51
Jawaban :
a
b
Gambar 4.5 Jawaban Posstest nomor 2 a siswa yang benar dikelas eksperimen dan b
siswa yang benar di kelas kontrol
Gambar 4.5 menunjukkan jawaban hasil posttest soal nomor 2 pada kedua kelas. Pada jawaban siswa kelas eksperimen pada bagian a siswa sudah
mampu menafsirkan soal dengan benar, siswa ini mampu menerapkan aturan bahwa sebelum mencari luas kain yang dibutuhkan limas harus diketahui
terlebih dahulua tingginya dan kemudian menentukan luas sisi miring. dengan perhitungan yang benar siswa ini dapat menyelesaikan jawaban pertanyaan nomor
2. Sedangkan pada jawaban siswa kelas kontrol pada bagian b siswa juga
52
menjawab dengan benar, siswa ini sudah dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan serta mendapatkan nilai akhir dengan benar, tetapi terdapat
perbedaan di dalam menjawab soal, yaitu pada kelas kontrol tidak mencari tingginya melainkan langsung mendapatkan hasil.
Soal nomor 5: Sinta membeli sebuah kotak maianan kaca yang berbentuk prisma
seperti pada gambar di bawah ini, Sinta ingin memberikan cairan warna di dalam kotak mainannya tersebut jika Diketahui alas sebuah prismanya berbentuk
segitiga sama kaki dengan panjang alas 8 cm dan tinggi 14 cm. jika tinggi prisma 10 cm, hitunglah berapa cairan warna yang diperlukan Sinta
10 cm
14 cm 8 cm
Jawaban :
a
53
b
Gambar 4.6 Jawaban Posstest nomor 5 a siswa yang benar dikelas eksperimen dan b
siswa yang benar di kelas kontrol
Gambar 4.6 menunjukan jawaban hasil posttest seorang siswa dikelas eksperimen dan seorang siswa dikelas kontrol. Pada jawaban siswa kelas
eksperimen pada bagian a siswa sudah mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal dan siswa pun sudah dapat menjawab dengan benar soal
tersebut. sedangkan pada kelas kontrol pada bagian b di atas tampak bahwa siswa sudah mampu menjawab soal dengan benar tetapi pada siswa kelas kontrol
ini tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Secara keseluruhan jawaban pada posttest siswa kelas eksperimen
maupun kelas kontrol sudah banyak yang benar. Dari hasil posttest diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dibangdingkan dengan hasil
belajar siswa di keals kontrol.
D. Proses Pembelajaran di kelas
Kegiatan pembelajaran konvensional berpusat pada guru teacher
centered. Siswa hanya datang, duduk, dengar, catat dan hafal di kelas sehingga pembelajaran berlangsung secara monoton dan kurang mengaktifkan siswa. Selain
itu dalam pembelajaran konvensional guru hanya menitikberatkan pada soal-soal rutin saja sehingga tidak banyak siswa yang paham akan konsep yang diberikan.
Pada penelitian ini diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat adanya perbedaan dari setiap tahap
54
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual strategi REACT, siswa dituntut
mengembangkan proses berfikirnya agar dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
Di awal-awal pembelajaran, kebanyakan siswa terlihat ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan guru, siswa pun masih malu-malu untuk berdiskusi
kelompok oleh temannya. Sehingga pada pembelajaran pertama setiap kelompok saling mengandalkan siswa lain yang lebih pintar untuk menjawab semua soal
atau pertanyaan yang di berikan. Dalam pembelajaran selanjutnya, peneliti selalu memberikan
pengarahan dan motivasi mengenai sikap siswa. Pengarahan dan apersepsi yang dilakukan peneliti mendapat respon positif dari siswa. Respon positif ini terlihat di
pembelajaran-pembelajaran selanjutnya yaitu siswa lebih bebas mengungkapkan gagasannya dalam belajar. Hasil analisa sikap siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan adalah semua siswa setuju bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual strategi
REACT menyenangkan dan lebih memudahkan mereka dalam memahami konsep pembelajaran.
Tahap – tahap yang dilewati dalam pembelajaran kontekstual Strategi
React yaitu : a.
