Eksekusi Hak Tanggungan Tinjauan Umum tentang Eksekusi Hak Tanggungan

definitif yang bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa. Kedua, perlindungan hukum represif yang bertujuan menyelesaikan sengketa. 16 Dalam proses pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak bank selaku kreditur kepada debitur, kemungkinan terjadi resiko seperti kemacetan dalam pelunasan hutang oleh debitur sangatlah besar. Sehingga diperlukan jaminan kebendaan yang dipersyaratkan oleh bank kepada debitur guna menjamin pelunasan kredit tersebut. Jaminan yang paling banyak digunakan adalah hak atas tanah, karena nilai atau harganya yang cenderung meningkat.

2. Parate Eksekusi sebagai Perlindungan Hukum

Sebenarnya istilah parate ekskusi secara tersurat tidak pernah tertuang dalam peraturan perundang-undangan. Istilah parate eksekusi sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya secara etimologis berasal dari kata “paraat” dalam bahasa Belanda yang artinya siap ditangan, sehingga parate eksekusi dikatakan sebagai sarana yang siap di tangan. Menurut kamus hukum, parate eksekusi mempunyai arti pelaksanaan yang langsung tanpa melewati proses pengadilan atau hakim. Dalam kamus hukum terbitan Citra Umbara, 2008, parate executie diartikan hak alat-alat perlengkapan administrasi negara untuk melelang harta benda orang yang tidak memenuhi kewajiban hukumnya, mengembalikan hutang, melunasi pajak yang terhutang, dan lain 16 Philipus M. Hadjon, Op.Cit, h. 84 sebagainya, pada waktu yang telah ditetapkan, tanpa diperlukan putusan pengadilan untuk hal-hal tersebut. Dalam Pasal 6 UUHT memberikan kewenangan kepada pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual objek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut, apabila debitur cidera janji. Hal ini disebut dengan parate eksekusi hak tanggungan. Pemegang Hak Tanggungan pertama tidak perlu pula meminta penetapan Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk melakukan eksekusi Hak Tanggungan yang dijadikan jaminan tersebut. Pemegang Hak Tanggungan pertama cukup mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelelangan Umum KKPU dalam rangka mengeksekusi objek Hak Tanggungan yang telah dijadikan jaminan oleh debitur. Oleh karena kewenangan pemegang Hak Tanggungan pertama merupakan kewenangan yang diberikan oleh undang-undang, maka Kepala Kantor Lelang Negara harus menghormati dan mematuhi kewenangan tersebut. Perlindungan hukum yang diberikan kepada kreditur menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan adalah: 1. Memberikan kedudukan yang diutamakan droit de preference, 2. Hak Tanggungan tidak dapat dibagi-bagi, 3. Kreditur berhak melakukan eksekusi Hak Tanggungan, 4. Harus ada janji-janji yang wajib dicantumkan dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT, 5. Hak Tanggungan selalu mengikuti objek jaminan dalam tangan siapapun droit de suite, 6. Pemberian Hak Tanggungan dilakukan dengan Akta Otentik. Dari uraian di atas perlindungan hukum yang diberikan kepada kreditur adalah dengan menggunakan perlindungan hukum yang represif, karena bertujuan untuk menyelesaikan sengketa antara kreditur dan debitur jika terjadi kredit macet.