Penyebab Kelainan Mental Tinjauan Anak Tuna grahita

commit to user 10 10 menurut kemampuannya. Anak tuna grahita mampu rawat idiot adalah anak tuna grahita yang memiliki tingkat kecerdasan sangat rendah sehingga tidak mampu untuk mengurus diri sendiri atau sosialisasi dan sangat bergantung dengan orang lain. A child who is an idiot is so low intellectually that he does not learn to talk and usually does learn to take care of his bodily need oleh Kirk Johnson dalam Mohammad Efendi 2008:90. Jadi, dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita mampu rawat membutuhkan perawatan sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain totally dependent oleh Patton dalam Mohammad Efendi 2008:91 Berdarsarkan klasifikasi anak tuna grahita yang telah dijabarkan dapat di simpulkan bahwa anak tuna grahita dapat di golongkan menjadi anak tuna graita ringan, sedang, berat, sangat berat.

c. Penyebab Kelainan Mental

Hasil research WHO menyebutkan bahwa 30 dari anak keterbelakangan mental disebabkan oleh ketidaknormalan genetik seperti down syndrome, 25 disebabkan oleh cerebrum palsy, 30 disebabkan oleh meningitis dan masalah prenatal sedangkan 15 sisanya belum dapat ditemukan penyebabnya. Sedangkan Grossman dalam Jamila K.A Muhammad 2008:102 memaparkan 9 faktor yang menjadi penyebab timbulnya cacat mental : 1 Penyakit yang disebabkan minuman keras 2 Trauma 3 Metabolisme atau pola makan yang tidak baik 4 Penyakit dalam otak 5 Pengaruh saat masa kehamilan yang tidak diketahui 6 Kromosom yang abnormal 7 Gangguan semasa kehamilan 8 Gangguan psikiatris 9 Pengaruh lingkungan commit to user 11 11 Selain itu etiologi anak tuna grahita dapat berdasarkan kurun waktu terjadinya yaitu dibawa sejak lahir faktor endogen, dan faktor dari luar seperti penyakit atau keadaan lainnya faktor eksogen. Kirk dalam Mohammad Efendi 2006:91 mengemukakan faktor endogen yang menyebabkan ketunagrahitaan yaitu faktor ketidaksempurnaan psikobiologis dalam memindahkan gen Hereditary Transmission of Psycho-biological Insufficiency. Sedangkan faktor eksogen yaitu faktor yang terjadi akibat perubahan patologis dari perkembangan normal. Menurut Davenport dalam Mohammad efendi 2006:91 dilihat dari sisi pertumbuhan dan perkembangannya penyebab tuna grahita adalah : 1 Kelainan atau ketunaan yang timbul pada benih plasma 2 Kelainan atau ketunaan yang dihasilkan selama penyuburan telur 3 Kelainan atau ketunaan yang dikaitkan dengan implantasi 4 Kelainan atau ketunaan yang timbul dalam embrio 5 Kelainan atau ketunaan yang timbul dari luka saat kelahiran 6 Kelainan atau ketunaan yang timbul dalam janin 7 Kelainan atau ketunaan yang timbul pada masa bayi dan masa kanak-kanak Selain sebab-sebab tersebut ketuna grahitaan menurut Kirk Johnson dalam Mohammad efendi 2006:92 dapat disebabkan karena radang otak, gangguan fisiologis, faktor hereditas dan pengaruh kebudayaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Radang otak yaitu kerusakan yang terjadi pada area otak tertentu pada saat lahir. Biasanya radang otak terjadi karena pendarahan otak intracranial haemorhage. Namun, pada kasus yang sangat parah pendarahan dapat disebabkan karena gangguan motorik dan mental. Sebab terjadi pendarahan ini belum diketahui misalkan Hidrochepalon yang diduga karena peradangan otak dimana keadaan seseorang yang menderita Hidrochepalon tengkorak kepalanya membesarbdikarenakan bertambahnya cairan cerebrospinal sehingga terjadi tekanan dan kemunduran fungsi otak. Demikian pula cerebral anoxia yaitu kekurangan oksigen dalam otak dan commit to user 12 12 menyebabkan otak tidak berfungsi dengan baik tanpa adanya oksigen yang cukup. Berikut ini penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang dapat menimbulkan peradangan otak yang kemudian dapat menyebabkan ketuna grahitaan misalnya measles, scarlet fever, meningitis, encephalitis, diphtheria dan cacar. 2 Gangguan fisiologis yang dapat menyebabkan ketunagrahitaan yaitu disebabkan oleh virus yaitu penyakit rubella campak jerman. Virus ini berbahaya pada tri semester pertama saat ibu mengandung. Keadaaan ini dapat menimbulkan dampak ketuna grahitaan terhadap bayi yang dikandung. Selain rubella juga ada bentuk gangguan fisiologis lainnya yaitu rhesus factor, mongoloid penampakan fisik mirip keturunan orang mongol sebagai akibat gangguan genetik, dan cretinisme atau kerdil sebagai akibat gangguan kelenjar teroid. 