh guru yaitu dapat diulang-ulang bila ada bagian tertentu yang terasa belum dipahami 2 Cocok untuk pengajaran bahasa, musik, dan sebagainya 3 Tidak terikat jadwal dan waktu penyiaran sebagaimana hal pada media radio 4 Pemilihan dan penggunaan pita rekaman pita audio dapat disesuaikan dengan kebutuhan 5 Dapat digunakan untuk remediasi 6 Praktis karena mudah dibawa-bawa dan dapat digunakan untuk merekam, menampilkan dan bahkan untuk menghapus rekaman c Keterbatasan recorder dan pita audio 1 Daya jangkauannya agak terbatas 2 Rekaman kadang-kadang mudah terhapus 3 Biaya pengadaannya lebih mahal terutama untuk sasaran yang luas commit to user 48 48 b. Media visual Media visual dibagi menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Pengklasifikasian yang tergolong media visual diam yaitu foto, ilustrasi, flash card, gambaran pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor dan tachitoscopes serta grafik, bagan, diagram, poster, gambar kartun, peta dan globe. Sedangkn media visual gerak meliputi gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya. 1 Fungsi media visual Media visual yang sering gunakan yaitu media gambar data, media proyeksi diam, media grafis, dan media proyeksi bergerak. Fungsi dari media visual tersebut adalah : a Mengembangkan kemampuan visual b Mengembangkan imajinasi anak c Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas d Mengembangkan kreativitas siswa 2 Kelebihan media visual a Umumnya murah harganya b Mudah didapat c Mudah digunakannya d Dapat memperjelas suatu masalah e Lebih realistis f Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan g Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu 3 Keterbatasan media visual a Semata-mata hanya media visual commit to user 49 49 b Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengjaran dalam kelompok besar c Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya 4 Macam-macam media visual a Gambar datar Media gambar datar ini sangat mudah didapatkan, murah harganya, mudah dimengerti, dan dapat di nikmati di mana-mana. Media ini dapat dimanfaatkan untuk memperkuat impresi, menambah fakta baru, dan memberi arti dari suatu abstraksi. Contoh dari media gambar datar yaitu foto, gambar ilustrasi, flash card, gambar pilihan, dan potongan gambar. 1 Foto Pada saat ini sangatlah mudah mendapatkan foto sebagai media pembelajaran. Bahkan, dibeberapa sekolah terdapat fotografer amatir atau professional. 2 Ilustrasi Gambar ilustrasi sangatlah mudah ditemukan di buku pelajaran. Guru dapat memanfaatkan gambar ilustrasi tersebut untuk menjelaskan materi kepada anak. Guru yang mengabaikan gambar ilustrasi ini dapat dikatakan tidak memanfaatkan kelebihan salah satu media pengajaran. 3 Flash cards Flash card biasanya berisi kata-kata, gambar, atau kombinasinya dan dapat digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata-kata dalam mata pelajaran bahasa pada umumnya dan bahasa asing pada khususnya. commit to user 50 50 4 Gambar pilihan dan potongan gambar Guru dapat memperoleh potongan gambar dari buku, koran, majalah dan lain-lain gambar-gambar tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan perbendaharaan kata anak. Gambar- gambar itu dapat dikumpulkan dan dipilih untuk digunkan sesuai topik yang akan dikembangkan. b Media proyeksi diam Pesan yang akan disampaikan ke penerima dengan menggunakan media ini harus diproyeksikan terlebih dahulu dengan proyektor agar dapat dilihat oleh penerima pesan. Selain itu media ini hanya visual sifatnya, tapi ada pula yang disertai rekaman audio akan dibahas dalam bagian audio visual diam. Media proyeksi diam ini bertujuan untuk : 1 Memberi informasi faktual 2 Memberi persepsi yang benar dan cepat terutama dalam pengembangan keterampilan 3 Merangsang apresiasi terhadap seni, gejala alam, orang dan sebagainya 4 Memberi kerangka tindakan terhadap ketiga tujuan sebelumnya Beberapa contoh media proyeksi diam yaitu film bingkai, film rangkai, transparansi, proyektor tak tembus pandang, mikrofis, overhead proyektor, stereo proyektor, micro proyektor, dan tachitoscopes. 1 Film bingkai Media ini adalah suatu film transparan berukuran 35 mm, biasanya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inci dengan bahan plastik, atau karton. Kelebihan dari media ini adalah perhatan siswa terpusat pada butir tertentu sehingga diperoleh commit to user 51 51 keseragaman pengamatan, merangsang siswa untuk berfikir, lebih mudah dikontrol, dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, dapat dikembangkan sendiri oleh guru. Namun demikin media film bingkai juga memiliki kekurangan antara lain mudah hilang atau lepas bila pengorganisasian dan penyimpanannya tidak baik, semata-mata menyajikan objek- objek secara diam, memerlukan ruang gelap atau ruang yang dapat diatur cahayanya. 