commit to user 34
34
4. Prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan standar keberhasilan siswa dalam menyerap beban kurikulum di sekolah yang sangat tergantung pada metode pembelajaran
sekolah itu sendiri. Pada pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang menjadi pendukung meningkatnya prestasi belajar yaitu :
a. Faktor dalam diri sendiri diantaranya :
1. Kesehatan
2. Intelegensi
3. Minat dan motivasi
4. Cara belajar
b. Faktor dari lingkungan :
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat
4. Lingkungan sekitar
2. Tinjauan Matematika
1. Hakikat Matematika
Pada saat ini banyak pihak yang mencampuradukkan antara matematika, aritmatika, atau berhitung. Matematika lebih luas dari pada aritmatika. Miller, Butler,
Lee, Rivera, Smith, Goodwin, Bryant dalam Nicki Anzelmo-Skelton mengemukakan Mathematics is an important curricular area affecting all aspects of
an individual’s life including formal education, leisure activities, employment, and day-to-day living. Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman
1999:252 matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi
teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedangkan Lerner dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 mengemukakan bahwa matematika di samping sebagai
bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
commit to user 35
35 memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.
Kline dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 juga menyatakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis dan cirri utamanya adalah penggunaan cara
bernlar dedukatif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. Sedangkan menurut NRC dalam Fajar Shadiq 2009:5 mengemukakan bahwa “Mathematics is a
science of patterns and order” yang dapat diartikan matematika adalah ilmu yang
membahas pola atau keteraturandan tingkatan. De Lange dalam Fajar Shadiq 2009:5 lebih jelas memaparkan :
“Mathematics could be seen as the language that describes patterns both patterns in nature and patterns invented by the human mind. Those patterns can either be real or
imagined, visual or mental, static or dynamic, qualitative or quantitative, purely utilitarian or of little more than recreational interest. They can arise from the world
around us, from depth of space and time, or from the inner workings of the human
mind.” Menurut Paling dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 ide manusia
tentang matematika berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengethuan masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa matematika hanya perhitungan yang
mencakup tambah, kurang, kali dan bagi. Akan tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Namun, banyak yang
berpendapat bahwa matematika mencakup hal-hal yang berkaitan dengan berpikir logis. Selanjutnya Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk
menemukan jawaban terhadapa masalah yang dihadapai manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran,
menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan terpenting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Berdasarkan pendapat Paling diatas dapat diketahui bahwa demi mendapatkan jawaban dari setiap masalah yang dihadapinya manusia akan menggunakan :
a. Informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
b. Pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran
c. Kemampuan untuk menghitung
commit to user 36
36 d.
Kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan Dari berbagai pendapat tentang hakikat matematika yang telah dikemukakan
dapat disimpulkan bahwa definisi tradisional yang menyatakan bahwa matematika sebagai ilmu tentang kuantitas the science of quantity atau ilmu tentang ukuran
diskrit dan berlanjut the science of discrate and continuous oleh Runes dalam Mulyono Abdurrahman 1999:252 telah ditinggalkan dan secara kontemporer
pandangan tentang hakikat matematika lebih ditekankan pada metodenya dari pada pokok persoalan matematika itu sendiri.
Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar dan geometri. Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman
1999:253 berpendapat bahwa aritmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan nyata dengan perhitungan mereka
terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Setelah beberapa waktu penggunaan bilangan sering diganti dengan abjad. Penggunaan abjad
dalam aritmatika inilah yang kemudian disebut aljabar oleh Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253. Berbeda dengan aritmatika dan aljabar, geometri
adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis Aleks Maryunis dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253. Titik adalah pernyataan tentang posisi
yang tidak memiliki panjang dan lebar sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya.
Matematika perlu dipelajari siswa di bangku sekolah dasar hingga tingkat menenengah
atas. Cornelius
dalam Mulyono
Abdurrahman 1999:253
mengemukakan alasan perlunya matematika di pelajari yaitu : a.
Matematika merupakan sarana berfikir yang jelas dan logis b.
Matematika merupakan sarana untuk memecahkan kehidupan sehari- hari.
c. Merupakan sarana untuk mengenal pola hubungan dan generalisasi
pengalaman d.
Merupakan sarana untuk mengembangkan kreatifitas
commit to user 37
37 e.
Merupakan sarana
untuk meningkatkan
kesadaran terhadap
perkembangan budaya Sedangkan menurut dalam Mulyono Abdurrahman 1999:253 berpendapat
bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa dikarenakan : 1.
Digunakan dalam segala segi kehidupan 2.
Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai 3.
Memerlukan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan yang sesuai 4.
Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara 5.
Meningatkan kemampuar berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan
6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.
2. Fungsi Matematika