Pengertian Anak Tuna grahita Jenis atau Kategori

commit to user 6 6 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Anak Tuna grahita

a. Pengertian Anak Tuna grahita

Anak berkebutuhan khusus memiliki banyak kategori. Salah satu kategorinya adalah anak tuna grahita. Anak tuna grahita sering diartikan seseorang yang mengalami hambatan atau keterbelakangan mental-intelektual dan sosial sehingga memiliki daya pikir yang kurang, kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam mengenali seseorang mengalami keterbelakangan mental sangatlah sulit. Namun, dapat dideteksi melalui tanda-tanda yang terdapat pada anak berkebutuhan khusus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita adalah anak yang mengalami kelainan pada mental mereka sehingga mengakibatkan ketidakmampuan pada activity daily living mereka.

b. Jenis atau Kategori

Dalam menentukan seseorang mengalami keterbelakangan mental atau tidak sangatlah tidak mudah. Dalam pengkategorian anak tuna grahita dapat dikategorikan beberapa jenis. Berdasarkan hasil tes intelegensi yang sering digunkaan untuk mendeteksi apakah anak mengalami ketunagrahitaan atau tidak yaitu tes Stanford Binet dan Skala Weschler WISC maka anak tuna grahita dapat diklasifikasikan sebagai berikut : commit to user 7 7 Tabel 1. Klasifikasi Anak Tuna Grahita Berdasarkan Tes Stanford Binet dan Skala Weshler WISC 1 Tuna grahita ringan Tuna grahita ringan sering disebut moron atau debil. Secara fisik anak tuna grahita ringan tidak berbeda dengan anak normal maka tidak heran jika sulit membedakan secara fisik antara anak tuna grahita dengan anak normal. Anak tuna grahita ringan menurut binet memiliki IQ antara 68-52 sedangkan skala Weschler WISC memiliki skala IQ 69-55. Dalam belajar membaca, menulis, dan berhitung mereka masih mampu didik. Dalam kehidupan sehari-hari anak tuna grahita dapat dibentuk menjadi tenaga semi-skilled misalkan pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, pekerjaan rumah tangga dan bekerja di pabrik dengan sedikit pengawasan namun tentunya dengan didikan yang matang, terstruktur, terarah, terpola dan terprogram. Anak tuna grahita ringan tidak dapat menyesuaikan diri secara sosial, ceroboh, menggunakan uang secara tidak terarah begitu pula dengan masa depannya. 2 Tuna grahita sedang Anak tuna grahita sedang dapat disebut imbisil. Biasanya anak tuna grahita memiliki IQ 51-36 berdasarkan skala Binet atau IQ antara 54-40 berdasarkan WISC. Anak tuna grahita sedang memiliki kesulitan dalam belajar akademik baik membaca, menulis atau berhitung. Namun demikian jika dilatih secara berkala Level keterbelakangan IQ Stanford Binet Skala Weschler Ringan 68-52 69-55 Sedang 51-36 54-40 Berat 32-20 39-25 Sangat berat 19 24 commit to user 8 8 mereka mampu menulis nama, alamat rumah sendiri. Anak tuna grahita dapat di latih dalam activity daily living mereka misalkan menyapu, mengelap kaca, menggosok gigi. Anak tuna grahita ringan juga dapat dididik bekerja di sheltered workshop. Selain itu perkembangan MA anak tuna grahita sedang dapat berkembang kurang lebih sampai 7 tahun. TASH The Association for Persons with Severe Handicaps menyebutkan bahwa anak tuna grahita sedang adalah : Individuals of all ages who require extensive on going support in more than one major life activity in order to participate in integrated community settings and to enjoy a quality of life that is available to citizens with fewer or no disabilities. Support may be required for life activities such as mobility, communication, self-care, and learning as necessary for independent living, employment and self-sufficiency. 3 Tuna grahita berat Anak tuna grahita berat dapat disebut idiot. Anak tuna grahita berat sudah tidak mampu mendapatkan pelajaran akademik membaca, menulis, dan berhitung. Dalam melakukan kegiatan keseharian mereka memerlukan bantuan dan perlindungan secara total selama hidup mereka. Anak tuna grahita berat memiliki perkembangan MA maksimal kurang dari tiga tahun. Meskipun anak tuna grahita terdapat penggolongan akan tetapi anak tuna grahita berat juga digolongkan menjadi tuna grahita berat dan sangat berat. Anak tuna grahita berat IQ diantara 32-20 menurut skala Binet, 39-25 menurut WISC. Tuna grahita sangat berat IQ dibawah 19 menurut skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut skala Wechsler WISC. Klasifikasi anak tuna grahita juga dapat dikelompokkan berdasarkan klasifikasi profesi diantaranya : 1 Dokter mengkalsifikasikan tuna grahita berdasarkan tipe kelainan fisiknya seoerti tipe mongoloid, microcephalon, cretinism. 