2 Film rangkai film strip Pada media ini gambar disusun secara urut dan menjadi satu kesatuan. Ukuran filmnya biasanya sama dengan film bingkai, hanya saja panjangnya tergantung pada isi film. Kelebihan media ini adalahmudah dikontrol, urutan gambar pasti karena sudah menjadi satu-kesatuan yang terangkai, mudah penyampaiannya cukup digulung dan dimasukkan ke dalam tempat khusus, tidak perlu dibingkai. Namun demikian terdapat kekurangan pada media ini yaitu sulit di edit dan sulit di kembangkan sendiri oleh guru karena biasanya memerlukan keterampilan dan peralatan khusus. 3 Transparansi Transparansi biasanya disebut overhead tranparancy OHT yaitu media visual yang dibuat diatas bahan transparan misalnya plastik atau film acetate. Pada media ini memerlukan proyektor untuk memproyeksikan pesan yang akan disampaikan. Proyektor yang digunakan adalah overhead proyektor OHP. Penggunaan OHP dn OHT sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat digunakan di ruang biasa tidak perlu ruang gelap, sambil mengajar guru dapat berhadapan dengan siswa, teknik commit to user 52 52 penyajian bervariasi, dapat digunakan berulang-ulang dan mudah dikontrol. Namun demikian, kelemahan dari media ini adalah OHP dimanfaatkan sebagai pengganti papan tulis padahal seharusnya saling melengkapi, perlu persiapan yang baik, OHP masih merupakan barang-barang mahal bagi kebanyakan sekolah. 4 Proyektor tak tembus pandang Opaque Proyektor Pada media proyektor ini pesan yang diproyeksikan berbentik bahan yang tidak tembus pandang opaque. Bahan tersebut bisa berupa benda-benda datar, benda-benda tiga dimensi, bahan cetak, ilustrasi dan sebagainya, hanya saja ukurannnya perlu disesuaikan dengan kapasitas proyektornya. Kelebihan dari media ini adalah cocok untuk semua mata pelajaran, tidak perlu diproses dulu benda-benda yang akan dproyeksikan. Namun kekurangan dari media ini adalah harus dipergunakan diruang gelap dan sulit dibawa karena berat. 5 Mikrofis misrofiche Media ini adalah lembaran film transparan yang berisi pesan dengan lambang-lambang visual yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibaca dengan mata telanjang. Dengan menggunakan media ini halaman cetak yang luas dapat diringkas dalam bentuk film dengan perbandingan 1:12. Bahkan dengan menggunakan media ini lima puluh halaman buku biasa dapat diringkas dalam satu lembar mukrofis. Namun, isi mikrofis dapat menggunakan alat pembaca kartu mikro micro card reader. Kelebihan dari media ini adalah dapat menghemat ruangan dan praktis, mudah diproduksi, bisa diproyeksikan ke layar. Namun demikian, media ini memiliki commit to user 53 53 keterbatasan yaitu mudah hilang bila tidak diorganisasi dengan baik, mahal pembuatan masternya. 6 Stereo proyektor, mikro proyektor, dan tachitoscopes Pemakaian media ini sangatlah terbatas. Stereo proyektor umumnya dipakai dalam bidang klinik laboratorium dan studi analistis. Mikro proyektor banyak digunakan untuk studi dalam ilmu biologi. Sedangkan tachitoscopes pada dasarnya adalah peralatan proyektor diam yang dilengkapi dengan mekanisme tertentu sehingga dapat menampilkan flash exposures. Alat ini sangat tepat bila digunakan untuk meningkatkan kecepatan membaca, ingatan, dan perhatian. c Media grafis Media ini berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan yang dinyatakan dalam simbol kata-kata, gambar dan menggunakan ciri grafis yaitu garis. Selain itu juga memiliki fungsi khusus yaitu menyederhanakan informasi dan memperjelas sajian agar mudah dipahami dan mudah diingat. Dengan memiliki beberapa fungsi tersebut media grafis dapat digunakan dalam bidang bisnis, industri, periklanan, pemerintah, pendidikan, dan pengajaran. Penggunaan media grafis pada umumnya dikombinasikan dengan media lainnya. Beberapa contoh dari media grafis diantaranya grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe. 1 Grafik Grafik adalah gambar untuk memvisualisasikan pesan. Grafik menunjukkan hubungan proporsional dan numerik yang memungkinkan pembaca dapat memahami dengan tepat dan commit to user 54 54 cepat pesan yang disajikan. Media grafik memiliki fungsi untuk menggambarkan data secara teliti, menggambarkan perkembangan, membandingkan atau menghubungkan dua peristiwa dengan singkat dan jelas. Media ini dibuat dengan spesifik untuk kepentingan informasi, analisis, interpretasi, atau komparasi. Empat macam grafik umum yang dipakai adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik piktorial. 