Modifikasi Perilaku Anak Tuna Grahita

commit to user 24 24 Terlepas dari semua upaya diatas peranan keluarga atau orang tua sangatlah penting. Seberapa baiknya program sekolah kalau tidak didukung keluarga secara konstruktif dan edukatif tidaklah banyak berarti. Hal ini dikarenakan banyak keluarga yang menerima ketunaan anaknya secara objektif namun masih memperlakukan anaknya kurang bijaksana : 1 Keengganan untuk menyekolahkan anak atau memasukkannya ke keperawatan anak tuna grahita karena dianggap tidak berpengaruh apa- apa. 2 Anak tuna grahita tidak diberi kesempatan untuk bekerja yang tanpa membutuhkan keahlian tertentu, khususnya bagi keluarga golongan menengah ke atas karena dianggap dapat merendahkan martabat keluarga atau orang tua.

i. Modifikasi Perilaku Anak Tuna Grahita

Anak tuna grahita memiliki keterbatasan dalam daya pikir sehingga mengakibatkan mereka sulit mengontrol keadaan mereka sendiri. Akibatnya sering timbul aktivitas yang kurang wajar menurut ukuran normal, perilaku yang berlebihan behavioral excesses dan perilaku yang kurang serasi. Oleh sebab itu perlu diadakan modifikasi perilaku bagi anak tuna grahita. Dalam memberikan terapi bagi anak tuna grahita harus memiliki sikap sebagaimana di persyarakan dalam pendidikan humanistik yaitu penerimaan secara hangat, antusiasme tinggi, ketulusan dan kesungguhan, serta menaruh empati yang tinggi terhadap kondisi anak tuna grahita karena tanpa penerapan hal tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi modifikasi perilaku anak. Bagi anak normal proses modifikasi perilaku adalah menggunakan paradigma operan. Jadi, menekankan pada penggunaan penguat, hukuman atau penghilangan beberapa perilaku . Pada batasan-batasan tertentu hal ini hal ini dapat digunakan untuk memodifikasi perilaku anak tuna grahita terutama anak tuna grahita mampu didik dan anak tuna grahita mampu latih. Modifikasi perilaku bagi anak tuna grahita commit to user 25 25 mampu latih harus dibawah pengawasan orang lain misalnya perawatan diri sendiri. Akan tetapi agar lebih fungsional dapat di pecah menjadi beberapa perilaku unit pendukung misalkan mengancing baju, memegang sendok, menuangkan pasta, menggosok gigi dan lain-lain. Terapi lain yang dapat diberikan kepada anak tuna grahita adalah melalui kegiatan permainan kegiatan fisik danatau psikis yang dilakukan dengan tidak bersungguh-sungguh. Melalui kegiatan permainan anak akan merasakan lega, bebas dan tidak ada beban. Freud dalam Mohammad Efendi 2008:105 berpendapat bahwa bermain merupakan cara seseorang untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan yang kompleks dan merugikan. Mengingat bermain sangat penting maka bermain dikembangkan menjadi play therapy di dewasa ini. Terapi permainan bagi anak tuna grahita tidak dapat sembarangan harus memiliki muatan diantaranya : 1 Setiap permainan hendaknya memiliki nilai terapi yang berbeda 2 Sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sukar untuk dicerna anak tuna grahita Prasedio dalam Mohammad Efendi 2006:105 Beberapa nilai yang penting dari bermain bagi perkembangan anak tuna gtahita antara lain sebagai berikut : 1 Pengembangan fungsi fisik. Pengembangan fungsi fisik dalam hal ini meliputi pernapasan, pertukaran zat, peredaran darah dan pencernaan makanan. Satu atau lebih dari aspek fungsi fisik tersebut dapat dibantu dilancarkan melalui kegiatan bermain. 2 Pengembangan sensorimotorik. Melalui kegiatan bermain hal yang dikembangkan adalah ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, atau penciuman. Selain itu kuga melatih otot dan kemampuan gerak seperti tangan, kaki, jari-jari, leher, dan gerak tubuh lainnya. commit to user 26 26 3 Pengembangan daya khayal Melalui bermain anak diberi kesempatan untuk menghayati makna kebebasan sebagai sarana yang diperlukan untuk mengembangkan daya khayal dan kreasinya. 4 Pembinaan pribadi Melalui bermain anak-anak dilatih untuk memperkuat kemauan, memusatkan perhatian, mengembangkan keuletan, ketekunan, percaya diri dan lainnya. 5 Pengembangan sosialisasi Pada pengembangan ini terdapat unsur yang sangat menarik dari kegiatan bermain yaitu anak harus berbesar hati menunggu giliran,rela menerima kekalahan, setia dan jujur. 