Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
10
Aspek kejiwaan ini terdiri dari : Intelegensi siswa merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi
pasangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat keberhasilan siswa ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau
intelegensi IQ. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif. Sikap seseorang
dalam melakukan suatu kegiatan dapat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang dilakukan. Bagaimana seseorang dalam menyikapi semua
kegiatan yang dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap seorang siswa dalam belajar khususnya dalam
pembelajaran matematika harus selalu menyikapinya dengan pemahaman yang positif, karena jika kita menyikapinya dengan sikap yang negatif
akankah tujuan pembealajaran matematika dapat tercapai. Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat
tersebut. Minat atau kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam melakukan suatu kegiatan. Penemuan-penemuan penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah.
Faktor yang kedua adalah faktor eksternal, yaitu faktor yang datangnya dari luar diri siswa, faktor ini meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan sosial yaitu guru, tata tertib sekolah, teman dan lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi motivasi siswa.
Sedangkan faktor lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah, rumah tempat tinggal, keadaan cuaca dan lain-lain.
11
Faktor yang terakhir adalah pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan oleh siswa
dalam menunjang aktifitas dan proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian
rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya perubahan atau pembaharuan, maka pendidikan harus memberikan motivasi yang baik pada anak-anak, sehingga timbul dorongan atau hasrat untuk
belajar dengan baik. Pendidikan hendaknya dapat menyadarkan siswa tentang gunanya belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.
Faktor-faktor eksternal maupun faktor internal yang ada pada diri seseorang sama-sama memberikan pengaruh yang besar. Faktor internal akan
bekerja dengan baik apabila didukung oleh faktor eksternal dan begitu pula sebaliknya. Sebagai contoh seorang siswa mempunyai kemampuan intelektual
yang tinggi didalam belajar disekolah, tidak akan memperoleh hasil belajar yang tinggi apabila cara guru mengajar itu tidak tepat atau kurang menguasai metode
pembelajaran, atau keperibadian guru tidak mencerminkan seorang pendidik atau media pengajaran yang digunakan kurang memadai.
2 Pendekatan Kontekstual Strategi REACT
a.
Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pada umumnya guru Matematika dalam pembelajaran dikelas masih berorientasi pada target penyelesaian sejumlah materi berdasarkan kurikulum
yang diberikan dengan menggunakan pendekatan konvensional teacher centered
yaitu pembelajaran dimana guru lebih banyak menyampaikan informasi dan siswa lebih banyak menerima informasi dari guru. Hal ini menjadikan siswa lebih pasif
dan pembelajaran menjadi kurang bermakna. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh sebagian besar guru, yang
telah digunakan dengan cukup baik pada masa lalu, belum tentu baik untuk masa kini dan kedepan. Guru perlu memperbaiki strategi-strategi pembelajaran yang
selama ini digunakan untuk mencapai hasil yang lebih baik, dan tempat untuk memperbaiki pembelajaran itu yakni guru dapat memulainya di dalam kelas.
12
Salah satu pendekatan yang diperkirakan dapat mencapai pembelajaran bermakna yaitu dengan pembelajaran yang berdasarkan konteks kehidupan
sehari-hari. Pembelajarn konteks yaitu pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. pembelajaran kontekstual bertujuan membantu para siswa
memahami. Para siswa melihat makna pada materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan materi tersebut dengan konteks kehidupan harian
mereka, konteks pribadi, sosial dan budaya mereka.
5
“Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning merupakan konsep belajar yang dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”.
6
Menurut Sanjaya, “Contextual teaching and learning CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa
secara penuh untuk dapat menemukan materi, yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.
7
Pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan
pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,melakukan dan mengalami sendiri. Dengan demikian, maka
pembelajaran tidak hanya dilihat pada hasil akhir produk saja, tetapi lebih dilihat pada prosesnya. Penerapan pembelajaran kontekstual di kelas melibatkan tujuh
utama pembelajaran efektif, yaitu:
5
Dharma Kesuma, Contextual Teaching and Learning.Sebuah panduan awal dalam
pengembangan PBM. Yogyakarta: Diandra Primamitra Media,2010 h.6
6
Rusman, M odel-model pembelajaran: mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta:
Rajagrafindo Persada,2011 h.
7
Wina Sanjaya, staregi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :
Kencana, 2010. h.255
13
1.
Konstruktivisme Constructivism
“Konstruktivisme Constructivism merupakan suatu pengetahuan yang dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas”.
8
Konstruktivisme Constructivism merupakan upaya yang dilakukan
siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Tugas dari guru disini adalah memfasilitasi proses tersebut. Adapun cara-cara yang dilakukannya
antara lain : a
Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
b Memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
sendiri.
c Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam
belajar.
Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan harus dibangun siswa sedikit demi
sedikit yang
hasilnya diperluas
melalui konteks
terbatas. Implementasinya,
pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan
kontekstual dikemas menjadi proses mengkonstruksi, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa membangun pengetahuannya sendiri
melalui keterlibatannya dalam proses pembelajaran aktif. 2.
Menemukan Inquiry
Menemukan Inquiry merupakan bagian inti dari pembelajaran kontekstual.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi merupakan hasil penemuan sendiri. Guru
merancang pembelajaran yang menekankan pada kegiatan menemukan. Menemukan
Inquiry mempunyai siklus yang terdiri dari :
9
a
Observasi Observation
b
Bertanya Questioning
c
Mengajukan dugaan Hyphotesis
d
Pengumpulan data Data Gathering
e
Penyimpulan Conclussion
8
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009, h. 281
9
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, jakarta : Kencana, 2009, h.114
14
3. Bertanya Questioning
Bertanya merupakan ruh dari suatu pembelajaran. Ketika siswa bertanya, guru bisa memperoleh informasi dari siswanya, misalnya
mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi, membangkitkan respon siswa, membimbing dan mengarahkan siswa.
Bertanya bisa dilakukan baik antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Kegiatan bertanya ini dapat ditemukan pada saat siswa
berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemukan kesulitan, ketika mengamati dan sebagainya.
4. Masyarakat Belajar Learning Community
Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman
belajarnya.
10
Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya atau di sekitar sekolahnya.Dengan demikian, masyarakat dapat dijadikan
sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran kontekstual. 5.
Pemodelan Modeling Pemodelan
Modeling pada proses pembelajaran yaitu pengemasan dan penyampaian materi menggunakan alat bantu sehingga dapat lebih
memahami konsep yang diajarkan. Pemodelan disini maksudnya adalah model yang bisa ditiru. Model tersebut bisa berupa cara mengoprasikan
sesuatu, cara melafalkan, contoh karya tulis, cara memanipulasi benda-benda kongkrit, ataupun guru memberikan contoh mengerjakan sesuatu.
6. Refleksi Reflection
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berfikir kebelakang tentang
apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru merupakan
pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada saat refisi ini siswa
10
Masitoh, op. cit, h.283
15
diberi kesempatan
untuk mencerna,
menimbang, membandingkan,
menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri.
11
Refleksi, yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah disampaikan
guru. Siswa mengungkapkan secara lisan atau tulisan, apa yang telah mereka pelajari.
7. Penilaian Sebenarnya Authentic Assessment
Penilaian sebenarnya Authentic Assessment maksudnya adalah
penilaian selama pembelajaran tidak hanya menilai produk yang dihasilkan siswa, akan tetapi guru menilai siswa mulai dari keaktifan siswa selama
pembelajaran hingga hasil belajar yang diperolehnya. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi dan menghargai usaha-usaha yang dilakukan untuk
menghargai siswa dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan guru.