2 Bagan Chart Media bagan berfungsi utntuk memvisualisasikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan saja. Menurut Kinder 1965 bagan dapat diklasifikasikan menurut jenis, rancangan, media dan materialnya. Berdasarkan rancangannya bagan dibedakan menjadi tiga yaitu bagan balik flipchart, bgan tertutup strip chart dan poster. Dengan menggunakan bagan balik dan bagan tertutup pesan dapat disajikan secara bertahap. Bagan balik sering kali disebut lembar balik pada prinsipnya memat semua pesan yang akan disampaikan. Tetapi pesan itu disajikan secara bertahap. Tiap bagian pesan dituangkan pada lembaran kertas yang berbeda. Bagan yang menyajikan pesan sekaligus ada beberapa macam antara lain bagan pengalaman, bagan arus,n pesan sekaligus ada beberapa macam antara lain bagan pengalaman, bagan arus menggambarkan arus suatu proses atau menelusuri tanggung jawab dan hubungan arus antar bagian, bagan pohon bagan ini terdiri dari suatu hal yang terpecah menjadi berbagai hal, bagan tabular menggambarkan data tabular, bagan proses dapat commit to user 55 55 menggambarkan langkah dalam membuat sesuatu, bagan waktu menunjukkan hubungan antar peristiwa dan waktu. 3 Diagram dan sketsa Media diagram memiliki sifat abstraksi oleh karena itu diperlukan latar belakang pengetahuan tertentu tentang pesan yang didiagramkan itu supaya kita dapat memahaminya. Misalkan diagram tentang dunia hewan, tidak semua orang memahami diagram itu tanpa memiliki latar belakang pengetahuan hewan. Sketsa adalah gambar sederhana yang melukiskan bagian-bagian pokok yang tidak rinci. Dengan pengunaan sketsa selaim menarik perhatian juga dapat menghindri verbalisme dan dapat memperjelas pesan. 4 Poster Media poster biasanya bersifat simbolik yang dirancang untuk memberika pesan dengan cepat dan ringkas. Poster yang baik biasanya memiliki cirri-ciri berwarna, menyajikan ide tunggal, tulisannya jelas, kaya dengan variasi, lugas, dan seringkali mengandung pernyataan yang berlebihan. Media poster dapat dibuat di atas kertas kain, batang kayu, seng dan bahan lainnya, ukurannya tergantung kebutuhan dan dapat di pasang pada tempat-tempat yang strategis. 5 Gambar kartun Gambar kartun adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol dan kadang-kadang agak berlebihan untuk menyampaikan pesan atau sikap terhadap sesuatu, seseorang, situasi atau kejadian tertentu. Gambar kartun biasanya hanya memuat esensi pesan yang harus disampaikan dan dituangkan dalam gambar sederhana dan tidak rinci dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter commit to user 56 56 yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Guru-guru dapat menggunakan gambar kartun dalam proses belajar melalui papan tulis, papan buletin, bahan edaran handounts dan gambar proyeksi. 6 Peta dan globe Terdapat perbedaan tentang penggolongan peta dan globe. Ada pakar yang menggolongkan ke dalam media grafis dan juga terdapat pakar yang menggolongkan ke dalam media gambar datar flat picture. Media peta dan globe disajikan dengan simbol-simbol, kata-kata, gambar dan garis. Media ini disajikan untuk menunjukkan hubungan dan menyatakan data lokasi. Media ini di gunakan untuk saling melengkapi dan untuk membacanya harus memiliki kemampuan berfikir tentang arti garis, warna dn simbol-simbol lainnya, dan mampu menarik infomasi semaksimal mungkin tentang apa yang dilihat. Peta dan globe memberi informasi tentang : a Keadaan permukaan bumi dataran, gunung, sungai, dan perairan lainnya b Tempat arah dan jarak satu sama lain c Data budaya dan kemasyarakatan, ekonomi dan ilmiah Tujuan penggunaan peta dalam pembelajaran antara lain : a Memberi pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi unit politik, daratan, wilayah perairan. b Melengkapi pengetahuan dan infomasi tentang jarak, arah, bentuk, dan ukuran suatu wilayah c Merangsang minat dalam studi tentang kependudukan, geografi dan sebagainya. Dikarenakan tidak ada peta yang mampu mencapai tujuan di atas maka ada data yang di rancang untuk tujuan antara lain : commit to user 57 57 a Peta politis fisik. Menggambarkan hubungan tertentu antara satu daerah dengan penghuninya. b Peta timbul merupakan model yang realtistis dari suatu daerah dalam bentuk tiga dimensi. Dalam peta ini perbedaan tinggi tanah dinyatakan dalam relief. Namun demikian peta ini bertujuan untuk memberikan kesan umum bagi pembacanya. c Peta buta adalah peta yang tidak memuat sebuah nama pun. Peta ini berfungsi untuk latihan mengingat nama, letak kota, gunung, sungai, laut, dan sebagainya serta hubungan satu dengan lainnya. d Globe atau bola dunia adalah sejenis peta. Melalui globe kita dapat melihat pembagian dataran dan lautan secara keseluruhan pada globe