2 Pekerja sosial mengklasifikasikan anak tuna grahita berdasarkan derajat kemampuan penyesuaian diri atau ketidaktergantungan pada orang lain sehingga penentuan berat-ringannya ketuna grahitaan dilihat dari tingkat commit to user 9 9 penyesuaiannya seperti tidak tergantung, semi tergantung atau sama sekali tergantung pada orang lain. 3 Psikolog mengklasifikasikan anak tuna grahita mengarah pada aspek indeks mental intelegnesinya yang dilihat dari hasil tes kecerdasan seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan imbicil dan IQ 50-75 dikategorikan debil atau moron. 4 Pedagog mengklasifikasikan ketunagrahitaan berdasarkan penilaian program pendidikan yang disajikan pada anak yaitu anak tuna grahita mampu didik, anak tuna grahita mampu latih, anak tuna grahita mampu rawat. Anak tuna grahita mampu didik debil adalah anak tuna grahita yang tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti program pembelajaran dari sekolah namun memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan disekolah walaupun hasilnya tidak optimal. Kemampuan yang dapat dikembangkan pada anak tunagrahita mampu didik adalah : 1 Membaca, menulis, mengeja, dan berhitung 2 Menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain 3 Keterampilan yang sederhana untuk kepentingan kerja di kemudian hari. Anak tuna grahita mampu latih imbicil adalah anak tuna grahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak dapat mengikuti program- program yang diperuntukkan untuk anak tuna grahita mampu didik. Bagi anak tuna grahita mampu latih yang perlu dikembangkan adalah : 1 Belajar mengurus diri sendiri yaitu makan, pakaian, tidur, atau mandi sendiri 2 Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah dan sekitarnya 3 Mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, dibengkel kerja sheltered workshop atau di lembaga khusus. Jadi, bagi anak tuna grahita mampu latih yang perlu ditekankan yaitu kemampuan anak mengurus dirinya sendiri activity daily living dan fungsi sosial kemasyarakatan commit to user 10 10 menurut kemampuannya. Anak tuna grahita mampu rawat idiot adalah anak tuna grahita yang memiliki tingkat kecerdasan sangat rendah sehingga tidak mampu untuk mengurus diri sendiri atau sosialisasi dan sangat bergantung dengan orang lain. A child who is an idiot is so low intellectually that he does not learn to talk and usually does learn to take care of his bodily need oleh Kirk Johnson dalam Mohammad Efendi 2008:90. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita mampu rawat membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain totally dependent oleh Patton dalam Mohammad Efendi 2008:91 Berdarsarkan klasifikasi anak tuna grahita yang telah dijabarkan dapat di simpulkan bahwa anak tuna grahita dapat di golongkan menjadi anak tuna graita ringan, sedang, berat, sangat berat.

c. Penyebab Kelainan Mental

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Animasi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Notasi Musik bagi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Gunungwungkal Pati Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 119

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 1C SLB B, C – AUTIS BINA ASIH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 27

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBEL DENGAN PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 6

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas III SDN 01 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

0 1 7

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEMESTER 2 DI SLB – C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 0 15

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 26