Fungsi Permintaan Pariwisata Sinergisitas Perikanan Tangkap Dengan Pariwisata Bahari Di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

5.3 Fungsi Permintaan Pariwisata

Permintaan wisata Q berdasarkan pendekatan individu ke Palabuhanratu menggambarkan tingkat kepuasan wisatawan terhadap obyek wisata di Palabuhanratu. Permintaan wisata di Palabuhanratu diperoleh dengan meregresikan lima variabel, yaitu biaya perjalanan selama melakukan wisata X 1 , tingkat pendapatan pengunjung X 2 , nilai waktu selama melakukan wisata X 3 , biaya perjalanan ke obyek wisata lain X 4 , persepsi dan apresiasi terhadap obyek wisata di Palabuhanratu X 5 . Hasil analisis regresi disajikan pada Tabel 36. Tabel 36 Koefisien regresi variabel model permintaan pariwisata No Variabel Coefficients Standard Error P-value 1 Intercept 0,1499 3,5922 0,9670 2 lnX 1 -0,4393 0,2102 0,0474 3 lnX 2 0,2492 0,3563 0,4911 4 lnX 3 0,0039 0,1503 0,9797 5 lnX 4 0,1764 0,1543 0,2641 6 lnX 5 0,3224 0,8621 0,7117 Sumber: Diolah Lampiran 9 Keterangan: R Square = 0,2000 Adjusted R Square = 0,0307 Standard Error = 0,6292 F hitung = 1,1836 F tebel = 0,3464 : Nyata pada selang kepercayaan 95 : Nyata pada selang kepercayaan 70 Pada Tabel 36 dapat diketahui nilai koefisien regresi dari variabel-variabel penduga yang diduga mempengaruhi permintaan pariwisata di Palabuhanratu. Berdasarkan nilai koefisien regresi tersebut dapat dibuat persamaan permintaan pariwisata sebagai berikut : lnQ = 0,1499 - 0,4393lnX 1 + 0,2495lnX 2 + 0,0039lnX 3 + 0,1764lnX 4 + 0,3224lnX 5 atau: Q = 1,1618 X 1 - 0,4393 X 2 0,2495 X 3 0,0039 X 4 0,1764 X 5 0,3224 Berdasarkan hasil pendugaan koefisien regresi diketahui nilai R square R 2 sebesar 0,2 yang mengindikasikan bahwa permintaan wisata di Palabuhanratu dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang termasuk dalam model sebesar 20 dan sisanya sebesar 80 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam model dugaan. Adjusted R square sebesar 0,0307 menjelaskan bahwa hubungan antara permintaan pariwisata dengan variabel-variabel yang digunakan adalah positif. Nilai standar error sebesar 0,6292 merupakan nilai galat baku dari model secara keseluruhan yang menunjukkan adanya kemungkinan bias pada nilai dari model yang diduga sebesar 0,6292. Koefisien regresi variabel biaya perjalanan X 1 bertanda negatif yang menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya perjalanan akan mengurangi tingkat kunjungan wisata. Koefisien regresi variabel tingkat pendapatan pengunjung X 2 , nilai waktu selama melakukan wisata X 3 , biaya perjalanan ke obyek wisata lain X 4 , persepsi dan apresiasi terhadap obyek wisata di Palabuhanratu X 5 mempunyai koefisien regresi bertanda positif yang menunjukkan bahwa peningkatan variabel-variabel tersebut berbanding lurus dengan peningkatan tingkat kunjungan wisata, begitu pun sebaliknya penurunan setiap variabel tersebut akan menurunkan tingkat kunjungan wisata. Nilai koefisien regresi variabel X 4 bertanda positif, karena dalam hal ini obyek wisata lain bersifat sebagai komplemen atau pelengkap. Hal ini terjadi karena obyek wisata di Palabuhanratu berdekatan dengan obyek wisata lain, seperti obyek wisata pantai di Kecamatan Cikakak dan Cisolok, serta obyek wisata Cipanas di Kecamatan Cisolok, sehingga wisatawan yang melakukan kunjungan ke obyek wisata tersebut biasanya melakukan kunjungan juga ke Palabuhanratu. Nilai P value variabel biaya perjalanan X 1 adalah 0,0474 yang menyatakan bahwa biaya perjalanan berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 terhadap permintaan pariwisata. Variabel biaya perjalanan ke obyek wisata lain X 4 memiliki nilai P value sebesar 0,2641 yang menunjukkan bahwa biaya perjalanan ke obyek wisata lain berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 70 terhadap permintaan pariwisata. Untuk variabel tingkat pendapatan pengunjung X 2 , nilai waktu selama melakukan wisata X 3 dan persepsi dan apresiasi terhadap obyek wisata di Palabuhanratu X 5 berdasarkan nilai P value tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel terhadap permintaan pariwisata secara bersamaan. Nilai F hitung sebesar 1,1836 lebih besar dibandingkan nilai F tabel sebesar 0,3464, sehingga dapat disimpulkan semua variabel-variabel penduga yang digunakan secara bersamaan memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan pariwisata pada selang kepercayaan 95. Fungsi permintaan pariwisata di atas kemudian ditransformasikan ke dalam fungsi permintaan asal, yaitu permintaan suatu komoditas dipengaruhi oleh harga komoditas itu sendiri dengan faktor lain diasumsikan tetap cateris paribus. Hasil transformasi tersebut menjadi persamaan sebagai berikut: atau Nilai koefisien variabel biaya perjalanan dari fungsi permintaan di atas yaitu sebesar 0,4393. Nilai ini menunjukkan bahwa elastisitas permintaan pariwisata di Palabuhanratu sebesar 43,93 atau bersifat inelastis, sehingga peningkatan atau penurunan yang terjadi pada biaya perjalanan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap permintaan pariwisata. Grafik persamaan di atas digambarkan dalam Gambar 32. Gambar 32 Kurva permintaan pariwisata.

5.4 Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi Obyek Wisata