commit to user 22
22 Jadi, dapat di simpulkan bahwa kemampuan bahasa dan bicara anak tuna grahita
sedikt bermasalah dan perlu latihan untuk membantu menanganinya.
h. Penyesuaian Sosial Anak Tuna Grahita
Ketika seorang anak lahir dan tidak berdaya mereka sangat bergantung pada orang lain. Terutama terhadap orang yang secara langsung atau tidak terjadi
hubungan fisik dan psikis. Kesadaran anak terhadap lingkungan sekitar terjadi saat usia melewati satu tahun. Semua ini sejalan dengan meningkatnya kemampuan
berkomunikasi dan perkembangan motoriknya seperti tumbuh sikap ingin tahu, agresivitas, latihan menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui kemampuan
eksplorasinya. Bagi anak normal setiap melewati tahapan perkembangan sosial dapat
berjalan seiring dengan tingkat usianya. Namun, berbeda dengan anak tuna grahita, pada setiap tahapan perkembangan sosial yang dialami oleh mereka selalu mengalami
kendala sehingga serim\ngkali tampak sikap dan perilaku anak tuna grahita berada dibawah usia kalendernya dan ketika usia 5-6 tahun mereka belum mencapai
kematangan untuk belajar di sekolah oleh Bratanata dalam Mohammad Efendi 2006:102. Beberapa studi menyebutkan bahwa rendahnya kemampuan anak tuna
grahita dalam bersosialisasi berhubungan erat dengan taraf kecerdasannya yang rendah. Berikut ini indikasi keterlambatan anak tuna grahita dalam bidang sosial
terjadi karena : 1
Kurangnya kesempatan yang diberikan kepada anak tuna grahita untuk bersosialisasi
2 Kurangnya motivasi untuk bersosialisasi
3 Kurangnya bimbingan untuk bersosialisasi
Bagi anak tuna grahita penyeduaian diri dengan lingkungan sangat berat tanpa ada intervensi orang-orang disekitarnya secara terus-menerus. Semua ini dikarenakan
kelancaran seseorang dalam bersosialisasi adalah modal awal untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Oleh sebab itu, sangat bergantung pada
commit to user 23
23 perkembangan anak dalam salah satu fase atau keseluruhan fase perkembangan.
Semua ini semakin memberikan penguatan jika kecerdasan sangat berpengaruh pada kemampuan anak menyesuaikan dii dengan lingkungan. Stern berpendapat bahwa
kecerdasan merupakan indikasi kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan dengan situasi-situasi yang baru. Lain halnya dengan Weschler berpendapat bahwa
kecerdasan merupakan kemampuan seseorang untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif oleh Kirk dalam
Mohammad Efendi 2006:103. Layaknya anak normal lain anak tuna grahita sebagai makhluk sosial dan
individu memiliki keinginan untuk memenuhi segala keinginannya. Namun, mereka sering mengalami kegagalan sehingga frustasi dan timbul perilaku menyimpang
sebagai reaksi dari mekanisme pertahanan diri dan sebagai wujud penyesuaian sosial yang salah malladjusted. Beberapa macam penyesuaian diri yang salah, yang
muncul pada anak tuna grahita yaitu kompensasi yang berlebihan, displacement, regresi, delinquent, destruksi, agresi dan lain-lain. Bagi anak tuna grahita hal-hal
seperti rendahnya kematangan emosi, kesukaran anak tuna grahita dalam memahami aturan atau norma yang ada dilingkungannya, perlakuan yang kurang wajar terhadap
mereka, lemahnua konsentrasi terhadap tujuan, adalah undur yang dapat menyebabkan tumbuhnya penyimpangan perilaku bagi anak tuna grahita dan juga
dapat menyebabkan mereka mudah dipengaruhi sugestible untuk berbuat hal-hal yang jelek.
Walaupun demikian terdapat anak tuna grahita yang dapat menyeduaikan diri dengan lingkungan meskipun belum maksimal sebagaimana anak seusianya. Oleh
sebab itu, untuk membantu anak tuna grahita mencapai penyesuaian diri yang baik, hal yang perlu diperhatikan adalah :
1 Kurikulum sekolah harus memperhatikan kebutuhan anak tuna grahita
2 Kondisi lingkungan sekitar harus kondusif
3 Pemenuhan kebutuhan dasar anak tuna grahita bimbingan dan latihan
kerja
commit to user 24
24 Terlepas dari semua upaya diatas peranan keluarga atau orang tua sangatlah
penting. Seberapa baiknya program sekolah kalau tidak didukung keluarga secara konstruktif dan edukatif tidaklah banyak berarti. Hal ini dikarenakan banyak
keluarga yang menerima ketunaan anaknya secara objektif namun masih memperlakukan anaknya kurang bijaksana :
1 Keengganan
untuk menyekolahkan anak atau memasukkannya ke keperawatan anak tuna grahita karena dianggap tidak berpengaruh apa-
apa. 2
Anak tuna grahita tidak diberi kesempatan untuk bekerja yang tanpa membutuhkan keahlian tertentu, khususnya bagi keluarga golongan
menengah ke atas karena dianggap dapat merendahkan martabat keluarga atau orang tua.
i. Modifikasi Perilaku Anak Tuna Grahita