itu. Selain itu melalui globe kita dapat mendemonstrasikan seperti layaknya bumi berputar pada sumbunya dan lebih mudah diperoleh keterangan tentang arti khatulistiwa, garis lintang, rute penerbangan dan sebagainya. e Atlas adalah himpunan berbagai peta yang dijilid menjadi satu. Dalam atlas terdapat peta yang menggambrkan bagian-bagian dari dunia. Oleh karena itu masing-masing again dapat dipelajari secara dalam. c. Media Audio Visual Media audio visual memiliki keefektifan penggunaannya bila dibandingkan dengan media pesan visual saja seperti gambar cetak yang disusun berurutan. Ditinjau dari karakreristiknya media audio visual pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu : commit to user 58 58 1 Media ausio visual diam misalkan “slow scan TV”, “ime shared TV”, TV diam, film rangkai bersuara, film bingkai bersuara, halaman bersuara, dan buku bersuara. 2 Media audio visual gerak misalkan film bersuara, pita video, film TV, TV, holografi, video tapes dan gambar bersuara. 1 Televisi TV Televisi adalah media yang menyampaian pesan melalui gambar gerak yang dilengkapi suara. Beberapa jaringan televisi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran yaitu TVRI, TV swasta, TV pendidikan, Televisi siaran terbatas Closed Circuit Television CCTV maupun jaringan TV luar negeri. Namun guru perlu memanfaatkan program siaran televise yang tepat dan relevan dengan tujuan belajar yang hendak dicapai. Kesulitan yang dialami guru dalam penggunaan televisi sebagai media pembelajaran diantaranya : a Mengontrol dan memilih program yang relevan b Dalam menyesuaikn jadwal siaran dengan jadwal sekolah Namun demikian terdapat beberapa kelebihan dari televisi siaran terbatas yaitu : a Siarannya dapat dikontrol oleh guru sehingga guru dapat menetapkan program siaran yang tepat dan relevan dengan kebutuhan siswanya b Dapat mengatasi kekurangan sarana dan prasarana. Misalnya kurangnya guru mata pelajaran tertentu yang bermutu di sekolah dapat diatasi dengan memanfaatkan guru-guru ditelevisi c Dapat memanfaatkan sumber-sumber lokal untuk kepentingan pengajaran commit to user 59 59 d Dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan guru penyaji di TV sebagai model 2 Film Film dapat digunakan untuk media pengajaran. Film yang digunakan biasanya berukuran 8 mm, 16 mm, 35 mm. Biasanya film yang digunakan berukuran 16 mm. Pada awal perkembangan film menyajikan pesan visual-gerak dan di akhir perkembangannya film disajikan dengan audio visual gerak. Media ini memiliki kelebihan yaitu : a Lebih mendekati realitas b Lebih menarik perhatian siswa c Dapat mengatasi keterbatasan indera penglihatan d Dapat diputar ulang e Dapat memperluas wawasan berpikir anak f Dapat mengatasi keterbatasan waktu dan ruang g Dapat menampilkan gerakan lambat dan gerakan yang dipercepat h Dapat menggunakan suatu proses Sedangkn keterbatasan dari media ini adalah : a Biaya produksinya tinggi b Pemakaiannya perlu ruang gelap 3 Video Media video dapat menyampaikan pesan audio-visual-gerak dan dapat menyajikan hal-hal nyata nyata maupun fiktif. Pesan yang di sampaikan bersifat informatif, pendidikan, dan pengajaran. Kelebihan video adalah : a Penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap b Program dapat diputar berulang-ulang commit to user 60 60 c Program sajian yang rumit atau berbahaya dapat direkam sebelumnya sehingga waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian dan penyajiannya d Mudah dikontrol oleh guru Sedangkan keterbatasan dari media ini adalah : a Daya jangkaunnya terbatas b Sifat komunikasinya satu arah c Peralatannya cukup mahal d. Media serbaneka Banyak potensi di suatu daerah yang dapat dimanfaatkan untuk media pengajaran seperti media tiga dimensi, teknik dramatisasi, sumber belajar pada masyarakat, simulator dan sumber komputer. Beberapa diantaranya memiliki kesamaan dengan media visual dan media audio visual. Namun karena beraneka macam media pengajaran, terdapat media yang tidak tergolong pada media audio, media visual, maupun media audio visual. Berikut media yang tergolong dalam media serbaneka : 1 Papan tulis boards Ada lima macam boards yang digunakan, antara lain : a Chalk boards Untuk menggunakan media ini sebagai media pembelajaran perlu dirancang penggunaannya. Media ini biasanya bersifat permanen di kelas tetapi ada juga yang tidak. Biasanya terbuat dari papan dan berwarna hitam yang selanjjutnya dinamakan blackboard. Namun, pada saat ini banyak chalkboard yang beraneka warna. Chalkboard banyak terbuat dari bahan seperti asbes semen, pressed wood , woodfiber, mossy-surfaced glass, plastik atau vitreous-coutea stell boards. Media ini banyak digunakan