3 Faktor hereditas yang dapat menyebabkan ketunagrahitaan masih sulit dipastikan karena para ahli pun memiliki formulasi yang berbeda mengenai hal ini. Kirk dalam Mohammad Efendi 2008:93 misalnya berpendapat bahwa 80-90 faktor keturunan menyebabkan ketuna grahitaan. Berikut perbandingan para ahli mengenai kontribusi faktor keturunan terhadap terjadinya tuna grahita : Tabel 2. Perbandingan Para Ahli Mengenai Kontribusi Faktor Keturunan Terhadap Terjadinya Tuna Grahita No Tahun Nama Ahli Presentase 1 1914 Goddard 77 2 1920 Hollingswoth 90 3 1929 Tregold 80 4 1931 Larson 76 5 1934 Doll 30 6 1934 Penros 29 commit to user 13 13 4 Faktor kebudayaan adalah faktor yang berkaitan dengan segenap perikehidupan lingkungan psikososial. Namun, dalam beberapa kurun waktu terdapat kontroversi mengenai kebudayan yang dapat menyebabkan ketuna grahitaan. Dalam satu sisi kebudayaan memang memberikan sumbangan positif dalam membangun kemampuan psikofisik dan psikososial anak secara baik akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika faktor-faktor tersebut tidak berperan baik tidak menutup kemungkinan berpengaruh pada perkembanganan psikofisik dan psikososial anak. Misalkan anak idiot yang ditemukan di hutan Aveyron oleh Itard atau anak yang ditemukan hidup diantara serigala di India seperti yang ditulis Arnold Gesel. Meskipun anak tersebut di rawat dan diberi intervensi pendidikan secara ekstrem tetap saja anak tersebut tidak dapat menjadi manusia normal kembali. 5 Faktor etiologi biomedik. Menurut Kenner faktor etiologi biomedik yang menyebabkan ketuna grahitaan 6,4 akibat trauma lahir dan anoxia prenatal, 35,61 akibat faktor genetik, 6,2 akibat penyakit infeksi prenatal, 5,0 akibat infeksi otak setelah lahir dan 2,0 lainnya adalah lahir prematur. Berikut ini hasil survey yang dilakukan di Inggris dan sebagian negara bagian Amerika yang menunjukkan prevalensi anak tuna grahita berdasarkan tingkat sosial ekonomi dan kebudayaan tempat anak berasal. Tabel 3. Estimasi Anak Tuna Grahita per 1.000 Anak Usia Sekolah di Inggris No Kelas Dalam Masyarakat Mampu Rawat Mampu Latih Mampu Didik Lambat Belajar 1 Rendah 1 4 50 300 2 Menengah 1 4 25 170 3 tinggi 1 4 10 50 commit to user 14 14 Dari tabel estimasi anak tuna grahita per 1000 anak usia sekolah di Inggris diatas dapat diketahui bahwa makin tinggi tingkat sosial seseorang makin tinggi pula kemungkinan layanan kesehatan psikofisik didapat dan dapat dipenuhi dengan baik sehingga dapat menekan tumbuhnya kelainan dalam kecerdasan rendah yang lebih besar faktor eksternal. Berdasarkan hasil penelitian Iman 1990 tentang faktor penyebab ketunagrahitaan terhadap 140 orang siswa SLB Latihan Negeri Yogyakarta sebagai berikut : Tabel 4. Faktor Penyebab Tuna Grahita di SLBN Yogyakarta No Penyebab Frekuensi Persentase 1 Tidak diketahui 17 12,10 2 Kelainan kromosom 14 10,00 3 Waktu hamil ibu sakit 10 7,10 4 Kelainan letak janin 7 5,00 5 Trauma kelahiran 5 3,60 6 Persalinan abnormal 8 5,70 7 Prematuritaskembar 6 4,20 8 Mikrosefal 8 5,70 9 Ensefalitis atau kejang lama 37 26,40 10 Cedera kepala 10 7,10 11 Epilepsi 10 7,10 12 Malnutrisi berat 3 2,20 Pada penelitian Iman 1990 lainnya dalam rangka penjaringan anak berkelainan dari 265 orang anak yang diduga menyandang tunagrahita di wilayah DIY Yogyakarta diperoleh kesimpulan seperti tabel berikut ini : commit to user 15 15 Tabel 5. Faktor yang Diduga Penyebab Tunagrahita di Yogyakarta No Penyebab Frekuensi Persentase 1 Tidak diketahui 133 50,00 Usia ibu 2 - lebih dari 40 tahun 4 1,50 3 - Kurang dari 16 tahun 1 0,40 Selama kehamilan 4 - Ibu jatuh 20 7,60 5 - Ibu sakit 24 9,10 Selama persalinan 6 - Sukarlama 8 3,00 7 - Kembar 4 1,50 8 - Kurang bulan 9 3,40 Sesudah kelahiran 9 - Jatuh cidera kepala 6 2,30 10 - Mikrosefali 2 3,00 11 - Panas tinggi dan kejang 21 7,90 12 - Sakit berat dan lama 23 8,70 13 - Panas tinggi dan tidak sadar 6 2,30 14 - Epilepsy 4 1,50 JUMLAH 265 100,00 Berdasarkan penjelasan penjabaran di atas dapat di simpulkan bahwa penyebab kelainan mental dapat terjadi saat ibu mengandung, saat ibu melahirkan dan saat ibu melahirkan. commit to user 16 16