Relating Relating menjadi salah satu cara untuk memicu rasa ingin tahu siswa,
karena pembelajaran diilustrasikan dengan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pada awal pembelajaran, siswa di beri contoh-contoh
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi bangun ruang sisi datar.
b. Experiencing dan Applying
Pada tahap Experiencing dan Applying, siswa diberi kebebasan untuk
mengungkapkan ide-idenya sesuai dengan pemahaman sendiri. Kebebasan yang dimaksudkan adalah siswa diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban
yang menurut mereka benar dan kesimpulan yang diberikan setelah dikemukakannya jawaban tersebut merupakan implikasi dari pertanggungjawaban
55
siswa. Pada tahapan mengalami dan menerapkan pengetahuan ini siswa akan terdorong agar mandiri dalam belajar. Pemahaman yang dimiliki siswa
bergantung pada seberapa besar partisipasi siswa dalam belajar. Semakin aktif siswa dalam pembelajaran akan semakin mudah siswa memahami konsep yang
sedang dipelajari. Pada kelas eksperimen setiap pertemuan siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok tersebut diberikan Lembar Kerja Siswa LKS yang dapat membantu dan mengarahkan siswa untuk memahami,
menyelesaikan permasalahan yang terdapat di dalam LKS tersebut. Ada beberapa langkah dalam mengerjakan LKS tersebut yang harus didiskusikan secara
berkelomopok. Penilaian LKS yang dilakukan secara terbuka melatih siswa dapat
mengevaluasi sendiri proses pembelajaran mereka.sikap tanggung jawab akan sangat berperan dalam pembelajaran dimana siswa dituntut untuk memberikan
jawaban sendiri yang menurut siswa paling tepat meskipun dalam pembelajarannya siswa bebas melakukan
sharing bersama teman satu kelompok. Setiap siswa bertanggung jawab akan kesimpulan yang dibuatnya. Dari hasil
kesimpulan pembelajaran yang dibuat terlihat perbedaan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari. Hal ini memberikan informasi kepad guru
mengenai hasil belajar siswa terhadap konsep yang dipelajari sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan selanjutnya.
c. Cooperating
Tahap cooperating baik saat siswa mengerjakan LKS, maupun dalam
saat diskusi aktif mendorong siswa untuk mengembangankan sikap menghargai, baik menghargai ide-idenya sendiri, maupun menghargai ide siswa-siswa lain.
Banyaknya ide yang muncul akan memberikan makna pembelajaran tersebut bagi siswa. Agar dapat mengerti, siswa harus mencari makna dari sebuah
pembelajaran. Untuk mendapatkan makna pembelajaran, siswa harus mempunyai kesempatan dalam membentuk dan mengajukan pertanyaan. Kesempatan ini
selalu diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung. Masing-masing siswa dapat mengungkapkan pendapat dari berbagai ide yang muncul dari siswa.
56
Pada diskusi kelompok pertama, siswa masih bingung dalam mengerjakan LKS yang diberikan karena mereka belum terbiasa mencari sendiri
informasi yang diberikan dalam soal. Siswa yang pintar pun lebih senang mengerjakan sendiri dan kurang mau bekerja sama dengan anggota lainnya. Akan
tetapi masih ada beberapa siswa dalam kelompoknya yang hanya mengandalkan teman yang pintar, untuk itu peneliti meminta siswa tersebut yang mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya sehingga ada usaha siswa tersebut untuk mau bertanya pada teman yang lebih pintar dalam kelompoknya
Gambar 4.7 Siswa sedang berdiskusi kelompok
Pada saat perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, siswa terlihat masih malu-malu dan masih sulit untuk
menyampaikan kepada siswa lainnya mengenai hasil diskusi kelompoknya, sehingga siswa lain lebih banyak mengobrol dan enggan menanggapi presentasi
temannya. Hal ini disebabkan kebiasaan siswa pada pembelajaran sebelumnya yang berpusat kepada guru, siswa hanya mendengar dan mencatat apa yang ditulis
guru di depan kelas, mengerjakan soal yang mirip dengan contoh dan kurang adanya interaksi antara siswa sehingga mereka belum terbiasa untuk
menyampaikan pendapat ataupun bertanya jika ada penjelasan yang belum dipahami.