untuk : 1 Memperjelas ide yang rumit commit to user 61 61 2 Menggambarkan pokok-pokok isi suatu pelajaran 3 Suplemen dari suatu kegiatan pelajaran 4 Menggambarkan garis besar prosedur dari suatu proses tertentu dengan arah yang jelas 5 Memvisualisasikan ide atau konsep yang abstrak 6 Memotivasi siswa dengan cara menggambarkan suatu aktivitas yang tepat b Papan buletin Bulletin Board Media ini biasanya terbuat dari bahan gabus linoluim, kain guni burlap atu bahan sejenis. Papan buletin di gunakan untuk : 1 Memberi rangsangan pada kondisi kelas hingga menjadi menarik 2 Menciptakan kesiapan terutama untuk unit kerja yang baru 3 Memberi jalan keluar bagi siswa berbakat 4 Membangkitkan semangat dan moral kelas 5 Mengembangkan rasa memiliki dan tanggung jawab diantara sesama siswa c Papan flannel Flannel board Media ini banyak tersedia dalam berbagai warna, murah dan mudah didapat. Bahan laken flet dengan bulu-bulu halus juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti flannel walaupun harganya lebih mahal. Flannel dan laken berfungsi untuk merekatkan gambar atau pesan lainnya pada papan permanen. Namun, kekurangan dari media ini adalah daya rekatnya kurang kuat. Untuk mengatasi kekuranggannya digunakan bahan sturdy nylon yang disebut Hook-N- looperboard. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna, pengembangan perbendaharan kata-kata, dramatisasi, mengembangkan konsep member pesan tentang pokok- pokok cerita, membuat diagram, grafik dan seterunya. commit to user 62 62 d Papan magnetik Magnetic Board Jika pada flannel board gaya ikatannya didasarkan pada friksi yang ditonjolkan, maka pada magnetic boards gaya itu digantikan oleh gaya magnetik. Media papan magnetik pada dasarnya sama dengan chalkboard, tetapi permukaan bagian belakang chalkboard tersebut dilapisi dengan lembaran baja, sehingga ia akan mengikat bahan yang ditempelkan pada board bila bahan yang dimaksud bersifat magnetik atau dilapisi bahan magnetik. Bahan ini mudah didapat dan banyak dijual. Media papan magnetik banyak digunakan oleh guru olahraga misalkan untuk menerangkan strategi dan pergerakan posisi pemain bola. e Papan listrik Elektrik Board Prinsip dari media papan listrik adalah mencocokkan pertanyaan dengan jawaban yang ditandai dengan menyalanya bola lampu. Bila belajar dengan menggunakan papan listrik ini, siswa dapat menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan. Tugas siswa adalah menekan tombol pada jawaban yang dipilih dan bila benar lampu akan menyala. 2 Media tiga dimensi Media tiga dimensi dapat memberikan suatu perasaan akan realita. Media ini memberi pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lebih lengkap akan benda-benda nyata. Unsur manipulasi merupakan unsur penting dalam penggunaan media tiga dimensi. Media tiga dimensi yang sering digunkan dalam pembelajaran adalah : a Modal dan Moks Ups Media adalah perwujudan suatu benda secara terkala, yang ukurannya mungkin sama, lebih kecil atau lebih besar dari commit to user 63 63 aslinya. Moks adalah perwujudan tiruan atau penyederhanaannya. Sebagai media pengajarn model ungkin umum dibandingkan mock-ups. Contoh model yang dapat dibuat secara sederhana adalah piramida, kerucut. Bahan lain yang dpaat digunkan antara lain kayu, tanah liat, plastik, logam kertas, papier, mache dan benang. Namun, terdapat model yang diperdagangkan secara komersial diantaranya building-bocks dan miniature air planes. Model dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu : 1 Model padat Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari suatu objek. Contohnya model padat buatan. 2 Model penampang potong Media ini memperlihatkan bagaimana keadaan bagian dalam dari suatu objek. Contohnya adalah susunan anatomi organ tubuh manusia, mesin-mesin, dan lapisan bumi. 3 Model konstruksi Model konstruksi adalah suatu model yang terdiri dari beberapa bagian objek secara lengkap. Bagian-bagian itu dapat dirangkai menjadi satu konstruksi benda sesuai yang diinginkan oleh orang yang merangkainya. Contoh dari media ini adalah tubuh manusia, mata, badan, serangga, bentuk geometrik 4 Model kerja Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperhatikan cara kerja objek itu. Contohnya yaitu model dari sistem pembangkit listrik, pemurnian air, mistar sorong, derek, pompa air, dan mesin. commit to user 64 64 Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan model sebagi media pembelajaran efektif adalah : 1 Model harus digunakan di kelas dengan kondisi semenarik mungkin 2 Setiap orang dalam kelas itu harus dapat melihat model dengan mudah 3 Model harus digunakan dalam hubungnnya dengan materi pelajaran lainnya 