6 Pengembangan intelektual Melalui kegiatan bermain anak tuna grahita belajar untuk mencerna sesuatu. Misalkan peraturan dan skor yang diperoleh dalam permainan. Teknisnya pada setiap permainan anak tuna grahita diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan kemampuannya melalui ucapan atas apa yang dilihat dan di dengar tentang permainan yang dilakukan. Secara tidak langsung kegiatan ini merupakan bagian dari pengembangan intelektual anak tuna grahita. Selain itu juga terdapat beberapa model permainan yang menekankan pada pengembangan kecerdasan dan motorik halus yang bersifat individual yaitu : 1 Latihan menuangkan air Kegiatan ini memang tidak mudah bagi anak tuna grahita apalagi tidak boleh ada yang menetes. Melalui contoh yang diberikan anak diberilatigan menuangkan sedikit demi sedikit. Jika semakin teratur dan tidak ada yang tumpah maka kemampuan anak semakin baik. commit to user 27 27 2 Bermain pasir Selain dengan air anak dapat dilatih menggunakan pasir kering. Anak dilatih untuk menuangkan pasir di botol dan panci. Selain itu juga dapat menggunakan pasir basah. Anak diajak untuk berkhayal mencetak benda-benda yang diinginkan misalkan kue, bangunan gedung, gunung dan lain sebagainya. 3 Bermain tanah liat Kegiatan awal yang dilakukan anak tuna grahita dengan tanah kiat biasanya hanya mengepal-ngepal saja. Namun, mereka dapat diarahkan untuk membentuk benda-benda disekitar misalkan boneka, asbak dan lain sebagainya. Setelah selesai anak dapat diarahkan untuk mengecat dengan berbadai warna sehingga akan timbul motivasi untuk mengulangi kegiatan tersebut dengan baik. 4 Meronce manik-manik Awalnya anak diajarkan meronce manik-manik besar kemudian yang kecil dengan menggunakan benang atau kawat halus. Setelah anak tertarik melakukan kegiatan tersebut dilanjutkan dengan pemilihan dan kombinasi warna manik-manik yang dironce. 5 Latihan melipat Bagi anak tuna grahita kegiatan ini tergolong sulit. Anak dapat dilatih dengan melipat dua lipatan, empat lipatan dan seterusnya dengan berbagai kombinasi batas kemampuan anak. 6 Mengelem dan menempel Latihan awal yang diberikan kepada anak yaitu menggunakan telunjuk jari untuk mengelam dan mengulasnya adar tidak terjadi kecerobohan. Agar semakin melekat, taruhlah secarik kertas atau kain diatasnya dan tekan. Jika anak mampu mengerjakan dengan baik dan rapi berilah pujian. commit to user 28 28 7 Menggunting dan memotong Latihan ini diawali dengan menggunting sembarang dan kemudian menggunting dengan cara yang halus, dilanjutkan dengan menggunting dengan garis-garis melengkung yang pada akhirnya menggunting gambar-gambar dalam majalah atau koran. 8 Latihan menyobek Latihan ini dimulai dengan menggunakan kedua tanggan dan dimulai dengan menyobek menjadi bagian-bagian besar kemudian kecil. Hasil dari sobekan kecil digunakan untuk membuat rumah, pohon, gunung, dan lain-lain dengan cara menempelkannya di kertas yang masih utuh. 9 Jarum dan benang Kegiatan ini dapat diberikan kepada anak tuna grahita perempuan atau laki-laki. Pada kegiatan ini dibutuhkan semacam alat bordir yang mula-mula garus ditusuk-tusukkan. Kemudian anak dapat dilatih menggunakan kain strimin yang kasar atau kain wool yang tebal dan sederhana. Dengan menggunakan jarum dan benang anak tuna grahita dapat dilatih membuat hiasan dinding, alas baki, tas dan sebagainya. Model-model permainan diatas asalah sebagian kecil yang dpat dilakukan anak tuna grahita sebagai bagian dari terapi perilaku. Model permainan lain yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak tuna grahita adalah bermain yang mengandung unsur olahraga. Misalnya berjalan diatas bangku, berjalan dengan beban dan tanpa beban di kepala melewati titian garis atau tali dengan posisi lurus, melengkung, dan bulat. Selain itu juga dapat melakukan latihan lain yang menggunakan alat yaitu mendribel bola, menendang bola, melempar dan menagkap bola, berlari memindahkan bendera dan lain-lain. Pengembangan aktivitas bermain anak tuna grahita yang bersifat kelompok dapat digali dari permainan-permainan tradisional, pendidikan olahraga, atau kombinasi keduanya. Misalnya bermain menjala ikan, kucing dan tikus, berlari commit to user 29 29 bersambungan atau sambil menggendong teman, lempar dan tangkap bola, memukul bola di sela-sela kaki dan sebagainya.

B. Tinjauan Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Animasi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Notasi Musik bagi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Gunungwungkal Pati Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 119

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 1C SLB B, C – AUTIS BINA ASIH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 27

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBEL DENGAN PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 6

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas III SDN 01 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

0 1 7

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEMESTER 2 DI SLB – C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 0 15

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 26