d. Ciri-ciri Anak Tuna Grahita

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Animasi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Notasi Musik bagi Siswa Kelas VII di SMPN 2 Gunungwungkal Pati Tahun Ajaran 2010 2011

0 13 119

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN MELALUI MEDIA KARTU BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 1C SLB B, C – AUTIS BINA ASIH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 27

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN 1 – 10 MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DEKAK – DEKAK BAGI SISWA KELAS D I SLB – B YPPALB KOTA MAGELANG TAHUN 2010 2011

0 6 75

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SUB POKOK BAHASAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI PERMAINAN DUA WARNA BAGI SISWA KELAS IV SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 78

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MEDIA ANIMASI KANTONG HITUNG SISWA KELAS 1 SEMESTER II SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 142

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBEL DENGAN PEMANFAATAN MACROMEDIA FLASH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2009 / 2010.

0 1 6

PENDAHULUAN Peningkatan Pemahaman Konsep Penjumlahan, Pengurangan, dan Hasil Belajar Tentang Operasi Bilangan Bulat Melalui Pendekatan Sodakom Pada Siswa Kelas III SDN 01 Gebyog, Mojogedang, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010 / 2011.

0 1 7

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SEMESTER 2 DI SLB – C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014 / 2015.

0 0 16

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA FLASH CARD BAGI SISWA KELAS V C 1 SDLB KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013.

0 0 15

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNTUK SISWA TUNAGRAHITA KELAS 1 SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 26