4 Siswa perlu diberi kesempatan semaksimal mungkin untuk menangani, mencoba, dan mengamati model, bertanya atau membuat generalisasi 5 Upaya objek, sampel atau model lain yang tak ada kaitanya dengan topik yang dibicarakan dialihkan dari perhatian siswa 6 Bila perlu siswa dilatih untuk membuat model untuk menjabarkan suatu objek atau prinsip yang ia pelajari. b Diaroma Diaroma adalah pemandangan tiga dimensi dari sutu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan- bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya. Walaupun hitungannya media ini mahal tetapi untuk pembelajaran media ini dapat dibuat siswa dengan menggunakan kotak kardus, peti kayu, atau kotak kayu. Diaroma bermanfaat untuk mata pelajaran sejarah, geografi, bahkan dapat dikembangkan untuk mata pelajaran lainnya. commit to user 65 65 c Realita Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya tanpa perubahan. Dengan memanfaatkan realita dalam proses belajar siswa akan lebih aktif dapat mengamati, menangani memanipulasi, mendiskusikan dan akhirnya dapat menjadi alat untuk meningkatkan kemauan siswa untuk menggunkan sumber- sumber belajar serupa. Penggunaan realita dalam proses belajar itu sangat baik sebab dapat menampilkan ukuran, suara, dan gerakan. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat guru menggunakan realita dalam pembelajaran yaitu : 1 Karena benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari benda- benda hidup samppau benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas secara efisien. 2 Bagaimanakah caranya agar benda-benda itu sesuai dengan pola belajar-mengajar di kelas 3 Darimanakah kita dapat memperoleh benda-benda itu. d Sumber belajar pada masyarakat Beberapa kegiatan seperti kemah kerja, pertukaran guru, dan murid, raktek lapagan, karya wisata, survey, mengundang penceramah kesekolah, dan proyek pengabdian pada masyarakat mungkin dapat diprogramkan di sekolah. Jika kegiatan tersebut dirancang sedemikian rupa maka dapat digunakan menjadi media pembelajaran. Untuk dapat menemukan informasi di masyarakat yang dapat digunakan untuk pembelajaran, guru memang harus cukup energik dan imajinatif karena pemanfaatan sumber belajar pada masyarakat tidak saja akan melibatkan orang, tempat, benda- benda tetapi juga ide-ide dan semua itu akan menambahkan vitalitas dan realitas belajar. commit to user 66 66 1 Karya wisata Karya wisata disini menyerupai kegiatan yang bersifat “short trips walking trip ” dan sejenisnya yang umumnya memerlukan waktu tidak panjang tidak terlalu lama walaupun sering kali juga memerlukan bantuan alat transportasi. Ada beberapa langkah penting dalam merencanakan dan melaksanakan karya wisata yaitu : a Persiapan guru Guru memiliki wewenang untuk membahas rincian program seperti biaya, safety, kepanitiaan, transportasi, menghubungi orang tua dan sebagainya. b Persiapan murid Guru dan murid mendiskusikan alasan untuk melaksanakan karya wisata, merencanakan kegiatan dan sebagainya. c Persiapan lapangan Hal ini perlu dijaga agar siswa menunjukkan minat tinggi selama karya wisata, sopan, tepat waktu dan tidak banyak mengganggu pekerjaan petugas atau pengelola dari objek yang di tinjau d Tindak lanjut Guru dan murid mendiskusikan tujuan karya wisata, mendengarkan laporan panitia, menggali kelebihan dan kekurangannya, memamerkan foto hasil dokumentasi selama karya wisata dan tentunya juga menulis ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu suksesnya program karya wisata. commit to user 67 67 e Evaluasi Menilai tercapai tidaknya tujuan yang telah dicanangkan. 2 Kemah Kerja Beberapa sekolah sudah menjadikan kegiatan kemah kerja sebagai program sekolah dan agar kegiatan ini dapat berhasil harus direncanakan dengan baik, melibatkan guru-guru yang berbakat, konselor, dan staff yang sudah terlatih. Kemah kerja yang dilaksanakan sekolah umumnya meliputi kegiatan : a Membaca, berdiskusi, menulis, mendengarkan ceramah b Atletik , drama, mendaki gunung, kegiatan kerajinan dan keterampilan c Membuat peralatan sederhana tempat tidur, api, dan sebagainya, membersihkan sarana, dan kegiatan higiene dan keselamatan kerja Selain itu yang perlu digaris bawahi adalah anak pada umumnya senang berkemah dan program kemah kerja sangat mendukung fungsi pendidikan. Menurut Edgar Dale di kutip Thomas Wibowo Agung Suyjiono 2005:79 menyebutkan bahwa dalam dunia pendidikan, penggunaan media, bahan, sarana belajar sering kali menggunakan prinsip kerucut pengalaman yang membutuhkan media belajar seperti buku teks, bahan belajar yang di buat oleh guru dan “audio- visual”. commit to user 68 68 Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale

5. Pengertian Macromedia Flash

Flash merupakan program terkini, mudah berdaya guna untuk membuat animasi dari yang sederhana sampai kompleks seperti multimedia dan aplikasi web yang disajikan secara menarik dan interaktif. Berdasarkan penjabaran yang telah disampaikan di atas dapat di ketahui bahwa macromedia flash adalah media terkini yang dapat di digunakan dalam pembelajaran yang dapat memadukan visual dan audio secara apik.

6. Kemampuan Macromedia Flash

Macromedia flash versi 5.0 adalah salah satu versi macromedia. Kemampuan yang dimiliki adalah : a. Animasi dan gambar yang dibuat flash aakan tetap terlihat bagus pad ukuan window dan resolusi layar berapapun. Semua ini karena flash dibuat dengan teknologi vector graphics yang mendiskripsikan gambar memakai garis dan kurva sehingga ukurannya dapat diubah sesuai dengan kebutuhan tanpa mengurangi atau mempengaruhi kualitas dari gambar tersebut. commit to user 69 69 Kualitas gambar flash ttidak seperti gambar bitmap lainnya yang digunakan pada web seperti gambar bitmap lainnya yang digunakan pada web seperti bmp, jpg, dan gif yang gambarnya akan pecah-pecah ketika ukurannya dibesarkan atau diubah karena dibuat dengan kumpulan titik-titik. b. Waktu loading kecepatan gambar atau animasi yang muncul lebih cepat dibandingkan dengan pengolah animasi lainnya seperti animated gifs dan java applet. c. Mampu membuat website yang interaktif karena user dapat menggunakan keyboard atau mouse untuk berpindah ke bagian lain dari halaman web atau movie, memindahkan objek, memasukkan informasi di form. d. Mampu menganimasi grafis yang rumit dengan sangat cepat sehingga membuat animasi layar penuh bisa langsung disambung kesitus web. e. Mampu secara otomatis mengerjakan sejumlah frame antara awal dan akhir sebuah urutan animasi sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat berbagai animasi. f. Mudah diintegrasikan dengan program macromedia lainnya seperti Macromedia dreamweaver dan macromedia fireworks. Disamping itu, tool- tool yang digunakan hampir sama karena masih satu keluarga buatan macromedia g. Dapat diintegrasikan dengan server side scripting seperti CGI, ASP dan PHP untuk membuat aplikasi web database yang indah. h. Dapat dipakai untuk membuat film pendek atau kartun, presentasi, iklan atau web benner, animasi logo, control navigasi dan lain-lain.

