Objek dan Subjek Hak Tanggungan

Pemberian Hak Tanggungan dilakukan di kantor PPAT dengan dibuatnya APHT oleh pejabat tersebut, yang bentuk dan isinya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997. Dalam surat Al – Baqoroh ayat 282, disebutkan mengenai pencatatan utang piutang yang terjadi. Dalam hal Hak Tanggungan, pencatatan APHT oleh PPAT harus dicatatkan. “Hai orang-orang yang beriman Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berhutang itu mendiktekan, dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah keadaannya, atau dia sendiri tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekan dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. Jika tak ada dua orang lelaki, maka boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi- saksi yang kamu sukai dari para saksi yang ada, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak memberi keterangan apabila mereka dipanggil. Dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menulisnya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian, maka sungguh, hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarkanmu, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” ُ بتْكاف ىّمسم ُ جأ ى إ ُ نْي ب ُْمتْ يا ت ا إ ا مآ ُني ّ ا ا ّيأ اي “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” Al-Baqarah: 282 Inilah prinsip umum yang hendak ditetapkan. Maka menulis ini merupakan sesuatu yang diwajibkan dengan nash, tidak dibiarkan manusia memilihnya untuk melakukannya atau tidak melakukannya pada waktu melakukan transaski secara bertempo utang-piutang, karena suatu hikmah yang akan dijelaskan pada akhir nash. 8 Begitu juga dengan Pemberian Hak Tanggungan yang menyangkut tentang sebuah perjanjian utang-piutang di mana sebelumnya didahului dengan janji untuk memberikan Hak Tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu yang dituangkan dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT. ُ ْ عْ اب ُ بتاك ُْم ْيب ُْبتْ يْ “Hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.” Ini merupakan tugas bagi orang yang menulis utang-piutang itu sebagai sekretaris, bukan pihak-pihak yang melakukan transaksi. Hikmah mengundang pihak ketiga, bukan salah satu dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi, ialah agar lebih berhati-hati. Juru tulis ini diperintahkan menulisnya dengan adil dan benar, tidak boleh condong kepada salah satu pihak, dan tidak boleh mengurangi atau menambahkan sesuatu dalam teks yang disepakati itu. 9 Begitu juga dengan Pemberian Hak Tanggungan, Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT ini dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang berwenang dan ditunjuk. 8 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan Al-Qur’an Surah Al Fatihah – Al Baqarah, Penerjemah Drs. As’ad Yasin, dkk Jakarta: Gema Insani, 2008, h. 391 9 Ibid