7. Spesifikasi kebutuhan sistem

Untuk dapat menjalankan program macromedia flash 5 dibutuhkan spesifikasi sistem sebagai berikut : a. Untuk Microsoft Windows minimal prosesor Pentium intel 133 MHz lebih disarankan 200 MHz dengan menjalankan windows 95 ke atas termasuk commit to user 70 70 windows 2000 atau NT versi 4.0 atau yang terbaru. RAM yang dipakai minimal 32 MB tetapi lebih disarankan 64 MB dan kapasitas harddisk kosong sebesar 40 MB dengan monitor warna yang resolusinya 800 x 600 lengkap dengan CD-ROM drive. b. Untuk macintosh minimal power macintosh lebih disarankan G3 keatas dijalankan sistem 8.5 atau sesudahnya. RAM yang dipakai minimal 32 MB dengan kapasitas harddisk kosong sebesar 40 MB dan sebuah monitor berwarna dengan resolusi 800 x 600 lengkap dengan CD-ROM drive.

8. Sistem Untuk Menjalankan Flash Player

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi hardware dan software agar dapat memainkan flash player movie yang dijalankan dib rower yaitu : b. Microsoft windows 95, NT 4.0 atau versi sesudahnya atau sebuah power PC dengan sistem versi 8.1 atau versi sesudahnya c. Netscape plugin yang bekerja dengan Netscape 3 atau sesudahnya Windows 95 dan Macintosh d. Untuk menjalankan Active X control diperlukan Microsoft Internet Explorer versi 3.02 atau versi sesudahnya e. Untuk menjalankan flash player java diperlukan browser yang mampu menampung java Apabila browser tidak dapat menampilkan flash maka dapat diaktifkan dengan mengklik menu Tools internet options…, kemudian pilih tab Security, klik tombol custom level. Dengan demikian akan muncul window security settings. Cari bagian active X control and plug-ins dan klik enable untuk semuanya. Jika sudah selesai klik OK dan apabila menggunakan Netscape aktifkan juga plug-innya. commit to user 71 71

6. Menginstal Macromedia Flash 5.0

Untuk menginstal flah pada windows atau pada komputer macintosh langkahnya adalah masukkan CD flash 5 ke CD-ROM drive pada komputer kemudian lakukan : a. Untuk windows, pilih start run. Klik tombol browse dan pilih file setup.exe yang terletak di CD flash 5. Klik OK pada kotak dialog run untuk memulai instalansi. Untuk macintosh klik dua kali icon flash 5 installer b. Ikuti instruksi yang ada dilayar c. Jika selesai resartlah komputer

7. Menjalankan dan Mengakhiri Flash

Setelah menginstal untuk menguji program macromedia flash 5.0 adalah dengan cara klik start Programs Macromedia flash 5 Flash 5 dan untuk mengakhirinya dengan klik menu file exit.

B. Kerangka Berfikir

Menurut Suriasumantri dalam Sarwiji Suwandi 2008:61 mengemukakan bahwa kerangka pemikiran adalah penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar kerangka pikiran dapat di terima adalah harus ada alur pemikiran yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir adalah sitesis antar variabel yang tersusun dari beberapa teori yang telah dideskripsikan setelah itu dinalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sebuah sintesis tentang hubungan variabel yang diteliti yang selanjutnya akan digunakan untuk membuat hipotesis. Kerangka berfikir yang baik memuat :

1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan

2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan

peertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari. commit to user 72 72 Pada penelitian kali ini kerangka berfikir yang digunakan yaitu : Gambar 2. Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dugaan kerangka berfikir penelitian, maka rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ada lah : “ melalui penerapan macromedia flash dapat meningkatkan prestasi belajar matematika konsep operasi bilangan asli bagi siswa kelas III SLB C Setya Darma Surakarta ”. Kondisi Awal = Prestasi belajar matematika pada konsep prngurangan bilangan asli siswa rendah Perlakuan = Menggunakan macro media flash Kondisi Akhir = Prestasi belajar matematika pada konsep pengurangan bilangan asli siswa meningkat commit to user 73 73 BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Animasi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Notasi Musik bagi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Gunungwungkal Pati Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 119

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 1C SLB B, C – AUTIS BINA ASIH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 27

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBEL DENGAN PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 6

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas III SDN 01 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

0 1 7

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEMESTER 2 DI SLB – C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 0 15

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 26